Chapter 46

1.9K 87 7
                                    

Aku menghampiri Brooklyn yang masih diam didepan laptopnya, ku lihat wajahnya. Aku rasa dia merindukan Cameron. Aku bahkan tidak diberi kabar apapun dari anak itu, langsung menghilang tanpa pamit.

Ku rebahkan tubuhku diatas tempat tidur, masih memikirkan tadi. Bagaimana ini? Aku sudah katakan iya, itu berarti besok aku harus menemuinya. Sebenarnya itu senang karena aku bisa melihat dia tersenyum untukku tapi masalahnya, ada sedikit rasa tidak rela jika dia sudah tidak memiliki rasa apapun padaku.

"kau kenapa?" tiba-tiba wajah Brooklyn tepat ada diatas wajahku dengan terbalik "ada sesuatu?" tanyanya kemudian menggantung jaket hitamnya dibalik pintu.

Aku bangun "tidak, tidak ada..." jawabku sedikit ragu, tangan Brooklyn langsung mengangkat wajahku dia tersenyum.

"Freddie, lagi?" dia duduk didepanku "ceritakan, ada apa?"

Aku menghela nafas "Freddie mengajak bertemu lagi."

"kau serius?" Brookyln memegang kedua bahuku wajahnya berbinar tidak percaya "kau terima atau tidak?" tanyanya lagi.

Aku mengangguk ragu.

"wah!" dia menghempaskan badannya di tempat tidur "terus kenapa kau terlihat tidak senang begitu?"

"aku tidak siap, lagi."

****

Sambil menunggu bus datang, aku memainkan ponselku. Aku masih memikirkan pesan Freddie, dia bilang akan ke asrama malam ini, apa benar dia mau kesana? Tapi, kan... ah tidak mungkin! Mana mungkin Freddie ke asrama? Tau asramaku saja tidak, sepertinya... aku lupa.

Aku mengacak rambut frustrasi, aku ini sudah tidak suka dengannya! Tidak lagi, aku mohon tidak lagi.

Saat bus datang, aku langsung naik. Aku lupa tadi Brooklyn menungguku atau tidak? Ah lupakan, aku hanya ingin pulang lebih cepat hari ini.

'CLING!'

From: Greyson

Kamu dimana bodoh? Kamu belum pulang? Aku baru sampai diasramamu.

From: Freddie

Aku berada diasramamu bersama Greyson, cepatlah! :)

Oh Tuhan... sekarang mereka bersama di asrama, mau apa, sih? Kenapa Greyson bersamanya? Kenapa mereka akrab?

Akhirnya aku turun di halte sebelum asrama, aku tidak mau pulang sekarang. Masa bodo, siapa suruh kesana tanpa sepengetahuanku. Aku berlari kecil menuju kedai minuman, aku tidak pernah kesini sebelumnya tapi setidaknya aku bisa merasa tenang mereka tidak melihatku.

"aku ingin... susu putih saja." Ucapku setelah melihat daftar menu "semoga mereka segera pulang." Aku menghela nafas sambil melihat pemberitahuanku di ponsel.

2 missed call: Greyson.

Aku tidak mengerti lagi kenapa mereka bisa bersama kesana tanpa bilang padaku? Ingin menjebakku? Aku menghela nafas panjang sambil menaruh kepalaku diatas meja dengan tanganku yang kulipat. Aku baru saja ingin menikmati tidur siang yang menyenangkan hari ini.

"silahkan.." tiba-tiba suara pelayan membuatku sadar, ternyata susu putihnya sudah datang. Aku langsung meminumnya sampai ponselku bergetar tiba-tiba.

Incoming Call: Greyson.

Jawab atau tidak? Ahh! Aku mulai gila.

"kamu dimana? Kenapa lama sekali, sih?" omel Greyson disana.

"uhm, sepertinya aku pulang malam. Kalian bisa pulang." Ucapku ragu.

"kamu masih dikampus?"

"uhm... tidak, eh maksudku... iy-iya masih," ucapku menggigit bibir bawahku.

"ah, cepatlah! Aku bersama Freddie disini."

Aku diam sebentar "kalian bisa pulang sekarang, sudah ku bilang tadi."

"aku tidak bisa pulang begitu saja, Freddie sangat ingin bertemu denganmu."

Aku diam, diam. Bagaimana ini, aku juga tidak bisa terus-terusan berada ditempat seperti ini, ini bukan tempatku. Tapi aku tidak ingin bertemu dengannya kenapa dia terus-terusan datang padaku, sih? Kenapa tidak langsung pulang saja?

"halo? Gabriel?"

Jedder! Ini suara Freddie, aku harus jawab apa... aku-aku—gila.

"Gabriel, aku hanya ingin bertemu denganmu malam ini saja, setelah itu aku akan pulang ke Indonesia, aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku hanya ingin pamit, melihatmu untuk terakhir kali, karena aku tidak akan kembali lagi kesini, ya kamu tau lah... aku akan sibuk kedepan." Jelasnya begitu jelas bahkan sampai aku tidak bisa berkata lagi.

"Gabriel? Oh aku mengganggumu, ya? Kalau tidak bisa tidak apa-apa aku akan langsung pulang," ucapnya lagi "apa aku bisa memberikan ponsel ini pada Greyson? Sekali lagi, maaf telah mengganggumu, aku pamit ya. Kalau kangen bisa datang ke Indonesia, hehe... oke sampai jumpa"

Aku masih diam, aku tidak bisa berkata lagi. Apa yang sebenarnya aku lakukan? Freddie hanya ingin melihatmu untuk terakhir kali, dia hanya ingin pamit padaku tidak lebih. Tapi kenapa perasaan itu selalu ada, rasa takut kehilangan, takut bertemu dan takut segalanya. Aku takut kamu pergi seperti ini, Fredd.

"halo, Gabriel?" suara itu masih terdengar ditelingaku.

Apa aku harus bertemu dengannya?

-----------------------------------------------------------------------

ayeee update lagi, maaf ya lama updatenyaa maaf juga kalo nggak jelas, oh iya ini dia chapter 46 yang minta cepet apdet sebenernya gue lagi pulkam waktu itu wkwkw, jadi pas sampe rumah langsung aja buka laptop andddd makasiii yaa yang udah komen unyuunyuuu sama vote hehehehe, sekali lagi makasiii tanpa kaliann cerita ini mah apa atuh muehehe.

ohiya udah mau tahun baru ya, udah mau sekolah juga sih huhu cepet banget sumpah, tapi yaudahlah yaaaaa. dont forget comment and vote hehehehehe bye! enjoy!



Nerd GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang