Toxic [14]

9.3K 1K 25
                                    

Waktu terus berjalan. Meninggalkan beberapa keping kejadian yang telah lalu, mengganti kejadian itu dengan yang baru. Meski begitu, puing kejadian lalu itu, tak dapat dilupakan begitu saja oleh para manusia. Mereka harus tetap mengingat, mengenang, agar memori tersebut selalu terpatri dalam pikiran serta hati masing-masing.

Seperti halnya Rachel yang hingga kini masih mengingat bagaimana Jeno meminta maaf padanya, setelah sore itu mengatakan hal yang membuat ia sedikit sakit hati. Jeno bahkan sampai berkaca-kaca saat meminta maaf. Membuat Rachel malah menangis, merasa bersalah juga sih karena sudah berteriak pada Jeno. Padahal setelah ia pikir lagi, Jeno memang hanya mengutarakan pendapatnya.

Sudah selang satu bulan sejak sore penuh drama itu— dimana ia, Yeji, dan Jeno ngerumpi soal Mark, dan kini semua berjalan seperti biasa. Ia dan Mark semakin jarang bertemu. Keduanya sibuk dengan materi-materi ujian yang sudah di depan mata. Waktu satu bulan itu bukanlah waktu yang lama. Maka dari itu, mereka berdua, juga para murid lain lebih giat lagi dalam menyiapkan segala keperluan.

"Udah hafal nama latinnya?"

Rachel mendongak, menatap Yuta yang berdiri di sebrang meja, meletakkan ponsel juga beberapa buku. Ah iya, Rachel memang sempat curhat pada Yuta soal kesulitannya dalam menghafal nama latin dari tumbuh-tumbuhan juga anatomi tubuh.

Mengangguk semangat, Rachel menunjuk selembar kertas yang berisi tulisannya. "Semalem gue nulis ini, tanpa liat buku!"

Yuta tersenyum senang, "widih mantap!"

Rachel tertawa, melirik buku paket Sejarah yang dibawa Yuta, "lo sendiri gimana? Udah hapal sama silsilah kerajaan yang waktu itu?"

"Belum, susah Chel. Nama rajanya juga hampir sama semua, otak gua mana kuat sih," jawab Yuta. Siswa itu mulai membuka buku paket yang lumayan tebal untuk dibaca.

"Nggak papa, Yut. Lo nanti juga pasti hapal sama silsilahnya. Semua itu ada prosesnya, jadi lo jangan pernah khawatir, ya!" Rachel mengepalkan tangan, bermaksud memberi Yuta semangat.

"Siap, Ibu Negara!" Yuta tertawa.

"Btw, lo hari ini ada les?" Lanjutnya.

Rachel mengangguk, "ada. Lo juga ada kan?"

Gantian Yuta yang mengangguk, "kayaknya karena minggu ini minggu terakhir buat les, makanya kelas 12 jadi masuk semua."

Rachel mengangguk-angguk paham. Semua kelas, itu artinya kelas IPA dengan IPS memiliki jadwal yang sama. Dan juga, ia dan Mark memiliki jadwal yang sama selama satu minggu ini.

"Chel,"

Suara berat bernada datar itu terdengar. Membuat Rachel dan Yuta menoleh seketika. Mendapati pacar Rachel yang melirik Yuta dengan tajam. Lalu beralih menatap Rachel dengan sama tajamnya pula. Ya, siapa lagi kalau bukan....

"Mark,"

Yang dipanggil hanya membalas dengan tatapan datar nan tajam.

"Bisa ngomong bentar?" Mark akhirnya bersuara, menatap Rachel dengan tatapan teduh— itu hanya perasaan Rachel saja sih sebenarnya.

"Apa? Gue lagi belajar," balas Rachel sinis.

Mark menautkan alis, sedikit tidak terima dengan jawaban gadis itu. Padahal sedari tadi, ia melihat jika Rachel tengah mengobrol dengan Yuta. Malah sesekali mereka tertawa, terlihat seru. Dan ia tentu saja tidak terima!

"Ikut gue," Mark kembali berujar. Membuat Rachel mengernyit bingung.

"Ngapain? Gue lagi bela—"

"Ikut gue sekarang atau Yuta gue hajar?" tanya Mark, dengan nada penuh tekanan juga ancaman. Mata hitamnya menatap Rachel tajam.

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Onde histórias criam vida. Descubra agora