Lv. 35 : Leveling (1)

1.9K 272 31
                                    

Hiyahiyahiya

_______

Hari kedua, minggu pertama

Kelompok 1

Johnny dan Jaemin memutuskan untuk menyewa sebuah kamar di penginapan dengan dua tempat tidur untuk menghemat uang. Mereka sudah sampai di Beast Valley, tempat tinggal para beastman.

Awalnya, mereka ingin membeli sebuah pondok kecil untuk tempat tinggal sementara. Namun, Johnny berkata lebih baik mereka menyewa dulu untuk sementara dan membeli pondok setelah memiliki cukup uang.

Hari ini, mereka berencana untuk pergi ke aula misi untuk melakukan leveling. Tempat aula misi disini tidak seperti di tempat lain, bangunannya adalah sebuah pondok berbentuk jamur besar dengan atap jerami. NPC yang bertugas untuk memberi misi pun adalah seorang wanita dengan telinga rusa, sepasang tanduk kecil mengintip diantara helaian rambut coklatnya.

Saat mereka tiba disana, ada beberapa kelompok yang merupakan pemain disana. Ada juga NPC biasa, mereka berbaur dan tampak harmonis. Para pemain itu ada yang memiliki level lebih tinggi dari mereka, dan tengah mengobrol sambil tertawa bersama.

Namun, tak ada satupun yang mereka kenal. Jaemin hanya berjalan dengan asal menuju salah satu meja yang kosong sambil menunggu Johnny membawa aplikasi untuk meminta misi.

Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh aula misi, dan melihat sekelompok orang yang meminum bir sambil membual mengenai pengalaman mereka. Ia menggeleng pelan.

Saat itu, ada seseorang yang menepuk pundaknya dan bertanya. "Boleh aku duduk disini?"

Jaemin mengamati orang itu, yang merupakan seorang pemain sepertinya. "Tentu." jawabnya.

Orang itu tersenyum dan mengucapkan terimakasih. "Kau baru disini?"

"Ya, aku datang kemari dengan hyungku. Dia sedang mendaftar untuk misi." jawab Jaemin seadanya.

"Ah begitu..." gumam orang itu. "Namaku Felix, kau?" ujar orang itu.

"Aku Jaemin." jawabnya.

Felix juga menggunakan ras beast, namun profesinya bukan paladin seperti dirinya. Dia adalah seorang priest dengan serigala sebagai bentuk binatangnya. Jaemin iri, dia juga ingin menjadi binatang yang kuat. Namun apa daya dia malah memilih rubah putih sebagai bentuk hewannya.

Ia pikir itu hanya hiasan, namun ternyata itu juga memengaruhi skill bertarungnya. Ia ingin menangis karena salah memilih...

Dia tidak bisa mengubah jenis binatangnya, karena itu sudah menempel dengan atributnya.

"Kenapa kau terlihat kesal?" tanya Felix.

"Aku ingin mengganti jenis hewanku..." gumamnya dengan lesu.

"Oh? Kau salah memilih?"

Jaemin berdeham, ia malas mengungkit masalahnya.

"Menurutku, seekor rubah putih itu cukup bagus. Ada banyak yang bisa kau lakukan." ujar Felix mencoba menghiburnya.

Jaemin menghela nafas, "kupikir ini hanya aksesori... Jadi aku memilih rubah sebagai jenis hewanku, tidak tahunya itu ternyata mempengaruhi kekuatan serangan dan skill ku juga!!" pada akhirnya, dia mengatakan keluh kesahnya.

Felix tertawa kecil, "kau seperti Jeongin, dia juga salah memilih karena yang pertama dia pikirkan adalah seekor rubah. Saat akan menggantinya, itu sudah tidak bisa." ia semakin tertawa saat mengingat kejadian itu.

"Eh? Dia juga salah memilih??" Jaemin jadi tertarik.

Felix mengangguk, "ini pertama kalinya dia bermain game dengan holografik, jadi dia sempat kesulitan saat pertama kali memasuki dunia permainan."

Jaemin juga ikut tertawa, dia juga menceritakan perihal teman-temannya saat pertama kali memasuki dunia game ini. Keduanya menjadi cepat akrab karena apa yang mereka alami serupa.

"Kucari-cari ternyata kau disini hyung!" ujar seorang pemuda dengan telinga rubah berwarna oranye dikepalanya.

Felix meliriknya, "dia Jeongin, adik sepupuku. Jeong, ini Jaemin. Dia pemain baru."

"Hai.." sapa Jaemin sambil tersenyum.

Pemuda itu juga balas tersenyum dan menyapanya. "Halo!"

Tiga orang tersebut terus mengobrol hingga akhirnya Johnny tiba, wajahnya tampak sedikit kesal.

"Johnny hyung, kenapa?" tanya " pemuda bermarga Na itu.

"...tidak ada." gumam Johnny masih dengan wajah kesalnya.

"Biar kutebak, kau seorang pemain pemula?" tanya Felix setelah melihat raut wajah Johnny tidak bagus.

"Eh? Memangnya kenapa dengan pemula?" tanya Jaemin penasaran.

"Biasanya, tugas yang diatur oleh NPC disini sangat mudah untuk level pemula. Dulu kami juga seperti itu." Jeongin mejelaskan.

Felix mengangguk, "pemula hanya akan diberi tugas untuk mengumpulkan bahan, bertani, atau membantu NPC yang membutuhkan sesuatu. Sementara pemain di level selanjutnya bisa mendapat misi untuk mengawal NPC ke kota berikutnya, atau melakukan perjalanan berburu harta." ia menjelaskan. "Namun, untuk berburu harta itu biasanya tergantung pada keberuntungan. Kebanyakan tugas adalah mengawal NPC atau mencari bahan yang sulit didapat."

Jaemin mengangguk paham, "bagaimana dengan kalian?" tanyanya.

"Kami baru level 20, karena kami baru mencoba permainan ini beberapa minggu yang lalu. Leveling dari level 0 hingga ke level 20 sangat mudah, tapi untuk ke level berikutnya itu cukup sulit." jelas Felix. "Terlalu banyak persyaratan dan hal yang dibutuhkan, juga... Kita membutuhkan nilai EXP penuh untuk mencapai level berikutnya."

"Hah?" Jaemin bingung dengan penjelasannya. Ia pernah bermain game, tapi tidak pernah mengingat apapun istilah dalam game. Dan biasanya dia hanya memainkan game arcade.

"Maksudnya, semakin tinggi level maka bar EXP seseorang juga akan semakin besar. Sulit untuk membuatnya penuh." Jeongin menjelaskan secara ringkas. "Terkadang ketika bar EXP penuh, akan selalu ada persyaratan yang tidak memadai. Game ini benar-benar lubang besar bagi seorang pemula seperti kita! Mereka hanya menyesatkan orang-orang dengan dampak visual yang disuguhkan sementara metode permainan sangat sulit." dia mengeluh.

Mereka menghela nafas panjang, bisakah mereka mengundurkan diri dari misi ini? Tampaknya misi ini kurang ramah pada orang-orang yang buta permainan seperti Jaemin dan Johnny.

"Jangan sedih, level kalian masih rendah. Pasti mudah untuk leveling! Semangat!!" Jeongin memberi semangat.

"Bagaimana dengan ini, setelah level kalian mencapai 20 kita akan melakukan leveling bersama?" tawar Felix dengan semangat.

Johnny dan Jaemin langsung bersemangat, rasanya seperti ada seseorang yang menawarkan minuman soda di hari musim panas yang paling panas. Itu sangat melegakan.

"Tentu! Lebih banyak orang, lebih baik. Benarkan hyung?" balas Jaemin pada Johnny, orang yang lebih tua itu hanya mengangguk setuju.

Setelahnya, mereka terus mengobrol untuk berbagi informasi mengenai game ini. Lebih tepatnya Jeongin dan Felix yang menjelaskan banyak hal sementara dua lainnya mendengarkan, dalam waktu yang singkat mereka bisa akrab dan tidak terlalu formal lagi.

Bahkan Jaemin terus bercanda dengan Felix dan Jeongin sementara Johnny hanya memperhatikan mereka dari samping.

Satu hal yang tidak Jaemin ataupun Johnny beritahukan pada mereka, itu adalah fakta bahwa mereka terjebak dalam game ini dan misi mereka sebenarnya. Karena jika keduanya mengatakan yang sebenarnya, musuh pasti akan lebih waspada. Siapa yang tahu jika dua orang ini tidak akan membocorkan kebenaran itu pada orang lain bukan?

_________

To be continued

Happy New Year 2021~\(≧▽≦)/~

Semoga wish kalian bisa terwujud di tahun yang baru ini yaaa

Dan semoga aku gak mageran lagi aamiinn

Oke see you soon

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now