Lv. 36 : Leveling (2)

1.5K 238 58
                                    

Aku kembali setelah semedi panjang di kamar dan ngobrak abrik otakku yang kosong

________

Desa Mayat Hidup, Endless Abyss

Kelompok Kedua

Mereka berpencar untuk mencari petunjuk, Renjun dan Kun menjelajahi sisi Utara sementara Lucas dan Jisung menjelajahi sisi selatan. Mark? Dia menjelajahi dua sisi lainnya sendirian.

Dan yang membuat mereka takjub adalah, kecepatan Mark dalam mencari petunjuk sangat cepat. Dalam waktu satu jam, dia sudah mendapat beberapa petunjuk dengan kesaksian penduduk desa itu.

"Ketika seorang polisi terjun ke dalam game misteri, maka semuanya akan menjadi mudah..." Celetuk Lucas saat ia melihat pemuda itu tengah berbicara dengan salah satu penduduk yang lewat.

Jisung hanya mendengus, tapi dalam hati ia setuju dengan pendapat Lucas. Mereka berdua saja baru dapat dua petunjuk selama satu jam ini, dan kesaksian penduduk desa juga sangat sedikit.

Pasalnya, mereka tak pernah melakukan hal seperti ini. Sehari-hari, mereka hanya duduk didepan komputer dan bermain dengan gadget dan AI untuk gaming. Saat keluar rumah pun, mereka jarang berkomunikasi dengan orang lain.

Jadilah kemampuan interpersonal mereka buruk.

Mereka jadi menyesal karena tidak bisa belajar dengan serius dan berkomunikasi dengan orang lain.

Disisi lain, Kun dan Renjun juga tak jauh lebih baik. Baru beberapa bukti yang mereka dapat. Itu pun dengan kemampuan bicara Kun dan ketelitian Renjun.

Keduanya juga tertegun melihat kecepatan Mark, namun tidak seperti Lucas dan Jisung. Mereka memaklumi hal itu karena profesi Mark dalam kehidupan nyata adalah seorang polisi kriminal.

Belum lagi sekarang dia menjadi polisi internasional, tentunya skillnya dalam mencari informasi akan lebih cepat dari mereka yang hanya warga sipil biasa.

Setelah hampir tiga jam berkeliling, mereka berlima kembali berkumpul dibawah pohon kering diujung desa. Beristirahat sambil berbagi informasi yang sudah mereka temukan sebelumnya.

"Bagaimana?" Tanya Mark membuka percakapan, ia mengeluarkan buah yang ia simpan sebelumnya dan memakannya secara perlahan.

"Kebanyakan orang yang ada di desa ini adalah laki-laki tua yang matanya dicungkil, aku menemukan bahwa setiap rumah tangga desa ini adalah petani sebelum 'Raja Iblis' itu mengutuk mereka.". Jelas Kun sambil menekankan kata raja iblis.

"Banyak wanita muda dan anak-anak yang diculik, sementara orang-orang yang memberontak akan dibunuh saat itu juga. Dan ada beberapa yang diubah menjadi batu." Sambung Renjun.

Lucas berdecak kesal, "ini game fantasi tapi kenapa ada plot detektif? Apa pengembang tidak tahu bahwa aku ini bodoh dalam penalaran?!" Rupanya ia kesal karena misi pertama mereka.

Renjun tersenyum mengejek, "kalau begitu, apa yang kau pelajari selama ini di universitas? Ah, jangan-jangan kau tidak belajar apapun?!"

Lucas mendengus, "aku masuk jurusan ekonomi untuk belajar berbisnis, bukan untuk memecahkan kasus!"

"Sudah hentikan!" Lerai Kun, ia lelah karena memiliki teman setim yang berisik luar biasa seperti mereka. Kecuali Mark dan Jisung tentunya.

"Dari luka yang ditinggalkan oleh tulang penduduk desa yang tewas, sepertinya mereka dibakar hidup-hidup. Ada juga yang kepalanya dipenggal, dan menusuk organ vital mereka." Mark menganalisis. Ia memainkan apel yang ada dalam genggamannya. "Aku butuh bantuan Haechan untuk spesifikasi luka mereka."

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now