Lv. 23 : Berkemah di Gua kelelawar (2)

4.2K 604 73
                                    

Setengah jam kemudian, tim yang bertugas untuk melakukan pembersihan gua akhirnya kembali. Mereka memiliki ekspresi yang sangat santai, berbanding terbalik dengan ekspektasi yang Jaemin bayangkan sebelumnya.

Ia awalnya berpikir bahwa Mark pasti akan berteriak dan menjerit-jerit saat melihat makhluk yang ada di dalam Gua. Namun dia lupa satu hal, Mark adalah ketua kelompok khusus dari kepolisian yang sudah pernah melihat segala macam hal di dunia. Sungguh konyol kau Na Jaemin!

"Selesai?" Tanya Ten.

Johnny mengangguk singkat, "setelah ini sebaiknya kita masuk, namun kita harus berburu terlebih dahulu untuk mengisi perut."

"Berburu? Bukankah ini hanya game?" Tanya Winwin.

"Ya, tapi jiwa kita ada didalam game ini. Dan otomatis tubuh yang kita miliki sekarang juga memerlukan makanan untuk bertahan." Jawab Yuta.

Winwin hanya mengangguk kecil sambil ber'oh' ria.

"Aku akan berburu unggas kalau begitu" tawar Jeno.

Jaemin yang melihatnya mengambil inisiatif langsung mengangkat tangan kanannya, "aku ikut dengan Jeno!! Jisung kau juga!"

Jisung mendelik tajam, "apa-apaan!"

"Tidak apa, aku juga akan ikut denganmu.." ujar Chenle sambil menepuk-nepuk punggung Jisung cukup keras.

"Aku akan mencari sungai dan membawa air kembali untuk minum.." ujar Kun.

"Aku akan menangkap ikan!!" Winwin berkata dengan penuh semangat. Ia tak sabar untuk menunjukkan keahliannya dalam menangkap ikan.

"Kenapa aku merasa bahwa...ini lebih seperti perkemahan musim panas daripada melakukan misi penting?" Tanya Ten yang berdiri tak jauh dari Johnny.

"Entahlah.. kurasa mereka seperti ini karena kita belum menemukan bahaya yang sesungguhnya." Jawab Johnny, nadanya sedikit melunak.

Ten hanya memandangnya sekilas lalu kembali menatap teman-temannya yang seperti siswa sekolah dasar. Meski begitu, pikirannya berada di tempat lain. Ia menyadari nada bicara Johnny sedikit berbeda dengan yang ada di ingatannya saat insiden new gen.

Johnny yang sekarang adalah Johnny yang tenang dan lembut saat bicara dengannya, namun tiga tahun lalu dia adalah seorang yang sangat dingin. Bahkan padanya.

Apa itu karena pengaruh usia? Atau Johnny berubah karena sesuatu? Ten sangat penasaran.

Ketika ia sibuk melamun sebuah tangan menepuk pundaknya cukup keras dan membuatnya kembali tersadar. Itu Yuta, si 'rambut merah'. Ten memanggilnya begitu karena rambutnya yang sangat ikonik, berwarna merah mencolok. Ia menoleh pada pria Jepang itu.

"Apa?" Tanya Ten.

"Kau mau ikut dengan siapa? Atau mau tetap disini?" Tanya Yuta.

"Aku ingin diam saja, melelahkan melakukan itu semua..." Ten mendudukkan dirinya di atas rumput dengan lesu.

Yuta hanya bisa menggelengkan kepalanya, temannya ini benar-benar....

"Baiklah, aku pergi kalau begitu." Ia melambaikan tangannya dan mengikuti Winwin yang sudah berjalan lebih dahulu bersama Kun dan Renjun.

Ten menatap sekitarnya, hanya ada dia, Johnny, Taeil, Doyoung, Jaehyun, serta Lucas yang tengah tidur dibawah pohon akasia dengan paha Jungwoo sebagai bantalnya. Sisanya mengumpulkan makanan.

"Kenapa anak-anak itu tidak menyediakan bahan makanan saat kita memasuki game? Setidaknya kita tidak perlu mencari-cari seperti ini." Ten kembali bertanya.

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now