Chapter 9

4.9K 236 0
                                    

Wajah freddie terus mendekati wajahku, apa yang akan dia lakukan? Aku mulai panik aku mencoba menjauh darinya.

Tapi tidak bisa, tepat di belakang ku tembok, aku makin panik.

Aku memejamkan mata, entah apa yang terjadi selanjutnya aku pasrah.

Freddie membuka kacamata ku, oh tuhan apa yang akan dia lakukan sekarang? Aku mohon jangan seperti ini, aku terus memejamkan mata tanpa melihat wajah freddie.

" jika kamu memejamkan matamu seperti itu, aku tidak bisa melihat indahnya matamu itu" katanya kemudian menjauh dari wajah ku,  aku menghela nafas panjang, untunglah dia tidak melakukan apa-apa padaku.

"kenapa kamu melepas kacamataku? Sekarang berikan padaku"

"kamu berbeda gabriel"

" berbeda apa?"

"kamu sedikit lebih.... Cantik"

Aku terkejut, freddie memujiku? Sungguh aku yang terlalu berlebihan atau memang aku saja yang berlebihan?

"terima kasih" kataku berusaha bersikap biasa saja " oh ya, apa kamu sudah katakan pada ibumu untuk menjadi guru privatku?" tanyanya "belum, aku akan katakan nanti saat aku sampai rumah" jawabku, sambil mengambil kacamata ku yang tergeletak di atas buku bahasa indonesia.

"fredd, apa elita saudara mu?"

"oh tidak, keluarga elita sangat dekat dengan ayah ku, keluarga elita rekan kerja ayah tapi ayah ku terlalu berlebihan pada mereka, sehingga mereka sangat dekat hingga sekarang"

"apa elita menyukaimu?"

"aku tidak tahu, aku sudah bermain dengannya sejak aku masih duduk di kelas 3 SD, jika dia menyukai ku mungkin elita akan katakan pada keluarganya untuk menjodohkan ku padanya"

"apa kamu menyukainya?"

"aku tidak pernah menyukai gadis yang berlebihan"

"tapi, sudah sewajarnya kamu menyukai gadis seperti dia, kamu keren, kamu kapten basket kamu segalanya"

"tidak, bahkan aku tidak mau lagi seperti ini aku hanya ingin seperti mu membaca buku setiap hari, walau itu dapat membunuhku secara cepat"

Aku hanya tertawa kecil karena jawaban darinya, aku senang jika ia tidak menyukai gadis gila itu, tapi setidaknya mereka saling kenal dan bisa saja mereka di jodohkan tanpa sepengetahuan mereka.

"aku harus pulang" kataku sambil membereskan buku yang berserakan di meja "apa kanu tidak bisa lebih lama lagi?" tanyanya "tidak fredd, aku harus belajar karena..."

"ya aku tahu, karena ujian kelulusan bukan? Sudah ku katakan kamu terlalu serius menghadapi ini"

"aku hanya menjalankan kewajiban ku menjadi seorang pelajar"

"oke terserah apa katamu saja"

"aku yakin kamu bisa fredd! Kamu hanya perlu mencobanya saja" kataku sambil menepuk pundaknya "oke baiklah nona, akan ku antar kamu sampai rumah" katanya tersenyum padaku "tidak usah fredd, aku akan pulang sendiri saja, lagi pula ini sudah sore aku tidak ingin merepotkan mu" kataku sambil berjalan meninggalkan freddie. Tidak mungkin aku pulang dengan laki-laki.

"kamu hanya berlebihan" katanya "sudah tidak apa-apa, lebih baik kamu di rumah saja" kataku menyuruhnya jangan mengikutiku lagi.

"oke, sampai jumpa besok" katanya.

Aku hanya tersenyum ke arahnya.

****

"kenapa kamu pulang terlambat?" tanya kak terresa "aku belajar kelompok tadi" jawabku, kemudian pergi ke kamar.

Aku tidak bisa menghilangkan kejadian hari ini dan satu lagi.... Senyumannya.

---------

Helllooowwwwwwww......

vote and comment pleaseee thank youuuu so muchhhhh

@Megasdy

Nerd GirlsOù les histoires vivent. Découvrez maintenant