Lv. 11 : Solusi

4.2K 673 76
                                    

Janjiku:*

________

Mingrui sedikit gugup,"itu... tolong kalian jangan berteriak saat aku memberikan nama-namanya.."

Mark mengangguk paham,"kami berjanji."

Johnny membenarkan.

"Tunggu sebentar.." ia bangun dari duduknya dan menuju ke rak buku yang terisi dengan banyak dokumen. Dengan sedikit kesulitan Mingrui mengambil berkas yang ia cari dan membawanya pada dua orang interpol itu. "Ini, semuanya ada disini.."

Mark berdeham, ia mengambil salah satu berkas dan membukanya dan terkejut. Dirinya?

[Nama : Lee Minhyung/Mark Lee]

[Lahir: 08 Agustus 1999]

[Pekerjaan: seorang petugas kepolisian]

[Keahlian: beladiri, sniper elite, senjata adalah keahliannya]

[Ia adalah salah satu perwira polisi yang berada di divisi interpol bersama Johnny Seo, memiliki saudara kandung yang bernama Lee Taeyong. Kedua orang tua mereka meninggal pada saat kejadian itu, dan dalam arti lain bahwa hanya ia dan kakaknya yang tersisa]

Mark menatap Mingrui dengan terkejut,"apa maksudnya ini?!"

"Itu yang sebenarnya, kalian kehilangan ingatan. Dan belum mengingatnya, jika kau tidak percaya...maka bawa ini," Mingrui mengeluarkan sebuah kalung yang memiliki liontin berbentuk yin dan yang.

Mark mengambilnya,"apa ini?"

"Itu milikmu, seniorku menemukannya saat menolongmu." Jawab Mingrui serius.

Lain Mark, lain pula Johnny. Pria blasteran Korea-Amerika itu lebih tenang dan melihat-lihat berkas yang lainnya. "Apakah mereka masih hidup hingga sekarang?"

Mingrui mengangguk

Ia mengeluarkan ponselnya dan memotret setiap informasi yang ditulis dalam berkas, beralih dari satu berkas ke berkas yang lain, tangannya sangat terampil dan cepat. Jadi dalam waktu kurang dari lima menit ia sudah selesai memotret informasi tentang kebenaran dibalik monumen itu.

"Apakah masih ada hal lain?" Tanya Mingrui.

Johnny menggeleng,"ini sudah cukup, terimakasih atas kerjasamanya kami akan pergi."

Mark dan Johnny berjalan keluar dari ruangan Mingrui, setelah berpamitan mereka langsung menemui Siwon untuk berdiskusi kembali.

=====

Sementara itu di dalam rumah sakit, banyak dokter dan perawat yang sudah kelelahan karena terlalu memaksakan diri. Seulgi yang menjabat sebagai kepala perawat memerintahkan mereka untuk beristirahat sejenak dan mengembalikan efektivitas mereka.

Dengan demikian, para perawat dan dokter bergantian untuk beristirahat.

Saat Haechan dan Jaemin keluar dari laboratorium, itu adalah tiga jam kemudian. Haechan langsung meminta para perawat membawa puluhan paket nutrisi untuk para pasien dan meminta mereka untuk menyimpannya sebagian dan memberikan yang lainnya pada pasien.

Jaemin teringat sesuatu, Jeno! Ia langsung berlari meninggalkan Haechan untuk menemui pemuda yang memiliki eyesmile itu di ruang rawat. Sesampainya disana, ia melihat wajah tampan pemuda itu tampak lesu dan lelah namun tetap memfokuskan diri pada laptopnya.

Sesekali ia akan memijat pangkal hidungnya untuk memfokuskan matanya. Ia kelelahan. Jaemin berinisiatif untuk mendekatinya, ia berjongkok dihadapannya dan Jeno belum menyadari keberadaannya. Tangan Jaemin terulur untuk memegang tangan Jeno lembut, membuat si empu terkejut dan langsung menatap orang yang memegang tangannya.

Jaemin tersenyum,"jangan paksakan dirimu, itu akan sia-sia. Istirahatlah sebentar, itu tidak akan merugikan tubuhmu dan justru itu yang dibutuhkannya. Oke?"

Jeno menghela nafas berat,"aku belum berhasil..." Ujarnya lesu.

"Tidak masalah, kau bukan yang maha kuasa. Wajar bagimu untuk gagal, kau bisa mencobanya lagi nanti." Jaemin terus membujuknya untuk istirahat.

Jeno mengangguk paham,"baiklah.."

Ia melepaskan kabel yang terhubung dengan kacamata holografik pasien dan mematikan laptopnya, Jaemin mengulurkan tangannya untuk membantu Jeno berdiri dan langsung disambut baik olehnya.

"Dimana Haechan?" Tanya Jeno.

"Dia bersama beberapa perawat menyimpan paket nutrisi yang kami buat, itu akan cukup untuk semua pasien yang ada. Dan tidak akan se boros infus dalam pemakaiannya." Jawab Jaemin santai. "Tenanglah, setelah ini dia juga akan beristirahat. Aku sudah meminta Jungwoo Hyung untuk menemaninya."

Jeno mengangguk paham,"bisakah kau menemaniku?"

Jaemin tersenyum,"tentu."

Mereka berjalan menuju taman rumah sakit, dan duduk di bawah pohon persik yang berdaun lebat. Suasana teduh dan sejuk membuat keduanya rileks dan melupakan sejenak kekhawatiran dan kepanikan mereka sebelumnya.

"Kau bisa tidur jika kau mengantuk." Ujar Jaemin.

Jeno menatapnya,"lalu bolehkah aku meminjam pahamu untuk tidur?"

Jaemin mengangguk

Dengan demikian, hacker sekaligus pemilik Lee Corporation itu tertidur pulas di pangkuan seorang Na Jaemin. Sesekali Jaemin akan membetulkan rambut Jeno yang tersebar di dekat matanya, mengusap kepala pemuda itu pelan agar ia bisa tidur nyenyak.

====

Jaehyun sedang melayani pesanan pembeli dengan senyuman di wajahnya. Walaupun pemerintah meminta agar warga sipil tidak keluar rumah, itu bukan berarti mereka harus tetap diam saja dan menunggu.

Mereka bisa keluar walaupun harus menyalakan GPS agar pihak berwenang mengetahui keberadaan mereka untuk dipantau. Lagipula mereka tidak keberatan karena paham bahwa pihak kepolisian sedang berusaha untuk memecahkan masalah ini.

"Jaehyun Hyung, pesanan meja 024." Lucas menyerahkan selembar kertas pada atasannya itu dan kembali melayani pelanggan lain.

Jaehyun langsung masuk ke bagian dapur dan memberikan kertas pesanan pada Doyoung yang membantunya hari ini.

Suasana kafe sangat tenang, semua orang tengah berbincang ringan dan sesekali mengangkat topik mengenai game Dionysius. Para penggemar e-sport menyayangkan insiden itu, karena jika saja tidak ada hal buruk terjadi para gamers yang sudah ahli akan melakukan pertandingan internasional dengan pemain e-sport lainnya.

"Permisi, aku ingin memesan latte dan cappucino untuk dibawa pulang." Ujar seorang pria bermata tajam yang berdiri di depan meja barista.

Jaehyun tersenyum, membuat lesung pipinya terlihat."tentu, apakah bebas gula atau tidak?"

"Ah? Ada yang bebas gula?" Tanya pria itu.

Jaehyun mengangguk

"Kalau begitu aku ingin yang bebas gula saja."

Jaehyun langsung membuatkannya, dan si pria pelanggan itu duduk di kursi terdekat.

"Omong-omong...kafemu cukup ramai" ujar pria itu ramah.

Jaehyun tersenyum,"yahh..aku sangat bersyukur karena itu"

"Kau pebisnis muda yang hebat" puji pria itu. "Ah ya, namaku Taeyong. Lee Taeyong, kau?"

"Jaehyun, Jung Jaehyun."

"Senang berkenalan denganmu, Jaehyun.." ujar Taeyong, setelah itu mereka mengobrol sambil Jaehyun yang tetap fokus membuatkan pesanan Taeyong. Dan dalam waktu singkat mereka menjadi teman juga tak lupa saling bertukar nomor telepon masing-masing.

To be continued

=====

Dah ah ngantuk Babay
Jika kalian liat typo tolong beritahu agar Ochi bisa perbaiki

See u

Good night

Neo City : The Game Is Called DionysusWhere stories live. Discover now