Toxic [03]

13.6K 1.4K 14
                                    


"Chel,"

"Ya?"

Yuta menarik tas punggung Rachel. Sehingga gadis itu menjauh dari tetesan air. Sore ini memang hujan. Dan Rachel yang tengah mengikuti rapat pengurus klub sepak bola pun terpaksa menunggu hujan reda agar bisa pulang.

Terhitung, ini sudah kali ketiga klub sepak bola mengadakan rapat bersama. Klub sepak bola putra dan putri di gabung menjadi satu untuk membahas perihal pergantian anggota. Padahal biasanya selalu mengadakan rapat terpisah.

Berhubung Yuta dan Rachel sama-sama ketua klub— yang mana selalu pulang paling akhir— mereka pun memutuskan untuk meneduh bersama di koridor depan.

Yuta menghela napas, "sebelumnya, sorry kalo gue agak ikut campur,"

Rachel mengernyit. Sepertinya ia mengerti akan kemana arah pembicaraan Yuta.

"Sebenernya, lo sama Mark masih pacaran nggak sih?"

Sudah Rachel duga.

"Gue liat, Mark sama Lia mulu perasaan."

Rachel sudah menduga ini, karena beberapa menit lalu, ia melihat Mark pulang bersama Lia. Mark memakai mobil hari ini, jadi dengan itu tak mungkin membuat keduanya— Mark dan Lia kehujanan. Mark dan Rachel sendiri sempat bertukar pandang. Namun tak ada hal yang lebih. Mark dengan mata datarnya, dan Rachel dengan mata datarnya pula.

"Pacaran kali," sahut Rachel acuh. Ia kembali melangkah maju, lalu menengadahkan tangannya di bawah guyuran air hujan dari atap koridor.

"Kan lo pacarnya," suara Yuta terdengar dari samping.

Rachel menoleh lalu membulatkan bibir, "oh iya."

Yuta melirik Rachel sekilas, lalu mendengus setelahnya.

Sungguhan dan bukan main-main. Yuta sangat heran dengan pasangan ini; Mark dan Rachel. Keduanya hampir tak pernah bertegur sapa meski memiliki status 'berpacaran'. Yuta juga berkali-kali melihat Rachel yang memergoki Mark dengan Lia. Dan Rachel hanya diam. Mark pun sama, hanya diam saja tanpa berniat menjelaskan atau sekadar menyapa sang kekasih.

Yuta sungguh tak mengerti.

Maksudnya, jika mereka memang tak memiliki rasa cinta— atau setidaknya rasa suka terhadap masing-masing, kenapa mereka masih melanjutkan ini? Kenapa mereka tidak putus hubungan saja? Iya, kan? Daripada harus terus-menerus menyakiti seperti ini, lebih baik putus saja.

Yuta tersentak saat merasakan tangan dingin mengenai tangannya. Ia menoleh ke arah Rachel, lalu melirik tangan gadis itu yang bertengger di lengannya.

"Gue balik duluan," gadis itu menunjuk mobil hitam yang terparkir di depan mereka dengan dagu nya.

Oh, mobil Mark?

Yuta mengangguk, "o–oh. Iya, lo hati-hati."

Rachel mengangguk. Sudah akan melangkah, tetapi kembali berhenti dan berbalik. Ia membuka tas, mengeluarkan buku bersampul biru yang merupakan buku rekap data dari klub sepak bola mereka. Lalu menuliskan sesuatu di sana.

"Ini, lo bawa ya. Gue takut buku nya kenapa-kenapa." Rachel berujar cepat.

Yuta mengangguk terbata.

"Di halaman depan, gue nulis rekapan nama dari anggota yang bakal netep buat bantu anggota baru. Gue harap lo baca itu sekarang." Lanjut Rachel yang lagi-lagi hanya di angguki oleh Yuta.

"Dan satu lagi, gue minta tolong sama lo," Yuta kembali merasakan tangan dingin itu menyentuh— ah tidak, menggenggam langannya.

Ia langsung menatap manik Rachel.

"Minta tolong ap—"

"Masih kurang lama?"

Yuta bisa merasakan genggaman Rachel menguat.

Tangan Rachel yang lain, di tarik oleh Mark. Tapi entahlah, Yuta malah melihat jika Mark tengah menyengkeram tangan Rachel sekarang.

Dan ya, Yuta kembali melihat bagaimana Mark menyentak tangan itu lalu mendorong Rachel untuk masuk ke mobil. Di kursi samping kemudi, tepatnya.

Yuta pun melihat bagaimana Mark melempar tatapan benci kepadanya, lalu menutup pintu dengan kasar dan melaju dengan cepat.

Yuta merasa ada yang tidak beres.

Beberapa detik berlalu, dan Yuta teringat dengan pesan Rachel bahwa ia telah menulis beberapa nama di halaman depan buku. Yuta bergerak cepat, ia membuka halaman terdepan.

'Gue mohon, telpon gue setelah 10 menit gue pergi dari sekolah. CUKUP TELPON DAN JANGAN NYARI GUE'

Dengan itu, Yuta semakin yakin jika memang ada hal yang tak beres antara Rachel dan Mark.

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant