Toxic [25]

6.4K 614 25
                                    

⚠ kissing scene, 15+ content ⚠







"Gue ke kamar mandi dulu." Pamit Mark.

Mata bulat Rachel mengikuti langkah Mark hingga anak itu menghilang dari pandangannya. Ia menghembuskan napas lega, menepuk dadanya beberapa kali karena sebelumnya ia tak bisa bernapas dengan leluasa. Ia lalu dengan cepat meraih ponselnya untuk mengabari Yeji.

Sembari menunggu panggilannya di terima, matanya menyisir meja kecil di ruang tamu apartemen Mark ini. Dua kaleng cola, dua cup mie instan, dan satu botol bir itu terpampang cuma-cuma di sana. Juga jangan lupakan televisi di depan yang menampilkan tayangan kartun spons kuning, yang sejak mereka duduk tadi di pilih oleh Mark sebagai tontonan mereka.

Sedikit menggelikan mengingat Mark itu selalu bersikap dingin, tapi ternyata malah menyukai kartun semacam ini.

Setelah mereka masuk apartemen Mark, si pemilik itu langsung memeluk Rachel erat. Menghantarkan rasa terkejut Rachel melonjak ke kepala, membuatnya hanya terdiam kaku dalam pelukan Mark. Lidahnya kelu bahkan untuk sekadar bertanya apa dan mengapa.

Pelukan erat itu berlangsung selama hampir satu menit. Dan satu menit itu pula Rachel hanya terdiam mencerna semua yang Mark lakukan.

Rachel juga tak sempat bertanya karena Mark langsung heboh sendiri setelah memeluknya erat. Berkata bahwa ia lapar lah, ingin makan tapi tidak mau makan makanan berat lah, inginnya makan tumis daging buatan Rachel tapi tidak mau menunggu lama lah. Hah... banyak mau.

Dan begitulah mereka berakhir dengan semua makanan di meja ini.

"Halo, Rachel? Astaga, lo dimana sekarang? Perlu gue susul atau—"

"Ssst!" Rachel menyela ucapan Yeji. Dalam hati mencibir sikap orang-orang di sekitarnya yang mendadak menjadi super heboh. Tidak Yeji, tidak Donghyuck, tidak Mark, sama saja hebohnya.

"Gue ada di apart Mark, Ji. Tapi bentar, gue masih speechless." Ujarnya pelan, takut-takut jika Mark tiba dan mendengar obrolannya.

"Hah kenapa? Jangan-jangan Mark ngapa-ngapain lo ya makanya lo sampe speechless? Wah si Mark emang ya minta gue penggal!" Sahut Yeji dengan menggebu-gebu.

Ingin rasanya Rachel menimpuk kepala pintar Yeji dengan buku paket Kimia yang tebalnya minta ampun itu.

"Duh, pikiran lo jelek banget sih sama Mark?" Ujarnya. Ia tak membiarkan Yeji untuk menyahut karena ia sudah kembali berucap.

"Mark nyium gue, um, dibibir. Sebelumnya gue sama dia cuma ciuman sekilas doang, cu–cuma nempel. Tapi tadi, Mark..." Rachel menjeda ucapannya, memilih kata yang pas untuk ia ceritakan pada Yeji.

Namun sayang, sebelum ia melanjutkan Yeji sudah lebih dulu berteriak nyaring.

"Aaaa!!!"

"Wah kalo ini mah Mark emang minta di penggal sih," Yeji melanjutkan.

"Kok minta di penggal?"

"Meresahkan! Nggak baik banget buat jantung, hadeh."

Rachel terkekeh, "kalo Jeno meresahkan juga nggak?"

"Kok jadi Jeno?"

"Maksud gue, Jeno pernah nyium lo kaya Mark nyium gue nggak?"

"RACHEL LO GUE PENGGAL YA NANYA BEGITUAN!" Yeji berseru heboh.

Rachel tertawa pelan menanggapi itu, "beneran, Yeji, gue nanya beneran ini."

Yeji nampak berdehem, lalu menjawab Rachel dengan lebih serius. "Ya pernah sih, sering malahan."

"Gimana?"

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang