Toxic [06]

12.3K 1.1K 17
                                    


Pluk

"Lo dari mana aja anjir kemarin? Sampe nggak jawab telpon dari gua,"

Rachel mendengus saat Yeji kembali melempar cuilan penghapus karet kearah nya. "Ke apart Mark,"

Yeji bangkit dari duduk lalu berkacak pinggang, "LO NGAPAIN DISAN- hmp!"

Rachel menarik Yeji untuk duduk, lalu melepas bekapan pada mulut Yeji. "Diem deh, jangan teriak. Nanti kalo pada denger kan repot,"

Yeji meraup udara sebanyak mungkin setelah Rachel melepas bekapan. Mata kucing nya memicing, menatap Rachel tak suka. Yeji sendiri sangat khawatir dengan Rachel, takut kejadian dulu terulang lagi.

"Lo ngapain lagi sih kesana?" Yeji menatap Rachel tajam. Yang ditatap olehnya malah hanya menggeleng pelan, lalu dengan santai mengeluarkan buku dari tas.

Merasa di acuhkan, Yeji pun menepuk bahu temannya itu. "Chel,"

"Hm,"

Yeji berdecak, "liat gua dulu elah,"

Rachel menghela napas, lalu menoleh pada Yeji. Gadis itu terlihat serius dengan alis yang menukik dan mata kucing yang menyipit.

"Chel, lo itu temen gue. Ya meskipun kita nggak terlalu deket karena lagi sibuk, tapi gue beneran nganggep lo temen deket. Gue nggak mau lo kenapa-kenapa. Please, lo jangan lagi-lagi main ke apart Mark. Gue nggak mau kalo sampe si bangsat ngapa-ngapain lo,"

Yeji menggenggam tangan Rachel erat. Membuat Rachel mau tak mau balik menggenggam sembari tersenyum lebar. Serius, seumur-umur Rachel belum pernah di khawatirkan seperti ini. Ayah juga Bunda, selalu abai terhadapnya dan lebih memilih lebih memperhatikan berkas tebal di meja mereka.

"Iya, Ji. Makasih, btw."

Yeji mengangguk beberapa kali. Tangannya yang digenggam oleh Rachel ia tarik, lalu beralih meraih saku rok. Ia mengeluarkan ponsel dari sana, membuka lockscreen lalu membuka aplikasi chat. Ia menekan nama Jeno yang berada di urutan paling atas. Membuat Rachel di sebelahnya mendengus samar, sedikit sebal karena Yeji tak kunjung mengakui hubungan dengan Jeno.

Rachel memilih membaca buku yang sudah ia letakkan di meja, kemudian membaca beberapa materi di sana. Belum genap satu halaman ia baca, Yeji tiba-tiba memanggil.

"Chel,"

"Hm?"

Yeji menyodorkan ponsel di depan wajah Rachel, menampilkan roomchat nya dengan Jeno. "Jeno minta nomer lo,"

"Ngadi-ngadi," Rachel bersuara, "ntar kalo Jeno nempel ke gua lo marah-marah."

"Ngadi-ngadi," Yeji menirukan kalimat Rachel, lalu memukul bahu Rachel pelan. "Jeno ada perlu sama lo, nggak bakalan kepincut sama lo juga dih. Lagian, emangnya lo tega rebut Jeno dari gue?"

Rachel mendesah pelan. Sebenarnya bukan itu yang membuat ia sedikit enggan memberi nomor nya ke Jeno. Pacarnya; Mark itu sering tiba-tiba marah saat menemukan nama laki-laki di daftar kotaknya. Lalu setelahnya akan menceramahi nya habis-habisan. Dan ya, selalu curiga jika Rachel akan selingkuh.

Rachel tak ingin hal itu terjadi tentu saja. Karena sungguh, ia lama-lama muak mendengar suara Mark.

"Kalo masalah Mark, biar gua yang nanggung. Ini nomer lo beneran gue kirim ke Jeno pokoknya,"

Rachel hanya mengangguk pelan. Tak apa lah ya, lagipula kan hanya saling menyimpan nomor.

***

Istirahat ke-dua telah tiba. Rachel, setelah semua buku ia bereskan, ia segera berlari keluar. Sebelumnya, berpamitan pada Yeji terlebih dahulu karena ia akan pergi menuju kelas Yuqi. Membahas klub sepak bola putri mereka.

Yuqi itu anak kelas IPA-2 yang letaknya berhadapan dengan kelas Mark; IPS-1. Ah iya, Rachel baru ingat jika Lia juga satu kelas dengan Yuqi.

Rachel mengangguk sopan saat berpapasan dengan seorang guru yang baru saja keluar dari kelas Yuqi. Oh, ternyata kelas Yuqi baru saja merampungkan pelajaran.

Kepalanya muncul di balik pintu, senyumnya melebar saat menemukan Yuqi yang duduk di baris tengah, melambai padanya. Rachel masuk, beberapa kali mengangguk sopan sembari tersenyum ramah saat mendengar sapaan dari teman-teman di kelas Yuqi.

Dan Rachel kembali mengangguk sopan sembari tersenyum kecil saat melewati Lia. Gadis itu hanya membalas dengan senyuman kaku.

"Lo baru kelar apa gimana?"

Yuqi menggeleng, "udah dari tadi sebenernya. Tapi Pak Sehun nambahin sedikit catatan buat materi Logaritma tadi."

Rachel mengangguk-angguk mendengar jawaban Yuqi.

Mereka berdua berjalan keluar. Membawa beberapa buku yang merupakan buku rekap data dari klub mereka. Melewati gerombolan siswa dan siswi di teras kelas yang merupakan anak dari kelas Yuqi dan kelas IPS1; kelas Mark. Dan ya, Mark ada di sana tentu saja. Dengan ponsel di tangan kanan dan tangan kiri memegang tangan seorang gadis.

Lia, lagi- tentu saja.

Rachel hanya berjalan acuh, tak menghiraukan tatapan bingung dari beberapa orang di sana termasuk Yuqi di sampingnya.

"Chel," Yuqi bersuara saat mereka sudah berjalan agak jauh.

"Iya, kenapa?"

Yuqi memutar kepala, melihat Mark yang kini mengusak rambut Lia dengan senyuman lebar. "Mark," Ia kembali menatap Rachel, "Lo nggak marah?"

Rachel menggeleng, lalu mengajak Yuqi untuk melanjutkan langkah mereka. Mengabaikan Yuqi yang masih meringis mengingat bagaimana Mark dengan Lia tadi.

Begini loh... maksud Yuqi, Rachel dan Mark 'kan berpacaran. Lalu kenapa Mark bersikap seperti bajingan seperti itu? Menggenggam tangan gadis lain, disaat gadis yang berstatus sebagai kekasihnya lewat. Dan Rachel juga, kenapa ia tak marah?

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora