Lv.05 : Kehidupan yang Tenang (5)

4.5K 718 66
                                    

Uhuy ganti covernya (〜^∇^)〜 btw itu aku nemu di Pinterest ehehee, soalnya aku gak bisa ngedit ngedit foto (ಥ_ಥ)

______________

Beberapa hari setelahnya, seperti yang Mark janjikan pada Haechan, ia berkunjung ke rumah sakit untuk mengajak pemuda manis itu keluar. Kenapa Mark baru mengajaknya sekarang? Itu karena ia harus bertugas kembali setelah operasi kecil hari itu. Namun, masalahnya sekarang adalah ia tidak tahu dimana ruangan sang dokter muda itu berada!!

Diam-diam ia mengutuk kebodohannya sendiri yang tidak mencari tahu informasi latar belakang pemuda itu sebelumnya. Jadi Mark putuskan untuk bertanya kepada resepsionis yang sedang melayani beberapa orang yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Permisi, suster apa kau tahu dimana ruangan Dr. Lee?" tanya Mark dengan sopan.

Perawat yang tengah sibuk melayani manula menengok kearahnya dan tertegun. Pipinya sedikit memerah karena terpesona dengan ketampanan Mark. "Y-ya..apakah tuan sudah memiliki janji temu dengannya sebelumnya?" tanya perawat itu gugup.

Mark mengernyit heran, ia datang untuk menemui dokter bukan seorang CEO. Kenapa harus ada janji temu sebelumnya? Dengan ragu ia mengangguk pelan dan berkata, "katakan padanya aku Mark Lee,  pasien yang dia tangani tempo hari."

Perawat itu mengangguk paham, warna merah muda dipipinya sedikit memudar dan kulitnya kembali seperti semula. Sepertinya dia sudah kembali ke sikap profesional yang sebelumnya. "Tentu, tolong tunggu sebentar."

Perawat itu mendial nomor telepon intercom dan mengatakan kedatangan Mark pada sang dokter, dan setelah beberapa saat ia menutup panggilan dan kembali menatap Mark dengan senyuman. "Dr. Lee menunggu anda di ruangannya di lantai 5, lantai paling atas. Anda cukup  berbelok ke kiri setelah keluar dari lift." perawat itu menjelaskan.

Mark mengangguk pelan dan tersenyum tipis, setelah mengucapkan terima kasih dan pamit undur diri ia langsung menuju lift untuk ke lantai paling atas rumah sakit ini.

Sampai di tempat yang dituju, Mark membetulkan pakaiannya dan mengetuk pintu beberapa kali. Tak lama, seseorang dari dalam membuka pintu dan melihat Mark dengan heran.

"Halo Dr. Lee, aku disini untuk check up sekaligus mengajakmu keluar untuk sekedar berjalan-jalan." sapa Mark sembari mengutarakan niatnya.

Haechan tersenyum dan membuka pintunya lebih lebar agar Mark bisa masuk. "Tentu, silahkan masuk. "

Mark mengangguk pelan dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Didalamnya, hanya ada sofa, meja kerja dan beberapa rak buku yang berisi banyak buku medis. Dengan tata letak yang sederhana dan tepat, ditambah dengan suasana monochrome itu dapat menggambarkan bagaimana kepribadian sang pemilik.

"Ruanganmu sangat rapi Dr. Lee, luar biasa. " puji Mark, ia tengah memperhatikan sekeliling ruangan dengan senyuman dibibirnya.

Haechan tersenyum ringan, "silahkan duduk tuan Mark. "

Ia duduk di samping Haechan yang sedang menyiapkan peralatannya untuk mengecek luka Mark, sesekali matanya akan mencuri pandang pada Haechan.

"Kenapa rasanya wajah ini begitu akrab? Apa benar kami belum pernah bertemu satu sama lain? Tapi... Jika kami tidak pernah bertemu, kenapa hatiku selalu merasakan getaran aneh setiap kali melihatnya?"

"Tuan Mark?" panggil Haechan, yang membuat lamunannya buyar.

Mark tersenyum kaku, "ya?"

"Bisa kau perlihatkan lukamu?" pinta Haechan.

Mark mengangguk setuju dan membuka kancing kemejanya dan bertelanjang dada, membuat perut yang memiliki delapan kotak atletis dan otot yang kencang miliknya terlihat. Haechan dengan pipi merona, memeriksa keadaan lukanya dengan hati-hati.

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now