Toxic [08]

10.5K 1.1K 62
                                    

Rachel
Mark, jemput gue jam 5.

Mark membaca pesan dari Rachel. Memastikan jika ia memang tak salah membaca jam yang gadis itu tulis. Saat ini, ia tengah berada di restoran cepat saji bersama Lia. Menemani gadis itu makan setelah berjalan-jalan sebentar habis pulang sekolah tadi. Jam menunjukkan pukul 4:50 sore, dan Mark sudah bersiap untuk mengantar Lia pulang.

"Siapa?"

Mark menoleh, memasukkan ponselnya ke saku jaket, "bukan siapa-siapa. Yuk,"

Lia mengangguk-angguk, lalu memasang sabuk pengaman miliknya. Dan setelah itu, Mark langsung tancap gas meninggalkan parkiran resto.

15 menit, mereka sampai di rumah Lia. Gadis itu turun, sempat berbincang dengan Mark dan menawari Mark untuk mampir tetapi di tolak oleh pemuda itu.

Setelah Lia masuk ke rumah, Mark kembali menjalankan mobilnya menuju sekolah. Menjemput Rachel yang mungkin saja sudah menunggu nya. Membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai karena jarak rumah Lia dengan sekolah itu lumayan jauh. Jadi jika di total, Mark telah menghabiskan 35 menit saat ini.

Mobil Mark masuk ke parkiran. Masih ada beberapa mobil juga motor yang Mark tebak sebagai milik para guru dan mungkin murid yang mengambil les atau ekskul. Menutup pintu mobil keras, kaki panjangnya melangkah menuju lapangan. Tempat dimana Rachel berlatih.

Benar dugaannya, lapangan masih ramai oleh anak-anak klub sepak bola. Mark bisa melihat Rachel yang berlari-lari sembari menggiring bola, lincah sekali melewati para lawannya. Lalu saat gol, gadis itu berpelukan dengan anggota tim.

Selang 10 menit, mereka bubar. Latihan selesai karena waktu sudah beranjak senja. Mark berjalan mendekat kearah Rachel yang sibuk mengumpulkan bola ke tempatnya. Ia bersandar di tiang gawang, mengamati sang gadis yang dibantu oleh beberapa teman dan juga... Yuta.

Serius, Mark rasanya ingin menendang laki-laki itu saat ini juga. Namun ia urungkan niat tersebut demi menjaga nama baiknya sebagai kapten basket sekolah.

"Chel," Begitu panggilnya saat melihat Rachel telah menggendong tas. Gadis itu menoleh, membelalak terkejut sebelum akhirnya berlari kecil kearahnya berdiri.

"Udah lama?" Mark mengangguki pertanyaan Rachel.

"Sorry, tadi agak ngaret karena Pak Johnny ngasih hukuman." Rachel mengeluarkan air minum dari tas, "minum dulu nih,"

Mark menerima botol itu, membuka, dan menenggaknya hingga tandas. Kebetulan sekali ia juga haus.

"Udah makan?"

"Udah sama Lia."

Rachel mengangguk-angguk, lalu kembali memasukkan botol minum itu ke dalam tas nya.

***

Mereka sampai di parkiran yang sepi. Mark masuk, dan Rachel ikut masuk, duduk di kursi samping kemudi. Rachel memasang sabuk pengaman, lalu mengeluarkan ponsel dari saku nya. Sementara Mark, sibuk melepas jaket hingga menyisakan kemeja sekolahnya yang sedikit kusut.

"Mark," Rachel mengulum bibirnya saat melihat foto Mark terpampang di beranda instagram miliknya. Foto Mark yang di posting oleh Lia, keduanya tampak berada di restoran.

"Hm,"

Rachel menekan tombol home agar Mark tak melihat apa yang ia lihat. "Gue boleh minta sesuatu?"

"Apa?"

"Bisa jauhin Lia?" Mark sontak menoleh, menatap tak suka pada Rachel.

"Maksud gue, lo jangan terlalu deket sama dia." Rachel melanjutkan.

Mark berdecak sebal. Mulai menekan tuas gas dan menjalankan mobilnya. "Kenapa sih? Gue sama Lia nggak ada apa! Lo jangan ngatur!"

Rachel menghela napas, susah ya berbicara dengan Mark. Keras kepala, emosi labil, tak mau di atur, dan malah suka mengatur. Ia lelah jika terus-terusan di kekang oleh Mark, ia lelah sungguh. Namun Mark sendiri tak mau jika diatur sedikit oleh Rachel.

"Gue sama Lia cuma temen."

Rachel tersenyum getir. Okay, Rachel berusaha untuk percaya jika Mark dengan Lia hanya berteman. Meski Rachel sendiri pernah melihat keduanya pernah hampir berciuman di dekat gudang.

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Where stories live. Discover now