Lv. 34 : Merindukanmu(2)

1.7K 274 73
                                    

Triple okey

____________

Tiga puluh menit kemudian Woochul keluar, ia melihat Zihao dan Haruto tengah mengobrol sambil bersandar pada dinding di seberang ruangan.

Keduanya berhenti bicara saat mendengar suara pintu terbuka.

"Terimakasih... Maaf sudah merepotkan kalian..." ujar Woochul dengan malu-malu.

"Santai saja, itu bukan masalah besar. Pergi dan ambil makan siangmu, sebelum Junwook menghabiskan semuanya." balas Zihao sambil tersenyum.

Woochul mengangguk pelan lalu pergi meninggalkan mereka. Sementara Haruto kembali mengunci ruangan dengan sistem sidik jari. Setelah selesai ia dan Zihao kembali ke tempat mereka untuk bertugas.

Disisi lain, Mingrui tengah duduk di ruangan yang disediakan untuk istirahat sambil memegangi sebuah kalung ditangannya. Matanya menerawang jauh, dan ia bahkan tidak memperhatikan orang yang datang ke ruangan itu.

"Melamun lagi? Ada apa Rui?" ujar seseorang.

Mingrui langsung tersadar dan menatap orang yang bertanya padanya. "Junwook hyung..."

"Apa kau merindukan ayah dan ibumu?" tanya Junwook dengan tenang.

Mingrui mengangguk pelan, "ya, aku jarang berada jauh dari mama..." ia menghela nafas panjang.

Junwook tersenyum, sepupunya itu jarang keluar rumah dan lebih sering berada di laboratorium milik ayahnya di bawah tanah. Berapa kali ia keluar dalam satu minggu bahkan bisa dihitung dengan satu tangan.

"Bersabarlah, kita pasti akan bertemu mereka nanti." ujar Junwook, ia tidak tahu cara menghibur orang yang sedang sedih.

Dia adalah orang yang paling tidak peka dalam kelompok pertemanan mereka, dan yang paling sulit bergaul. Sangat berbeda dengan ibunya yang banyak bicara, oleh karena itu orang-orang sering berkata bahwa dia lebih mirip dengan sang ayah yang relatif pendiam.

Nyatanya dia lebih pendiam dari sang ayah, tapi meski begitu teman-temannya memakluminya. Lagipula tanpa bahasa verbal pun mereka akan mengerti maksudnya. Pengecualian untuk dirinya yang kurang peka.

Teman-temannya harus mengatakan apa yang mereka maksud secara langsung agar dia bisa mengerti. Tidak ada gadis yang berani bertele-tele dengannya, karena ia tidak akan merespon mereka.

Bahkan kalaupun ada yang sering menaruh coklat dan bunga di lokernya, dia hanya akan melihat benda itu dan memasukannya kedalam tas tanpa membaca catatan atau surat Cinta yang ditinggalkan.

Taehyun bahkan mengejeknya karena ketidak pekaannya. Dia dan Taehyun seperti langit dan bumi, Taehyun adalah orang yang langsung dan akan mengatakan apapun yang ada dipikirannya sekalipun ini menyakitkan.

Banyak gadis disekolah mereka patah hati saat ditolak olehnya, dan membuatnya mendapat julukan playboy. Padahal dia tidak pernah berganti-ganti pacar ataupun memainkan perempuan.

Ditambah dia sering berkelahi, membuatnya sangat terkenal disekolah. Sebagai siswa yang nakal.

Ibunya sering memberikan nasihat agar dia berubah, namun itu percuma. Taehyun hanya berjanji tanpa melakukannya. Namun jika ibu Mingrui yang menegurnya ia tidak berani membantah dan akan melakukan apa yang dia katakan.

Ibunya sering marah karena Taehyun lebih menurut pada bibinya daripada dia. Taehyun hanya tersenyum saat mendegar ocehan sang ibu, lalu berkata. "Mungkin aku dan Mingrui tertukar saat kami lahir."

Setelah itu ia akan dihukum untuk membersihkan ruang kerja ayahnya yang penuh kertas dan buku.

Lain lagi dengan Eunsang, dia adalah anak yang penurut. Dan tidak pernah membantah perkataan orang tuanya. Karena ibunya yang super duper protektif dan selalu melarangnya ini-itu, ia tidak pernah melakukan hal-hal buruk.

Dia adalah panutan teman-temannya selain Mingrui. Sosok kakak yang perhatian dan lembut. Namun apabila amarahnya sudah dipicu, bahkan sepuluh Taehyun tidak bisa menahannya. Itu sebabnya mereka tidak pernah memprovokasi Eunsang dan membangkitkan amarahnya karena takut.

Doyum pernah bilang bahwa Eunsang benar-benar mirip ibunya saat marah. Seperti kelinci yang diinjak ekornya.

"Kalian disini rupanya..." ujar Eunsang yang baru datang, ia lalu duduk disamping Junwook dan mengambil teh boba yang ada diatas meja. "Punya siapa?" tanyanya.

"Entahlah..." ujar Junwook sambil mengedikkan bahunya.

"Mungkin milik Doyum." timpal Mingrui.

Eunsang mengangkat bahunya dan dengan santai meminum teh boba ditangannya. Saat itu pintu terbuka dan satu orang masuk kedalam sambil menggembungkan pipinya.

"Hahhh... Melelahkan, aku ingin istirahat dan-" Doyum berhenti bicara dan menatap Eunsang yang dengan polosnya meminum teh boba. "HYUNG KENAPA KAU MEMINUM BOBA MILIKKU??!!"

"Akan haus." jawab Eunsang dengan ringan.

Doyum ingin menangis, teh bobanya yang berharga sudah masuk ke perut Eunsang. Bahkan tidak ada yang tersisa, manusia menyebalkan itu sudah menghabiskannya dalam beberapa tegukan.

"Bajingan! Kembalikan teh bobaku yang berharga!!" Doyum menerjang tubuh Eunsang dan memukulnya dengan brutal. Masa bodoh dia akan mengamuk, yang penting dia harus membayar karena telah meminum teh bobanya yang berharga!

Junwook dan Mingrui sedikit bergeser agar tidak terkena pukulan dahsyat Doyum, pasalnya pemuda itu memukul tanpa arah. Jika mereka sedikit lebih dekat maka pukulannya pasti akan mengenai mereka.

"Hei! Hei! Lepaskan!! Mingrui tolong aku.... Aahh!! Jangan tarik rambutku!! Doyum hentikan!!" Eunsang berusaha melepaskan Doyum darinya, namun seolah-olah anak itu direkatkan oleh lem super kuat, dirinya tidak bisa melepaskan Doyum dengan mudah.

"Kenapa kalian ribut-" Zihao yang baru saja membuka pintu terkejut melihat aksi brutal Doyum pada Eunsang, dan buru-buru menghampiri mereka dan melerai mereka.

Sementara Mingrui dan Junwook terus diam di sudut tanpa membantu. Pukulan Doyum itu mengerikan, mereka lebih memilih dipukul oleh Taehyun daripada dipukul oleh Doyum.

"Kalian berdua cepat bantu aku!!" Zihao sedikit kesulitan saat menahan Doyum yang sedang marah.

Junwook menggeleng cepat, ia tidak mau terkena pukulan nyasar dari Doyum. Jadi dengan terpaksa Mingrui berdiri dan membantu Zihao.

Akhirnya setelah beberapa kali usaha, mereka berdua berhasil melepaskan Doyum dari Eunsang. Dengan beberapa luka lebam akibat pukulan Doyum. Namun mereka lebih baik dari keadaan Eunsang saat ini, dia benar-benar dipenuhi lebam diseluruh wajahnya. Dan rambutnya juga berantakan.

Wajah Doyum masih memerah karena marah, pipinya menggembung seperti balon. Dia masih ingin memukuli Eunsang lebih banyak lagi!!

"Sudahlah Doyum, nanti aku belikan kau boba yang baru. Sekarang bertugaslah dulu, aku akan memesannya seperti yang kau mau. Bagaimana?" ujar Mingrui dengan lembut.

Doyum mendengus kesal, "huh! Baiklah! Itu harus sama persis! Aku pergi!"

Dia melepaskan tangan Mingrui dan Zihao yang menahannya, lalu keluar dan membanting pintu dengan cukup keras.

"Kau benar-benar mencari kematian Eunsang-ah..." ujar Junwook setelah Doyum pergi.

Eunsang hanya menghela nafas panjang dan menutup matanya. Ia tidak ingin membahas tentang hal ini.

__________

To be continued

Haruskah aku buat pengenalan karakter buat sembilan orang ini?

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now