Chapter 42

2.1K 117 9
                                    

Aku terbangun karena Ayah sangat berisik dibawah, aku tidak tau sedang apa tapi Ayah seperti berbicara dengan seseorang ditelpon, marah-marah tidak jelas. Aku keluar kamar kemudian menemukan Ayah. Wajahnya sedikit merah, aku tidak tau kalau Ayah begitu marah seperti ini.

"apa aku membangunkanmu?" tanya Ayah dengan berbisik, aku menggeleng dan tersenyum. Aku pergi kedapur, mengambil susu dan meminumnya hingga habis. Aku menghela nafas, apa yang terjadi pada Ayah?

Aku masih duduk dimeja makan, memandang sarapan pagi sudah tersedia didepan mataku sendiri, aku menunggu Ayah datang. Benar-benar lama hingga aku merasa bosan.

"Ayah," panggilku "aku ingin mengajakmu sarapan"

"oh hai, sayang," ucap Ayah tanpa melihatku "kamu duluan saja, Ayah masih sibuk" ucapnya.

"tapi ini hari libur" aku duduk depan Ayah sambil memandang ruangan Ayah.

"Gabriel," panggilnya "maafkan aku, tapi kali ini Ayah tidak sarapan bersamamu" ucapnya menghela nafas.

Aku mengangguk dan keluar, aku kecewa intinya. Tiga hari lagi sudah natal, aku masih bingung untuk memberikan kado apa ke Ayah, aku tidak tau banyak tentangnya karena aku baru beberapa minggu ini tinggal bersamanya.

Selesai sarapan aku pergi keruang tengah dengan membawa segelas coklat panas dan makanan kecil, aku ingin menonton sesuatu agar aku tidak bosan. Tidak ada yang menemaniku saat liburan seperti ini.

'CLING'

Ponsel ku bergetar, tertera nama Greyson disana dan... oh tidak Freddie lagi.

From: Freddie

Bisakkah temui aku? Aku kangen.

Masih terjadi lagi, aku tidak tau apa sih maunya? Aku sudah sangat berusaha untuk terus berjauh darinya melupakannya dan segalanya darinya.

Aku hanya membalas pesan Greyson yang ingin kerumahku, aku tidak tau harus membalas pesan Freddie atau tidak intinya aku tidak ingin lagi berhubungan dengannya.

****

"Greyson," aku memanggilnya yang sedang mengocok dadu dengan ember kecil "apa... kamu akan membalas pesan orang yang kamu ingin lupakan?"

Ngomong-ngomong aku sedang bermain monopoli dengannya, ya aku tidak tau kalau Greyson datang dengan monopoli ditangannya dia juga memberikan aku sekotak kecil berisi coklat putih, kami memakannya bersama walaupun itu untukku tapi tetap saja Greyson memakanya.

"aha! Aku tidak menginjak tanah milikmu," serunya "maaf, apa tadi katamu?"

Bodoh. Aku memang seharunya tidak menceritakan masalahku padanya.

"bukan apa-apa," aku mengambil dadunya dan mulai mengocoknya "aku sampai mana tadi?"

"kamu pasti membicarakan Freddie, kan?" tanyanya senyum "aku tau, pasti dia menghubungimu lagi"

Sok tau.

"sudahlah lupakan saja, aku sudah tidak mempedulikannya" ucapku berusaha acuh, tapi aslinya sangat tidak bisa seacuh itu.

"kalau aku jadi kamu, aku akan membalasnya. Ya walaupun memang sedikit rasa sakit, tapi tetap saja kita tidak bisa bermusuhan dengan seseorang yang sudah menetap dihati kita selama ini, semakin kamu menjauh maka semakin susah kamu melupakannya" jelasnya. Aku menengadah, benar juga. Tapi...

"masih belum percaya kalau semakin menjauh bakalan susah?" tantangnya "apa selama ini kamu bahagia berjauhan sama dia? Kamu malah membuat diri kamu tersiksa" dia kembali berbicara, benar juga. Aku memang tidak bahagia selama ini, maksudku walaupun tetap mencoba melupakan hasilnya akan sama seperti awal, masih menyayanginya.

"coba kamu balas pesannya," aku menatapnya "kamu tidak tau kalau Freddie mungkin ingin mengatakan sesuatu sama kamu atau dia ingin memperbaiki hubungan kamu sama dia"

Aku menjalankan permainan monopoli ini dengan rasa campur aduk dihatiku, semua yang dikatakannya memang ada benarnya tapi aku masih belum bisa, belum kuat.

"apa harus aku temani kamu kalau Freddie mengajak ketemuan?" tawarnya "ya... siapa tau kamu menangis ditengah jalan, kan repot"

Sialan. Haha.

"apa aku belum pernah bilang, ya?" tanyanya, aku mengerutkan kening "aku tidak kuat melihat kamu menangis hanya karena laki-laki macam Freddie"

What? Greyson... kenapa?

---------------------------

YEAYYYY UDAH JAUH AJA NIH CERITA,btw gue nggak tau endingnya gimana wkwkwk. ayooo dong diberi vote cerita iniiiii susah tau bikin ini, kalian mah enak cuman baca doang kalo nggak suka tinggal cari lagi.coba kalo yang buat? sedih tuh. hahaha ya udah baca yaa gaissss, diberi vote jangan  lupa terus commentnya apapun itu aku terima. terima kasih:)

Nerd GirlsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora