Toxic [07]

10.6K 1K 89
                                    


Rachel baru saja keluar dari kamar mandi, sedang merapikan seragamnya saat tiba-tiba bahunya ditepuk keras. Ia menoleh, mendapati siswa adik kelas nya tengah memasang senyum lebar. "Hai kak!" begitu sapanya.

"Hai, ngapain Hyuck?" Rachel sedikit mendongak demi melihat rupa sang adik kelas.

"Mau ke kantin, nih. Laper," cengiran lebar itu Rachel terima.

Menganggukkan kepalanya pelan, ia melangkah neninggalkan adik kelasnya. "Kirain mau pdkt ke Mark lagi,"

"Kak Rachel!"

Suara nyaring itu Rachel dengar, bebarengan dengan suara hentakan kaki di sampingnya. Ia menoleh, terkekeh pelan saat melihat bibir pemuda di sampingnya itu manyun ke depan.

Namanya Donghyuck. Anak kelas 11 yang dulu pernah di kabarkan suka dengan Mark. Iya, serius! Berita itu menyebar cepat ke seluruh siswa di sekolah karena dulu itu Donghyuck hampir setiap hari mencari Mark. Ke kelasnya, ke kantin, pokoknya kemanapun asal bisa bertemu Mark. Orang-orang tentu saja menyimpulkan demikian padahal sebenarnya tidak.

Saat MOS di angkatan Donghyuck dulu, para pengurus alias para OSIS menyuruh peserta MOS untuk mengumpulkan tanda tangan dari para ketua ekskul di sekolah mereka. Waktu itu, Mark memang sudah menjabat sebagai ketua basket. Dan ya, Donghyuck terus mengejar Mark demi mendapat tanda tangan darinya.

Rachel masih ingat bagaimana Donghyuck menjelaskan padanya perihal dirinya dan Mark. Menjelaskan semuanya dengan menangis, dan untungnya waktu itu keadaan sekolah sepi. Juga, Donghyuck mengajak ia bertemu di kelas kosong tak terpakai untuk membicarakan ini.  Berkata bahwa ia tak doyan dengan laki-laki dan bahkan memberi tahu Rachel siapa gadis incaran Donghyuck di sekolah.

Ingin menertawakan Donghyuck saja rasanya jika teringat hal itu.

Mereka berdua berjalan menuju kantin. Rachel memimpin di depan, di ikuti Donghyuck di belakangnya. Melewati gudang kosong yang biasa digunakan sebagai tempat menyimpan kursi serta meja tak terpakai. Biasanya di depan gudang itu ramai dengan para siswa badung yang membolos. Tetapi kali ini tidak ramai seperti biasa. Hanya ada seorang siswa dan siswi yang berduaan, duduk tanpa jarak.

Lagi-lagi, itu adalah Mark dan Lia.

Rachel menghentikan langkah. Membuat punggungnya terkantuk oleh dada Donghyuck dan membuat pria itu mengaduh.

"Kak Rachel kalo berhenti bil—" Ucapan Donghyuck terputus kala melihat ke depan, melihat Mark dan Lia yang nampak tak menyadari kehadiran mereka.

Donghyuck melotot saat Rachel berbalik, menubruk bahunya dengan kuat lalu berjalan menjauh dari sana. Ia dapat melihat raut muka Rachel yang sangat datar tadi, seolah pemandangan di depan sana tidak mengganggu sama sekali.

"Kak Rachel!" teriak Donghyuck, saat Rachel makin tak tampak dari pandangannya. Teriakannya tersebut menarik perhatian dari Mark juga Lia di depan sana.

"Mark bajingan!" ia mengacungkan jari tengahnya pada Mark, sebelum berlari menyusul Rachel sembari memanggil nama gadis itu.

Mark mematung, masih dengan Lia yang bersandar di bahunya. Ia melirik Lia sebentar, gadis itu tengah memainkan ponsel milik nya, membuka roomchat nya dengan Rachel.

"Mark, kamu udah nggak pernah chatan sama Rachel lagi?"

Mark menunduk, ikut menatap roomchat nya dengan Rachel. Disana tertulis, pesan terakhirnya dengan Rachel adalah tiga minggu lalu. "Iya, kenapa?"

Lia menjauhkan kepala dari bahu Mark, "kamu juga cuek banget sama dia,"

Mark mengangkat bahunya dengan acuh. Menarik kepala Lia untuk kembali bersandar pada bahunya, lalu dagunya ia tumpukan ke kepala gadis itu.

"Mark,"

"Ya?"

Lia mendesahkan napasnya pelan, "kalo bisa jangan pernah chatan lagi sama Rachel."

Mark terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya menyahut. "Nggak janji,"

Toxic [ Mark Lee ] (✔)Where stories live. Discover now