Chapter 18

3.9K 194 1
                                    

Aku terbangun pukul 3 pagi, ini sudah kebiasaanku sebelum ujian dimulai aku sudah gugup terlebih dulu. Mengingat hari ini adalah ujian fisika, aku kembali belajar aku benar-benar mengingat semua rumus dan arti-arti dari bahasa latin yang tidak pernah sama sekali aku ingin mengingatnya.

Kembali teringat dengan kata-kata kak Terresa untuk serius belajar dan aku akan kuliah di luar negeri, sungguh mengerikan, maksudku sungguh bagus jika aku bisa masuk salah satu universitas di sana, aku bisa banggakan nama keluarga. Yang aku takutkan adalah, bagaimana nanti aku katakan ini dan jelaskan pada ketiga sahabatku juga Freddie? Aku berusaha melupakan ini, tapi kata-kata itu terus terngiang diotakku.

"Oh ayolah! Fokus saja dengan belajarmu!" kataku sambil memukul meja belajar, rasanya aku ingin menangis dengan semua kesusahan ini.

****

"Gabriel! Cepat bangun, sudah ku katakan untuk bangun lebih pagi lagi!" teriak kak Terresa yang membuatku terlonjak dari meja belajar, aku tertidur di sini? Bagus sekali. Aku segera mandi dan membereskan buku ku yang berantakan di atas meja belajar.

"Bagaimana kabarmu, nak?" tanya ibu sambil menaruh nasi goreng dimeja makan "baik bu, sepertinya.." kataku berusaha tersenyum "aku tahu itu, aku selalu berdoa kamu bisa, nak" katanya sambil menepuk pundakku "terima kasih, bu" aku tersenyum padanya.

"Sudah bawa buku dan catatan? Apa ujianmu hari ini?" tanya kak Terresa sambil duduk di sampingku "sudah, fisika" jawabku singkat "oh ayolah, itu hanya fisika terlalu mudah untuk mu" katanya sambil mencium keningku. Aku hanya tersenyum singkat.

Aku lirik Anne nampaknya menikmati nasi goreng buatan ibu, aku tersenyum padanya, ia membalas senyumku. Ia begitu manis saat tersenyum "semangat ujian, kak!" katanya tersenyum lebar "iya Anne, doakan aku" kataku.

****

Aku berjalan memasuki koridor, dengan hati gugup aku mencoba terbiasa dengan ini. Lagipula aku pernah melakukan ini saat aku masih kelas 3 SMP. Aku mencari ruanganku dan nomor dudukku, untunglah aku duduk nomor 3 dari depan. Jadi tidak terlalu sulit, maksudku bukan untuk mencontek hanya saja untuk tidak terlalu tegang.

"Gabriel!" teriak Margaret di ambang pintu kelas "hai, bagaimana kamu tahu aku di sini?" tanyaku sambil menghampirinya.

"aku sudah tahu, karena kamu tidak akan jauh dengan kelas ini" jawabnya sambil tersenyum padaku "hei, ayo temui Keira dan Lucy" Margaret menggandeng tanganku menuju kelas anak konyol itu.

Aku tahu kelas Keira pasti bersebelahan denganku tapi aku tidak tahu di mana kelas Lucy, saat aku dan Margaret memasuki kelas ternyata Lucy dan keira sedang asyik mengobrol bersama "hai! Aku membawa Gabriel" kata Margaret bersemangat "hai Gabriel!" sapa mereka bersamaan "hai..." balasku.

"Aku yakin di ujian kali ini, pasti Gabriel menjadi murid dengan nilai tertinggi" ujar Margaret "tidak mungkin, Margaret" aku terkekeh "jangan seperti itu, ayolah kamu harus percaya diri" sambung Lucy "oke baiklah" kataku tersenyum.

"Perempuan kutu buku kaya kamu tidak akan bisa mengalahkan ku!" sambung Elita di ambang pintu "kita lihat saja siapa yang akan mendapatkan nilai tertinggi!" tambahnya.

"Apa maksudmu?" tanya Margaret sambil berdiri "kamu pintar dalam hal apa? Menghina orang? Kamu terlalu banyak berbicara dan itu belum ada buktinya" oceh Margaret.

"Sudahlah, ini masih terlalu pagi untuk berdebat dengan kumpulan seperti kalian" katanya sambil menaikan satu alisnya "kalian lihat saja, oke?" katanya lagi kemudian ia berlalu.

"Kenapa dia membenci kita?" tanya Keira "memang kita salah apa?"

"Sudahlah kalian, tidak usah dipikirkan, lagipula kita mau ujian jika terus dipikirkan kalian tidak akan fokus mengerjakannya" jelasku, aku berusaha agar mereka tidak terlalu memikirkan hal kecil seperti tadi. Tidak penting jika Elita mengatakan itu, itu tidak membuat keadaan berubah. Sudah lupakan lah, aku mulai muak mengingat hal ini.

"Baiklah.." kata Lucy menghela nafas "Kalian tahu? Aku tidak akan bertemu dengan para fansku lagi" sambung Keira dengan wajah sedih "baguslah.." jawab Lucy "apa maksudmu?" tanya Keira "tidak ada.." jawab Lucy sambil menjulurkan lidahnya.

Aku dan Margaret hanya tertawa melihatnya, mereka memang sangat serasi menjadi adik dan kakak.

"Gab, apa Freddie sekelas denganmu?" tanya Margaret kemudian "tidak tahu, lagipula aku baru saja datang" kataku sambil menaikan bahuku "oh ya, ada kabar bagus untuk kalian" kataku tersenyum.

Aku hampir lupa untuk mengatakan kalau aku dan Freddie sudah resmi berpacaran "apa?" tanya mereka bersamaan "uhm... Aku sudah resmi berpacaran dengan Freddie!" kataku bersemangat, mereka terkejut tanpa menjawab sambil menatapku dengan tatapan yang mengatakan 'aku tidak percaya' ya sebenarnya aku juga tidak percaya.

"Kamu serius, Gabriel?" tanya Margaret sambil memegang kedua bahuku "ya begitulah, kalian bisa tanyakan ini pada Freddie" jawabku.

"Gabriel! Kamu beruntung sekali.... Selamat ya aku senang sekali cita-citamu sudah tercapai" Lucy langsung memelukku dari samping "selamat ya kacamata...." Keira ikut memelukku dari samping.

****

Aku memasuki kelas sendiri, karena Margaret tidak sekelas denganku. Dan aku tidak menyangka kalau Freddie sekelas denganku bahkan ia duduk tidak terlalu jauh dariku. Kemudian ia menghampiriku dan duduk didepanku.

"Hai Gabriel.." sapanya sambil tersenyum begitu manis.

"hai" balasku, aku merasa jika pipiku sudah memerah, begitu beruntungnya aku bisa melihat senyumnya dipagi hari ini.

"Kamu sudah siap ujian?" tanyanya.

"ya, begitulah bagaimana denganmu?"

"tentu, aku sudah sangat siap!" jawabnya dengan semangatnya, baguslah kalau begitu aku yakin dia bisa dengan mudah melewati ujian ini "bagus lah" kataku tersenyum "ingat ya.." Freddie beranjak dari duduknya kemudian mendekati telingaku "kita pacaran" bisiknya.

Aku hanya tersenyum saat ia berbisik seperti itu, Freddie kemudian duduk ketempatnya dengan senyum diwajahnya.

Sekarang ujian dimulai, aku harap aku bisa melewati ini tanpa ada pikiran lainnya, tetap fokus pada ujian ini.

-------

Thanks for reading guys.

maaf yaa kalo ceritanya pendekk... Aku gak pernah bisa bikin panjang-panjang.-. vote and comment thankssss;)

@Megasdy

Nerd GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang