Chapter 34

2.3K 125 0
                                    

“apa yang kalian lakukan?” tanyanya begitu berhadapan denganku dan Cameron, terasa sangat sulit untuk menjelaskan semuanya.

“aku… aku hanya…”

“aku tidak tau kamu memiliki pacar” sambung seseroang kemudian merangkul Brookyln disampingnya.

Aku hanya memutar kedua bola mataku.

“jelaskan padaku, kalian sedang apa?” Tanya Brooklyn lagi, seperti benar-benar ingin tau apa yang sedang kami lakukan disini, aku bahkan tidak menyangka kalau harus bertemunya disini.

“kami hanya menghabiskan waktu luang kami disini” jawab Cameron kemudian tersenyum, aku ikut tersenyum. Lagipula itu memang benar, aku menghabiskan waktu luang ku bersamanya.

“baguslah jika kalian sudah akrab” ujar Brookyln kemudian menepuk kedua pipiku.

Jantungku kembali normal, aku kira aku akan mendapatkan serangan maut dari mulut Brookyln karena aku berani makan bersama Cameron. Laki-laki yang masih disayangnya ini, tapi dipikir-pikir memang Cameron itu sempurna.

“aku ingin mengatakan, kalau hari ini adalah hari jadi kami berdua” sambungnya kemudian mencium pipi Greyson, laki-laki yang ku benci itu.

Yang lain langsung bertepuk tangan kecuali aku dan Cameron, entah mengingat kalau pacar Brookyln adalah Greyson.

“bersenang-senanglah, Gabriel” ucap Greyson dengan senyum kemenangannya itu, aku hanya menatapnya datar, manusia macam apa sih sebenarnya dia ini.

****

Aku benci sekarang, aku harus pulang bersama setengah manusia ini. Greyson. Brooklyn dengan senang hati mau menyuruh Greyson untuk mengantarku untuk pulang duluan, katanya ingin berbelanja bersama teman-temannya yang tadi sempat heboh karena Cameron.

Dan Cameron? Dia sudah pulang sebelum kami pulang, kalau aku tau jadinya seperti ini aku lebih memilih untuk pulang bersama Cameron daripada bersama setengah manusia ini.

“ayo kita pulang” ucap Greyson begitu kami sampai dimobilnya.

Aku hanya mengikutinya dari belakang kemudian masuk kedalam mobilnya.

“hei, kamu pikir aku ini apa? Supir taksi? Duduk didepan bersamaku, bodoh” serunya begitu aku baru saja menghempaskan badanku kekursi belakang, hhh… masih untung kamu adalah pacar sahabatku, aku hanya tersenyum terpaksa. Dan lagi-lagi Greyson hanya tersenyum lebar, aneh. Aku benci saat dia seperti itu, tapi itu manis.

“kam—“

“jangan katakan apapun saat kita berdua, kamu hanya disuruh untuk antarkan aku keasrama dan setelah itu kamu pulang” ujarku sebelum ia menyelesaikan kata-katanya.

“kamu yak—“

“sudah ku bilang untuk tidak berbicara padaku”

“aku hanya berbicara pada kaca spionku, kamu ini terlalu percaya diri”

Kemudian Greyson menancapkan gasnya, begitu sunyi didalam mobil ini. Bagus sekarang aku yang merasa aneh dengan suasana seperti ini, aku harus melakukan sesuatu. Tapi tidak dengan berbicara bersama Greyson.

“kamu pasti bosan” ujarnya tiba-tiba, serasa tau apa yang ada dipikiranku.

“baik aku tidak akan berbicara” ujarnya lagi.

“lebih cepat kita sampai maka itu lebih baik” ucapku datar.

Mobil Greyson terpakir tepat di halaman asrama KKL, dengan segera aku mengambil tasku dan turun dari mobil ini. Tiba-tiba saja Greyson menarik lenganku, aku menoleh.

“kamu tidak mengatakan apapun padaku?”

“mengatakan apa?” aku menaikan satu alisku.

“terima kasih Greyson tampan”

“tidak akan!” aku menarik lenganku kembali dan setelah turun ku banting pintu mobilnya “terima kasih” ucapku tersenyum.

Ia hanya memasang wajah kesal setelah ku banting pintu mobilnya itu, baguslah. Aku lebih suka melihatnya seperti itu.

Aku pun memasuki asrama, suasana seperti biasa. Ramai. Ya kalian taulah ini asrama perempuan, apalagi sering sekali mengadakan pesta setiap malamnya disini, aku tidak ikut karena aku memang tidak begitu suka dengan keramaian apalagi aku harus menggunakan pakaian yang aneh-aneh.

“hai, Gabriel” sapa Lina tersenyum, aku hanya membalasnya dengan senyuman. Aku hanya takut ia harus mengoceh sepanjang waktu nanti “tunggu” ucap Lina.

Aku berhenti, ini membuatku takut, atau jangan-jangan Lina memiliki kekuatan bisa membaca pikiran orang “dimana Brooklyn?” tanyanya.

“sedang berbelanja bersama teman-temannya” jawabku berusaha tersenyum “oke baiklah” dia pun pergi meninggalkanku.

Aku menghela nafas panjang, ternyata seram juga memiliki ketua seperti dirinya itu.

Ku hempaskan badanku dikasur, lelah juga walaupun hanya memakan waktu setengah hari di kampus dan setengah hari di kedai kebab tadi, rasanya benar-benar berbeda. Disaat aku bersama Cameron dan idiot itu, aku terus memikirkannya.

-------------------------------------------------------------

haiiiiiiiii i am backkkkk! fix banget tugasnya banyakkk:(aku bersedih huhu, oh iya aku sebenernya bikin cerita baru tentang greyson juga judulnya 3 words, aku nggak tau gimana cara buat kalian mau baca wkwkw sebenernya agak maksa karena aku bingung buat mempromosiin fanfiction aku yang lainnya dan..... yeah hasilnya gak banget. maksudnya gak ada yang baca, ada deh yang baca tapi cuma dikit pake banget, soo aku nggak lanjutin sampe sekarang, kalo kalian baik hati atau punya hati tolong yaaa baca hehehe, oke ini nggak maksa. cuma kasih tau tapi baca deh tolong:(wkwk

Nerd GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang