Chapter 24

4K 195 4
                                    

Kamis pagi.

Aku terbangun karena terdengar suara ramai di ruang tamu, aku megambil kacamataku yang pertama karena kacamataku yang pertama belum terlalu rusak karena ulah Elita. Aku mengintip sedikit ke arah ruang tamu, terdapat seorang perempuan mungkin seumuran ibu dia berdua dengan seorang laki-laki. Mungkin itu suaminya, oh tidak. Dia bertiga, yang terakhir masih muda dan sepertinya seumuran denganku. Dia duduk di samping ibunya dan ibu menuju dapur untuk mengambil minum.

"Oh hai, Gabriel, ibu baru saja ingin membangunkan mu ternyata kamu sudah bangun, ayo keluar ada tamu untuk kamu" kata ibu yang melihatku mengintip daritadi.

"SIapa bu?" tanyaku seraya menguncir rambutku.

"Teman lama kamu, Gabriel"

Aku hanya diam, tidak mungkin aku memiliki teman lama. Siapa yang akan mau berteman denganku? Aku berjalan menemui mereka maksudku tamu ibu, bukan aku. Dia tersenyum padaku dan aku membalasnya, aku duduk di samping Anne dia tampak cantik dan rapi, apa hanya aku yang belum mandi?

Keluarga ini tersenyum manis padaku, pdahal aku tidak melakukan apapun selain duduk di hadapan mereka sekarang. Aku melirik anaknya, dia masih tersenyum. Senyumannya manis, dia memiliki rambut  bergelombang pirang dan matanya berwarna hijau terang. Apa dia berasal dari luar negeri? Jadi... Aku memiliki teman lama bule? Bukankah itu keren?

"Hai, Gabriel, apa kamu tidak ingat kami?" tanya seorang perempuan yang kemungkinan itu ibunya.

"Jujur... Aku tidak tahu kalian" jawabku seadanya.

Mereka bertiga tertawa melihatku, apa aku salah bicara? Tapi aku memang tidak tahu siapa mereka sebenarnya.

"Gabriel, ini paman Mccoy teman ayah di Amerika, kebetulan paman Coy dekat sekali dengan ayah dan ini bibi Teri Stainburgh istrinya" jelas kak Terresa seraya menunjuk mereka satu persatu.

"Jadi dia anaknya?" tanyaku sambil menujuk ke arah anak yang sedari tadi tersenyum.

"Ya tentu, namanya Brooklyn Stainburg apa kamu tidak ingat dia? Dia teman lama kamu waktu kecil" jawab kak Terresa.

"Tidak, maaf..."

"Tidak apa-apa, yang penting kamu tahu namaku dan mungkin akan ingat jika kita bermain bersama lagi" sambung Brooklyn dengan senyumnya lagi.

"Kamu makin cantikya, Gabriel" ucap bibi Teri kemudian.

"Terima kasih..." balasku tersenyum namun langsung ku tundukan wajahku, aku merasa jika pipi ku memerah.

"Begini Gabriel, bibi Teri dan paman Coy mengajak anaknya Brooklyn untuk menginap disini bersama kamu sampai hari keberangkatan mu ke Amerika. Dia akan tidur bersama kamu" jelas kak Terresa.

"Iya, jadi kalian nanti jika sudah sampai Edmond, kalian akan satu kamar dan jangan takut untuk masalah berteman disana karena Brooklyn akan menjagamu, dia juga sudah biasa dengan pertemanan di sana" sambung bibi Teri kemudian.

Aku hanya mengangguk pelan dan aku menoleh ke arah Brooklyn dia masih tersenyum manis sama seperti tadi ia bertemu dengan ku. Entah kenapa tapi ia sangatlah suka tersenyum seperti itu, terkadang membuatku takut tapi dia sangat cantik.

Aku mengantar Brooklyn untuk istirahat dulu di kamarku dan orang tua mereka juga yang lain sedang membicarakan tentang perpindahanku ke Edmond. Brooklyn membuka koper biru mudanya dan membereskan pakaiannya di lemariku kebetulan lemarinya sedikit besar dan kebetulan juga pakaianku tidak banyak.

Aku terus memperhatikannya dari sini, wajahnya putih besih berambut pirang bergelombang dan bermata hijau dia perempuan yang sempurna disini. Memiliki postur tubuh bagus, aku tidak bisa bayangkan jika aku sepertinya disini. Apa mungkin hidupku akan menjauh dari deritanya Elita dan bahkan Elita memujaku?

Nerd GirlsDove le storie prendono vita. Scoprilo ora