Chapter 38

2.4K 122 2
                                    

Brooklyn POV.

"Aku tidak tau kamu menyukai steak ayam, Cam" ujarku tersenyum.

"Sebenarnya tidak begitu, tapi... ini nikmat" balasnya ikut tersenyum.

Senyumanku pudar saat mengingat aku sedang jalan dengan mantan pacarku, bukan dengan pacar. Sebenarnya kemana Greyson?

Aku seharusnya sedang bersamanya malam ini, makan malam bersama, memilih menu yang sama. Yang terkadang kita sering bertengkar hanya karena menu. Lucu. Aku merindukannya.

"Hei, ada apa?" ujar Cameron memecahkan lamunanku.

"Oh? Tidak ada apa-apa" balasku.

"terima kasih sudah mau makan malam denganku, dan maafkan aku karena mengajakmu disaat mendadak seperti tadi" ucap Cameron tersenyum manis. Senyuman yang biasanya aku sukai setiap dia melakukan itu padaku.

"Sama-sama, well... Apa bisa sehabis ini kita pulang? Aku hanya takut Lina mengunciku dari luar" ucapku kemudian meminum jus melon.

"Tentu.." balasnya.

Aku tersenyum, ku lihat sekitar restorant. Tempat ini sepi, bahkan bisa dihitung siapa saja yang berkunjung ke restorant ini. Mereka berpasangan semua. Rasanya akan lebih menyenangkan jika aku bersama Greyson sekarang.

Tapi...

"Kamu tidak lapar?" tanya Cameron kemudian.

"Uhm... Tidak juga" jawabku seadanya.

Sejujurnya ini menyenangkan, karena aku makan malam bersama Cameron mantanku yang aku sayang. Seharusnya aku bahagia sekarang, bukan memikirkan Greyson yang letaknya dimana aku tidak tau. Apa Greyson menipuku? Maksudku... Ajakannya itu?

"Kamu selalu melamun, ada apa?" ucap Cameron lagi.

"Cam, apa aku boleh menanyakan sesuatu padamu?"

"Tentu, apa itu?"

"Kenapa saat kita telfonan, kamu bilang kamu cemburu padaku?"

"Oh soal itu ya?" balasnya kemudian menaruh pisau dan garpu diatas piring putih "aku hanya.... Tidak suka saja dengan Greyson"

"K-kenapa?"

"Tidak apa-apa, hanya saja... Kamu bisa melupakanku secepat itu, maksudku kita berpacaran sudah dua tahun lalu dan kamu langsung bisa mendapatkan yang lain" jelasnya pendek.

"Jadi kamu menyalahkanku yang sudah melupakanmu?" tanyaku sarkastik.

"Bukan, bukan itu... Aku ingin tanya padamu, apa masih ada rasa sayang kamu padaku?" tanya Cameron menatap lurus mataku.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Aku hanya ingin tau saja, karena aku sendiri masih sangat menyayangimu apa kamu bisa menjadi milikku lagi?" ucap Cameron sambil menggenggam tanganku.

Deg! A-apa maksudnya ini? Kenapa Cameron mengatakan ini lagi? Apa yang harus aku lakukan? Aku sayang Greyson. Tapi....

"Aku mohon, ini kesempatanku yang terakhir"

"Cam, dengarkan aku dulu-"

"Jika kamu tidak menerimaku itu tidak masalah, asalkan aku masih bisa bertemu denganmu seperti ini berdua"

****

Aku terdiam, memandang Gabriel dikamar. Wajahnya pucat, tangannya dingin tapi wajahnya panas sekali. Sebenarnya apa yang terjadi padanya?

"Gabriel, apa yang terjadi padamu?" tanyaku kemudian duduk disamping tempat tidurnya.

"Entah... Aku lupa" ucapnya berusaha tersenyum "semalam kamu darimana?" tanyanya.

"Aku... Aku... Aku habis jalan dengan... Dengan Greyson" ucapku gugup, maaf aku berbohong.

"Malam yang indah sepertinya, ya?"

"Maksudmu?"

"Makan, jalan, hanya berdua" ucapnya pelan. Aku tersenyum, kemudian beranjak dari dudukku dan bergegas kuliah pagi.

"Aku akan kuliah pagi, aku janji akan pulang lebih cepat dari biasanya" kataku sambil memasukan beberapa buku ke dalam tas.

****

"Apa? Kenapa?"

"Aku hanya... Hanya sudah tidak sayang denganmu, aku tau kamu menyayangi orang lain"

"Siapa? Aku sayang padamu saja!"

"Maafkan aku, tapi aku tidak sayang lagi denganmu"

Aku langsung pergi dari sana, aku menangis lebih deras lagi. Saat menyadari aku memutuskan hubunganku dengan Greyson. Aku akan kembali dengan Cameron, sesuai dengan perkataanku semalam dengannya.

Rasanya sakit... Tapi, aku tau jika memang aku dengan Cameron itu berjodoh. Hatiku memang tidak pernah bisa buat Greyson, entah. Aku lebih mencintai Cameron dibanding Greyson.

Aku berhenti didepan perpustakaan, aku tau kalau Cameron sedang ada disini, aku suka sekali melihatnya sedang berdua dengan Gabriel disini. Mereka memang cocok untuk urusan buku.

"Hai!" sapa Cameron begitu ia terlanjur melihatku didepan sini "sedang apa? Kemarilah"

Aku pun masuk kedalamnya, dengan senyuman khasnya aku terasa seperti terbang entah kemana.

"Tumben sekali kamu kesini? Mencariku?" godanya.

"Aku baru saja putus" kataku langsung intinya "aku ingin kamu milikku lagi"

"Apa maksudmu? A-a-aku tidak mengerti, maksudku... Wow"

"Aku masih mencintaimu, aku sangat mencintaimu dan aku benar-benar mencintaimu"

------------------------------------

haiiiiii, duh kayanya kalo apdet selalu lama dan emang lama banget:( maaf yaaa, banyak tugas sama lagi uts ini:(sedih kali aku ini. sooo jadi ini dia apdetan malem ini, siapa yang sedih ZAYN MALIK keluar dari 1D? haaaaa aku sedih bangettt:( sampe gak fokus belajar karna informasi ituu, aku sampe nyari info itu seharian kalo itu boong atau beneran dan ternyata.... <//////3456789

enjoy btw! LOVEYOUGUYS

Nerd GirlsWhere stories live. Discover now