Toxic [36]

6K 605 128
                                    

⚠ 17+ contents, violence, harsh words, sexual harassment

4k words more




"LEPASIN GUE!"

Entah sudah berapa kali Rachel menyuarakan itu. Yang pasti, ia sudah mulai merasa lelah. Sedari tadi terus berteriak, terus memberontak dengan memukuli kaca mobil Mark tetapi tetap tak membuahkan hasil. Minimal jika kaca itu pecah, ia bisa berteriak meminta pertolongan orang di luar sana. Namun sayang, kaca mobil itu bahkan hanya retak setelah ia pukul berkali-kali. Sial!

"Lo kenapa sih, Mark? Kenapa lo nyulik gue kaya gini, hah?!" Sampai sudah pada titik habis kesabarannya, ia menyalak pada Mark.

Namun pemuda itu hanya terdiam. Mengabaikan Rachel yang mengerang frustasi di belakangnya. Bahkan saat lengannya ditarik oleh Rachel pun tak ads respon darinya selain mendengus belaka.

Rachel kemudian menabrakkan punggungnya ke kursi. Sudah mulai pusing memikirkan bagaimana agar ia dapat keluar, sebab segala cara sudah tunaikan. Mulai dari berteriak kencang di sisi telinga Mark, mendorong kepala Mark ke depan supaya terkantuk stir mobil, menendang pintu mobil dengan kedua kaki, kemudian menonjok kaca mobil yang malah membuat buku jarinya terasa ngilu. Ia sudah mencoba semua itu, tetapi gagal. Mark tidak menggubrisnya, pemuda itu benar-benar hanya fokus pada jalanan di depan.

"Ah, sampe,"

Suara berat itu mengembalikan Rachel kembali ke alam sadarnya. Gadis itu melotot begitu melihat Mark menoleh ke belakang, menatapnya dengan senyuman lebar yang— uh lebih mirip seperti seringai.

Rachel meneguk ludah, sebelumnya ia belum pernah mendapati Mark seperti ini.

Setelah melempar seringainya pada Rachel, Mark membuka pintu mobil. Berjalan memutar, kemudian dalam hitungan detik pintu di samping Rachel terbuka. Mark masuk, meraih bahunya lalu memerangkap ia dalam lengan Mark yang di lingkarkan ke leher.

"Argh! Lepasin gue, Mark!" Teriak Rachel, mulai memberontak dengan menarik-narik tangan besar itu untuk menjauh dari lehernya.

"Ssst, jangan berisik, Rachel,"

Mark mengeratkan lengannya, membawa Rachel mendekat. Punggung gadis itu menempel pada tubuh bagian depannya— ya meski sebenarnya masih terhalang oleh tas yang dikenakan gadis itu. Hal ini makin membuat Rachel memberontak, tapi ia dengan cepat menahan kedua tangan gadis itu dengan sebelah tangan. Ah, ini perkara mudah bagi Mark. Memerangkap kedua tangan Rachel dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain menahan bahu sehingga Rachel tak dapat berkutik. Sangat mudah.

"AKH! SIALAN! LEP— !"

Teriakannya terhenti, tertahan di ujung tenggorokan sebab Mark membungkamnya dengan menempelkan bibir mereka. Rachel memejamkan mata, merasakan sesak di leher karena Mark makin mengeratkan tangannya di sana. Ia tak dapat berkutik.

"Eummh— akh!" Rachel memekik ketika ciuman Mark semakin menjadi. Laki-laki itu menggigit bibir bawahnya, memaksanya untuk membuka mulut. Ia mengatupkan belah bibir, makin mengeratkan pejaman mata. Lehernya sudah mulai pegal sebab terus menoleh ke arah kiri.

"Aaakk!" Pekiknya, Mark kembali menggigit bibirnya dengan lebih keras. Ia membelalak, menyadari keadaan mereka kini. Karena hey! Mereka berdua tengah berada di basement, tempat parkir di apartemen Mark. Sekarang memang sepi, tapi nanti bisa saja seseorang datang dan memergoki mereka kan?

Tak mau membuat kegaduhan dan mungkin akan berakhir membuat seseorang untuk datang, Rachel memilih pasrah. Ia memejamkan matanya saat lidah panas milik pemuda itu menerobos masuk, menyapu habis deretan gigi dan langit-langit mulutnya.

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang