Chapter 49

2.4K 96 4
                                    

Selesai kelas pertama, aku menuju kantin hari ini rasanya ingin makan banyak. Sambil memegang perut, aku mencari seseorang yang bisa ku ajak makan bareng. Dimana Greyson, ya? Mataku mencari anak itu disekeliling koridor.

Tiba-tiba ponselku bergetar, menandakan ada yang telfon. Dengan cepat ku lihat layar siapa yang menelfonku.

Freddie is calling...

Deg. Anak ini lagi, mau apa lagi, sih? Perasaan tidak nyaman menyelimuti sekujur tubuhku, sial. Mood-ku jadi tidak enak.

"halo?" ucapku sedikit berbisik.

"oh, hai!" jawabnya disana "ku pikir aku mengganggumu,"

Aku menghela nafas "tidak, uhm... ada apa, Fredd?"

Sambil menunggu jawaban Freddie, aku berjalan perlahan menuju tempat yang tidak begitu ramai.

"begini," dia menggantungkan pembicaraanya "kamu bisa Face Time denganku hari ini?"

"u-uhm... tidak tau. Ma-masalahnya aku masih dikampus," makin tidak karuan perasaanku, ah payah sekali aku ini. Sambil mondar-mandir layaknya setrikaan, aku juga menggigit jariku sendiri saking bingungnya harus apa.

"oh, sayang sekali. Ya sudah, aku hanya ingin mendengar suaramu" dan sedetik kemudian dia mematikan sambunganya. Duluan.

Tunggu. Apa? Tidak jelas sekali, hanya ingin mendengar suaraku katanya? Ah, maksudnya apa? Harus banget seperti tadi? Membuatku setengah mati ingin kejang-kejang. Sial, kamu Fredd!

*****

"Eh!" seseorang menampar pipiku pelan "melamun saja, kamu tidak makan makananmu?"

"ah berisik!" ucapku pada Greyson, eh? Aku kan... sedang marahan dengannya.

"tadi pagi, tumben sekali bawa mobil." Tangannya mengambil kentang rebus milikku "biasannya, kamu sama Brooklyn."

"memangnya kenapa?" tanyaku menatapnya "kamu pikir aku tidak bisa menyetir mobil? Ah mengganggu saja." Setelah itu aku pergi meninggalkannya, mood-ku benar-benar tidak enak. Aku pun, kembali kekelas karena sedikit lagi mau mulai.

Sambil melirik jam tangan, aku menyenderkan badanku dikursi "ah, masih lima belas menit lagi" akhirnya aku memutuskan untuk tidur selama lima belas menit, siapa tau perasaanku bisa membaik dari yang tadi.

Baru mencapai awal mimpi indah, tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dengan sedikit keras. Sumpah, ya. Aku baru saja bermimpi itupun baru masih berbentuk awan.

"kamu... Gabriel, kan?" tanya orang itu didepanku sambil menunjuk.

Dengan malas aku membalas, "iya, kenapa, sih?"

Dia memberikanku secarik kertas "itu dari... temanmu tapi aku tidak bisa mengatakannya" dengan ragu dia pergi begitu saja.

Menghela nafas, ini benar-benar mengganggu.

Temui aku di taman kampus, ada yang aku ingin bicarakan –G

Greyson? Kenapa pakai ini? Tinggal datang padaku dan bicara, apa susahnya? Kenapa harus ke sana?

Aku membuang secarik kertas itu kesembarang tempat dan kembali menaruh kepalaku diatas meja, mood-ku masih belum bagus. Jangan sekarang, tolong.

*****

Sambil membereskan buku dan alat tulis, aku langsung menggendong tasku dan pergi keluar. Aku ingin ke toko buku hari ini, entahlah ingin membeli sesuatu yang menarik. Aku juga sudah jarang sekali ke toko buku karena tugasku benar-benar tidak karuan.

"Gabriel!" seru seseorang membuatku menoleh kebelakang "kamu ditunggu," katanya menggantung "di taman kampus."

Oh iya! Aku lupa, tadi siang Greyson ingin bertemu denganku, ya? Dengan cepat aku menuju taman kampus, masih sedikit ramai disini. Kemudian aku menuju bangku yang terdapat pohon apel.

Sambil menunggu, aku membuka ponsel memastikan tidak ada telfon atau pesan dari Greyson.

"maaf menunggumu," aku menoleh, nah. Anak itu baru saja datang dan duduk disampingku "aku sebenarnya malas sekali dikampus, jadi aku mengirimkan secarik kertas itu pada temanku untuk memberikannya padamu."

Aku melongo, "kamu cuma mau bilang kalau kamu bosan dikampus?"

Dia menghela nafas kemudian menyenderkan kepalanya "tidak juga, sih" ucapnya agak lemas "kamu ada masalah sama Sabrina?" dia menoleh padaku.

Aku mengalihkan pandanganku, sambil menendang tanah yang ada dibawah "tidak," jawabku singkat "kenapa? Dia bilang begitu sama kamu?"

"tidak, tapi... kelihatan saja"

Aku bangkit "ah, sudahlah... kalau kamu cuman mau bilang ini, aku pergi ya" tiba-tiba Greyson menarik tanganku.

"tunggu," dia berdiri "aku sebenarnya mau bilang, kalau—"

GREYSON MENCIUMKU!

APA YANG DIA LAKUKAN?

Aku langsung mendorongnya "kamu—" kata-kataku terputus begitu melihat Sabrina menghampiri kami.

"hai, Greyson dan Gabriel."

Tanpa melihat Greyson lagi, aku pergi darisitu.

Jantungku berdebar kencang, wajahku memerah dan aku tidak tau. Apa aku marah atau aku malu karena kejadian tadi, kenapa Greyson menciumku? Kenapa?

Kenapa dia melakukan itu? Apa dia melakukan itu hanya untuk terlihat lebih keren di depan Sabrina tadi? Lagipula, tadi Sabrina datang, kan? Seharusnya dia melihat apa yang tadi kami lakukan—bukan! Greyson lakukan, bukan aku.

Ah! Kenapa Greyson melakukan itu, sih?

Aku menancapkan gas lebih kencang untuk cepat sampai asrama, aku benar-benar kacau.

----------------------

haiiiii maaf baru update ya,gue gaktau ini cerita nyambung atau gak karena gue lagi gakada ide diotak jadi yaudah gini aja. maaf ya gue lagi bener-bener sibuk jadi gak bisa secepat update.doain aja gue lulus.oke terimakasih:)

Nerd GirlsWhere stories live. Discover now