Chapter 30

3.3K 142 1
                                    

Brooklyn's POV.

"Ada apa?" tanyaku pada Cameron ditaman tempat biasanya kami bertemu, sudah hampir dua jam tapi Cameron tidak berbicara apapun.

"Akan ku tinggal, aku memiliki janji dengan Greyson" aku pun bangkit dari dudukku.

"Tunggu" Cameron menarik tanganku.

Satu ciuman mendarat dibibirku, matanya terpejam. Aku tak membalas aku bingung, jantungku sama sekali tidak berdetak lebih cepat. Semuanya normal. Akhirnya aku mendorong badannya menjauh.

"Maaf, tapi aku bukan perempuan yang kamu pikirkan, permisi" aku pun pergi meninggalkannya, entahlah. Tidak ada perasaan tidak tega atau tidak rela melihat dia sendirian disana. Tidak seperti dulu.

Mengingat dulu aku pernah mencintainya tapi hanya aku yang merasakannya, kami sebenarnya sahabat dari kami masih berumur 5 tahun. Keluarga kami bertemu saat Ayah memiliki saham yang harus di bantu oleh saham milik keluarga Cameron, aku tidak mengerti apa-apa waktu itu. Mereka semua berharap aku dan Cameron bisa menikah kalau sudah besar.

Tapi kenyataan pahit datang, saham Ayah bangkrut. Ayah menjadi setres mengurus sahamnya yang bangkrut itu, keluarga kami ditipu oleh keluarga Cameron. Ayahnya Cameron sengaja melakukan ini semua agar sahamnya bisa melunjak hingga kepuncak.

Aku masih belum mengerti dengan saham mereka berdua, sejujurnya aku tidak mempedulikannya. Tapi karena posisi Ayah yang begitu setres aku memutuskan untuk menjauhi Cameron dan keluarganya. Tapi tak berhasil.

Berawal saat umurku 15 tahun, sikap Cameron yang baik, perhatian, tulus, manis dan sikap lainnya yang membuat setiap perempuan meleleh. Aku mencintainnya melebihi apapun yang aku punya, aku rela demi dia, demi dia bisa cinta padaku juga.

Aku ingat, saat hari sahabat. Cameron tidak memberikan aku apapun, ia malah memberikan kalung silver dengan TeddyBear diujungnya pada temanku sendiri, saat pulang sekolah. Aku menangis sepanjang hari.

Saat sore datang Cameron kerumahku dan meminta maaf. Ia mengajakku ke taman itu dan duduk di bawah pohon apel, ia menuliskan namaku dipohon itu dan dia mengatakan itu tempat rahasia kita, aku senang. Aku makin mencintainya.

Sampai aku naik kelas 2 SMU, aku berusaha untuk berhenti mencintainya karena Cameron sudah pacaran dengan yang lain, berusaha bersikap cuek, dingin, dan tidak peduli. Tapi tidak berhasil, setiap aku bertemu matanya dan senyumannya, hatiku menolak untuk membencinya.

Tapi pada suatu hari, Cameron menyatakan sukanya padaku. Dia bilang kalau dia sangat menyukaiku sejak dulu hingga saat itu, lalu aku menerimanya, aku percaya. Sangat percaya padanya. Sekitar dua tahun aku berpacaran dengannya tanpa sepengatahuan ayah dan ibu.

Aku makin mencintainya, dan akhirnya aku ketahuan. Kakakku mengadu pada ayah, lalu ayah mengancam Cameron, kalau tidak memutuskanku ia akan dibunuh. Dan kita pun putus, semenjak itu aku jarang menemuinya apalagi berhubungan. Hanya baru-baru ini saja semenjak ia tau kabarku ke Indonesia.

Aku terus berjalan, semua masa lalu itu hanyalah kenyataan pahit yang aku terima, mau bagaimana pun semua tidak akan kembali seperti semula.

****

"Aku pulang..." kataku kemudian melepas jaket coklat milikku.

Kenapa ada sepatu laki-laki disini? Apa ada teman paman Albert disini? Dimana Gabriel?

Aku pun berjalan perlahan melewati ruang tamu, ya ampun. Kenapa Greyson ada disini?

"Brooklyn?"

"Hei, bagaimana bisa kamu kesini?" tanyaku bingung, Greyson langsung berdiri dan memelukku erat.

"Kamu seharusnya memberi salam padaku, bukan bertanya seperti itu padaku"

"Iya maaf, hai Greyson sayang..."

"Aku masih disini, kawan..." sambung Gabriel memutar bola matanya.

"Bagaimana bisa kalian saling kenal? Aku belum mengenalkan kalian"

"Brooklyn, kenalkan ini Gabriel, Gabriel ini Brooklyn"

"Aku sudah tau bodoh" Gabriel langsung memukul kepalanya.

"Kenapa kamu tidak bisa bersikap baik padaku? Sedikit saja"

"Bokongku masih sakit, dan kamu menyuruhku untuk bersikap baik padamu? Kamu pikir kamu siapa?" balas Gabriel sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Apa maksudnya ini?"

"Brooklyn sayang, kamu percaya aku kan? Kamu harus membelaku, dia salah paham"

Oh ya Tuhan.

"Brooklyn dia menabrakku saat disupermarket, bokongku membiru hingga sekarang"

"Dia bohong!" seru Greyson.

"Apanya yang bohong? Kamu yang bohong!"

"Aku kan sudah bilang untuk hati-hati kemarin"

"Hati-hati apanya? Kau bodoh ya soal berbohong? Dasar payah!" Gabriel langsung pergi meninggalkan aku dan Greyson disini.

Sekarang Gabriel dengan Greyson? Sebenarnya ada apa ini? Aku bingung. Ya Tuhan..... hentikan ini.

--------------------------------------------
Back back back hehehe. Aku mau bilangin, diNerd Girls nanti, aku nggak ngefokusin si Gabriel aja yang mencoba move on dan beradaptasi, tapi buat Brooklyn juga yang mencoba move on dari cameron..... jadi dicerita ini bakalan ada cerita pribadi dari Gabriel dan Brooklyn mereka punya rahasia yang sama sekali mereka nggak bisa kasih tau satu sama lain. Apalagi soal perasaan mereka berdua yang labil hehe.stay aja di cerita ini yaaa........❤✌
Oiya dimultimedia ada fotonya Cameron bagi yang belum tau Cameron hihi:3

DONT FORGET TO GIVE MY STORY VOTE AND COMMENT.
GOD BLESS YOU YESHHHH:)
LOVE YOU GUYS! THANK YOU SO MUCH FOR YOUR VOTING;)

Nerd GirlsWhere stories live. Discover now