36.Hukum kekekalan hati

635 60 3
                                    

⚠️Aku bener2 rekomendasiin kalian buat denger lagu di atas, setiap liriknya ngena bgt sma bab ini apa lgi pas lirik, dibagian yang:

"Dan kau harus temukan sebuah cinta yang pasti yang tak seperti aku yang jauh dari harapanmu." -Last Child:'

" -Last Child:'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36.Hukum kekekalan hati

Xabiru selalu merasa jadi manusia paling beruntung semuka bumi saat berada di dekat Rai, manusia paling bahagia saat bisa jatuh dalam dekapan gadis itu dan berakhir jadi manusia yang paling hancur saat itu semua sudah jadi ilusi.

"Gue selalu ngerasa gagal dalam segala hal gess, bahkan buat jadi diri sendiri pun gue gagal," kata Xabiru parau, ia tengah ada dalam pengaruh alkohol.

"Semua orang pasti pernah ada di fase  itu ru, lo pikir gue berhasil? nggak. Kita semua maksain," balas Geisha menegak botol alkoholnya. Kedua manusia ini ada di kamar hotel, bersandar pada punggung ranjang.

"Gue nggak punya siapa-siapa ru, di bumi yang penduduknya bemiliyar-miliyar gue selalu ngerasa sendiri," lanjut Geisha lalu tersenyum kecut.

Terus saja kedunya sama-sama mencurahkan isi hati sampai tengah malam tiba. Tubuh Xabiru kembali bergetar dengan wajah yang pucat.

"Gess, sakit," ucap Xabiru tercekat. Getaran tangannya semakin bertambah.

Melihat wajah malang Xabiru air mata Geisha dengan mudah luruh. "Ru udah ya? lo nggak bisa terus-terusan gini."

"Tapi ini yang daddy mau gess."

"Ru kenapa sih?" Geisha mengusap air matanya kasar. "Kenapa ada orang sebajingan ayah lo?"

Xabiru menjawab patah-patah, nafasnya menderu lebih cepat. "Daddy hebat gess, cuma dia yang bisa bikin luka sehebat ini."

Geisha menunduk diam. Sekali lagi Xabiru berucap lirih. "Gess, sakit...."

*******

Beberapa Minggu lagi akan ujian ke lulusan, Rai terlihat semakin sibuk memantapkan nilai-nilai untuk masuk ke perguruan tinggi impiannya.

Bu Desi tersenyum hangat pada Rai, mengusap pundak sambil berkata, "Ra semoga nanti dapet suami yang baik ya."

Rai terperajat oleh ucapan gamblang tersebut, tidak lama ia balas tersenyum. "Aamiin, Bu."

"Makasih Ra udah mau bantu rekap nilai," kata Bu Desi bernada ramah. Rai jawab sama-sama sambil coba bangkit untuk keluar kantor sebab ini sudah jam istirahat.

Di tengah jalan ia berpapasan dengan Pak Wendi, membicarakan hal yang cukup serius bagi Rai. "Kehitung tiga hari sama hari ini biru nggak masuk tanpa alasan yang jelas Ra, bapak kira kamu tau dia kemana?"

Kepala Rai menggeleng kukuh. "Iya sih, Ra juga udah beberapa hari nggak liat."

"Kamu sama dua temennya bapak perhatiin udah nggak deket biru lagi ya, Ra? Zergan sana Calvin juga bapak tanya geleng-geleng kepala, nggak tau," ucap Pak Wendi bertanya serius. Rai membuang nafas panjang, raut wajah sedih Rai sudah menjawab 'iya' untuk pertanyaan bapak.

XABIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang