Chapter 26

4.4K 151 2
                                    

Aku berjalan dengan senyuman di wajahku, Freddie masih menggenggam tanganku, semua anak perempuan di koridor menatapku heran, entah karena aku berubah atau bagaimana. Sebenarnya ini tidak membuatku nyaman, aku terus mencari-cari apakah Margaret, Keira dan Lucy sudah datang. Aku tidak sabar melihat mereka, aku rasa mereka akan tampil cantik malam ini melebihi aku jelasnya. Jantungku terus berdetak kencang, ini memang kali pertamanya aku mengikuti malam prom. Memang pertama kali karena aku sudah kelas 3 SMA "mereka melihatmu" bisik Freddie, aku sedikit tergelitik karena bisikannya.

Aku melihat Elita terlebih dulu, dia menghampiriku dan Freddie yang berjalan menuju aula sekolah. Dia juga tampil cantik hari ini, tapi sedikit aneh karena dandananya terlalu berlebihan, bukan aku merasa apabila aku lebih baik malam ini. Tapi memang benar dia berpenampilan seperti itu.

"Fredd, aku rasa kamu memiliki pacar dan.. Kenapa kamu membawa perempuan lain?" tanyanya bingung, jadi dia tidak menyadari jika ini aku? Apa aku benar-benar merubah mata mereka? Apa aku benar-benar berubah?

"Apa kamu bercanda? Lihat dengan jelas ini siapa, Elita..." jawab Freddie dengan tawa kecil, kemudian ia mencium pipi ku lembut.

Tunggu, menciumku? Di depan mereka? Ya Tuhan.

Aku hanya diam, sehabis apa yang di lakukan Freddie tadi. Aku tidak bisa berkata apapun, padahal aku ingin sekali mencubit kedua pipi nya dan memarahinya karena dia menciumku tanpa seizinku. Dan parahnya di depan Elita dan para teman-temannya. Wajah mereka terkejut, mata mereka membulat tidak percaya. Oh astaga.

"Maksud kamu ini Gabriel?" tanya Elita kemudian.

"Iya, Elita..."

Elita terkejut ia menarik nafanya panjang, matanya membulat melebihi teman-temannya. Dia bahkan tidak berkata lagi, akhirnya aku dan Freddie meninggalkannya. Kita menuju aula, di mana acara akan di mulai. Aku tidak tahu apa saja acaranya dan bagaimana acaranya berlangsung, ku lirik jam tanganku ini masih pukul delapan kurang lima menit. Mungkin mereka bertiga belum datang, ya sejujurnya mereka sedikit heboh untuk masalah pribadinya.

"Ayo ambil minum, aku tahu kamu pasti haus" ujar Freddie, ia melingkarkan tangan kirinya di pinggangku lalu mengajakku ke tempat pengambilan minuman.

"Aku tidak percaya, jika Elita tidak mengenalku. Apa aku terlalu berubah?" tanyaku kemudian.

"Tidak, Gabriel, kamu tahu? Kamu itu selalu cantik di mataku dan tentunya disini" Freddie menunjuk hatinya dan tersenyum manis "mungkin mereka hanya aneh melihat kamu terlalu cantik di banding mereka, ya kamu tahu sendiri jika kumpulan mereka itu terkenal di sekolah ini, bahkan di kalangan siswa baru tahun ini" tambahnya dan memeluk pinggangku.

"Tapi.... Ini tidak membuat kamu malu, kan?" tanyaku ragu.

"Malu? Bagaimana bisa aku malu kalau aku sendiri memiliki seorang pacar yang cantiknya melebihi bidadari, Gabriel? Tenang saja, kamu harus percaya diri dengan penampilan yang merubah kamu malam ini, anggap saja ini sama seperti hari-hari kamu di sekolah, aku akan selalu ada di samping kamu" jelas Freddie lembut dan kemudian mencium pipi ku berulang-ulang.

"Kamu tahu? Aku sekarang sedang sebal karena sesuatu" ucapku pelan.

"Apa itu?"

"Kamu selalu menciumku diam-diam dan sekarang kamu merangkul pinggangku, apa kamu tidak sadar jika kita di perhatikan?" aku mulai sedikit mendorong badan Freddie dan sedikit menjauhinya, ya aku menyadari dari tadi jika aku dan Freddie di perhatikan. Siapa lagi kalau bukan teman-temannya? Aku sangat malu sekarang.

"Hei, jangan seperti itu, kamu juga suka seperti itu bukan? Selalu menciumku kalau sehabis aku mengantar kamu pulang, itu tidak adil jika aku tidak melakukannya juga" katanya dan mempererat rangkulannya di pinggangku.

Nerd GirlsWhere stories live. Discover now