Chapter 3

11.1K 456 4
                                    

Senin pagi.

Oh tuhan, ini adalah hari yang paling aku benci, jelas saja aku akan bertemu dengan Elita gadis gila yang dari kelas 1 membenciku karena aku mengotori roknya dulu semasa MOS berlangsung.

Ah sudahlah aku tidak ingin menceritakan hal itu apalagi ini masih terlalu pagi.

Aku bangun dengan malas, jika tidak bukan hanya kak terresa saja yang mengomel ibu dan anne akan meneriakku setiap aku memejamkan mata.

Sehabis mandi, aku membereskan buku-buku ku dan segera ke meja makan untuk sarapan.

Ku pakai kacamata besarku ini, sudah lama sekali aku memakai kacamata ini tapi tetap saja awet, jelas saja aku selalu merawatnya seakan-akan kacamata ini hidup.

Tapi ada sedikit retakan di pinggir kacamata karena retakan karena Elita si anak bodoh otu mendorongku sampai kacamataku ini terjatuh.

"gabriel! Mau sampai kapan kami berdandan? Sudah pukul berapa ini?!" teriakan itu sudah sangat khas di telingaku saat pagi hari, itu kak terresa memang dia lah yang selalu mengomel di pagi hari, pengganti ibu jika ibu sedang sibuk.

"iya sebentar!" teriakku, kemudian ku ambil cardigan berwarna putih susu di belakang pintu dan bergegas ke meja makan.

Sudah ku lihat anne, kak terresa dan ibu mereka semua sibuk mempersiapkan sarapan pagi, kecuali anne yang pasti dia hanya menunggu makanan itu datang di depan wajahnya, sama sepertiku.

"hei! Apa kamu meledek? Kamu sudah berumur 17 tahun bisakah kamu membantuku sedikit?!" omelnya.

Oh tuhan, aku paling malas untuk melakukan ini di pagi hari bukannya aku tidak ingin membantu tapi.... Ah baiklah anggap saja ini imbalanku karena mereka sudah merayakan ulang tahunku.

"apa yang bisa aku bantu kak terresa?" tanyaku tersenyum lebar ke arahnya "ambilah susu di kulkas, berikan itu pada anne dia akan berangkay sedikit lagi" jelasnya tanpa melihatku sedikit pun.

"kenapa anne tidak berangkat bersama kamu?" tanyaku sambil membuka kulkas "anne akan berangkat bersama teman-temannya, sudahlah cepat" katanya tanpa melihatku.

Aku taruh susu itu di depan anne, dia hanya tersenyum manis padaku, seolah-olah senyum manisnya itu berkata terima kasih padaku.

tak berapa lama kemudian, temannya memanggil dari depan rumah.

"ah! Itu dia mereka, terima kasih kak gabriel, aku berangkat ya" katanya "ya hati-hati, belajarlah yang benar" balasku.

"ya pasti, tapi aku tidak mau menggunakan kacamata mu nantinya" ledeknya, kemudian ia berlalu.

Aku hanya tersenyum, pastilah anak itu tidak ingin memakai kacamata jadul ini, ku lihat jam tanganku dan oh tidak aku akan terlambat! Ku teguk susu putih di atas meja makan dan berlark keluar tanpa pamit kak terresa dan ibu.

****

Untunglah masih ada waktu 5 menit lagu, ku percepat langkahku untuk masuk kelas.

Aku tidak ingin pagi indahku di hancurkan oleh gadis gila itu, tapi saat ku berjalan di koridor tidak ada tanda-tanda kalau ia ada di sini.

Baguslah aku senang semoga saja ia pergi dari sekolah ini.

MAKASIH LAGI LOH YANG UDAH BACAAAA

Nerd Girlsحيث تعيش القصص. اكتشف الآن