Lv. 38 : leveling (4)

866 159 16
                                    

Kelompok 4, cassiotovia village

Berbeda dengan tiga kelompok lainnya, kelompok jeno sudah melakukan leveling sejak hari pertama mereka tiba di desa elf. Mereka juga sudah memiliki tempat tinggal sementara yang cukup untuk menampung sebuah guild kecil beranggota sepuluh orang.

Level Mereka juga sudah lebih tinggi dari yang lain, yaitu level 15. Ya, dengan strategi yang dimiliki oleh si jenius itu mereka bisa naik level dengan sangat cepat. Walaupun keempatnya harus kelelahan dan hampir mati beberapa kali karena misi yang berbahaya. Tapi itu sepadan dengan apa yang mereka dapatkan.  Mulai dari peralatan tingkat menengah, senjata kelas atas, obat langka, dan masih banyak lagi.

Beberapa yang tidak mereka butuhkan, akan mereka jual untuk menambah simpanan uang selama leveling ini. Itupun atas usulan jeno dengan otak pintarnya.  Tiga orang lainnya merasa mereka tidak benar-benar melakukan apapun yang berarti selain saat keempatnya melakukan misi.

Lucas yang mendengar bahwa mereka sudah lebih dulu melakukan leveling dan melejit, sempat protes tak terima. Sebelum doyoung turun tangan dan memarahi pemuda itu. Padahal dia bisa mendapatkan lebih karena kelompok mereka memicu instansi tersembunyi.

Ya, mereka sering berkomunikasi dengan anggota lainnya untuk menyelaraskan langkah yang akan diambil selanjutnya. Kuartet jeno juga sudah tahu mengenai rencana yang dimiliki oleh taeil, yaitu mengajak beberapa guild untuk bekerja sama dalam misi mereka kali ini. Karena mustahil delapan belas dari mereka bisa menyelesaikannya dengan cepat, dunia game ini sangat luas dan ada banyak yang harus mereka lalui. 

Jika mereka terlalu lama menghabiskan waktu dalam game ini, akan lebih banyak orang yang kehilangan nyawanya. Entah itu karena terbunuh dalam game, mati kelaparan di dunia nyata.

Jadi, taeil mengusulkan ide untuk mengajak beberapa guild untuk bekerja sama pada anggota yang lain. Dan tentunya, mereka setuju. Karena ini adalah jalan terbaik dan tercepat yang mereka punya. Jadi, selain melakukan leveling secara terpisah, mereka juga harus bisa mengajak guild-guild yang bisa mereka temukan sebagai bantuan.

"apa kita akan mengambil misi hari ini?" tanya doyoung, tangannya sibuk mengaduk kuah ramen yang menjadi makan siang mereka hari ini.

Kelompok empat orang itu saat ini tengah berada di sebuah kedai ramen tak jauh dari aula misi. Tadi pagi, mereka sudah melakukan misi untuk mengumpulkan tumbuhan yang disebut light grass. Tumbuhan yang berkelompok seperti semak namun mengeluarkan pendaran cahaya neon saat terkena sinar matahari.

Itu bisa dibilang sebagai misi yang cukup mudah, karena tempat mereka mendapatkannya juga tidak terlalu berbahaya. Walaupun taeyong harus terluka karena ada tumbuhan ivy besar yang menyerang mereka saat akan kembali ke desa cassiotophia. Untungnya kelompok mereka memiliki healer, jadi luka yang didapat dari pertarungan itu dengan mudah diatasi.

"besok saja, hari ini kita kumpulkan informasi mengenai apapun dalam game ini. Entah itu rumor, kejuaraan, atau mengenai pengembang game ini." jawab jeno. Sekarang ia adalah ketua kelompok mereka, sampai leveling ini selesai tentunya.

"bar xp milikku sudah penuh setengahnya, mungkin dalam dua misi selanjutnya aku bisa naik level. " ujar taeyong saat membuka antarmuka game miliknya.

Haechan mengangguk membenarkan, "aku juga, tapi dengan syarat aku harus menemukan beberapa bahan untuk meng-upgrade tongkat healer milikku. Tongkat ini akan menjadi tidak berguna jika aku sudah melebihi level 15."

Jeno mengangguk paham, "kita bisa mencarinya saat melakukan tugas atau pergi ke pasar gelap jika tidak tersedia di toko sistem." dirinya masih fokus memakan ramennya tanpa menoleh saat membalas perkataan saudaranya itu.

Doyoung memperhatikan cara makan jeno yang terbilang biasa saja dengan pandangan aneh, "kupikir orang elit sepertimu makan dengan cara berkelas..." celetuknya.

Uhukk

Jeno tersedak kuah ramennya, lalu menatap doyoung kesal. "aku juga manusia biasa hyung, meski otakku pintar dan aku selalu berada dibalik  meja seorang pemimpin, makan dengan table manner itu merepotkan. Lagipula aku jarang datang ke acara seperti itu..."

"kenapa?" tanya doyoung.

"dia takut ditanya sudah memiliki pasangan atau belum, karena mayoritas rekan kerjanya adalah orang-orang berumur. Mereka ingin menjodohkan anak-anak mereka dengan jeno." haechan menjelaskan sambil menahan tawanya.

Taeyong dan doyoung tertegun, sementara objek yang dimaksud haechan hanya mendelik kesal pada saudaranya.

"lalu... Bagaimana jika ada rekan bisnismu yang mengajak untuk makan malam?" tanya taeyong penasaran, kehidupan si kembar jenius ini cukup menarik baginya.

"taeil hyung akan menggantikanku, kalau tidak yaa... Yuta hyung." jawab jeno dengan tenang.

"mereka bawahanmu??" pekik doyoung dengan wajah kaget.

Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

"jadi kalian sudah mengenal sejak lama?" tanya taeyong. Yang kembali diangguki jeno.

"bisa dibilang... Mereka berdua adalah kedua tanganku saat aku sedang tidak ingin menemui siapapun. Apapun keputusan yang mereka ambil, itu sama dengan keputusanku." jelas jeno. "meskipun yuta hyung berada di divisi pemasaran, dia adalah tangan kiriku. Dengan kemampuannya dalam menarik minat para investor dan kecerdikannya dalam mengatur kata-kata, perusahaan hanya mengalami sedikit kerugian dalam beberapa tahun ini. Tapi, sikapnya yang suka sembrono dan agak mesum sedikit menyebalkan." sambungnya.

"sudah kuduga, si bocah Jepang satu itu memiliki otak kotor." ujar doyoung sambil memutar matanya bosan.

Jeno hanya tertawa kecil sebelum melanjutkan, "taeil hyung adalah asisten sekaligus sekretaris ku, dia adalah tangan kananku. Urusan yang tidak terlalu penting selalu kuserahkan padanya untuk diurus, aku hanya akan menghabiskan waktu untuk membuat alat baru untuk produk baru perusahaan atau penggunaan pribadi. Kadang aku jengkel karena kebaikan hatinya, dia selalu mudah terhasut bujukan orang. Jadi aku selalu meminta yuta hyung menemaninya jika ada pertemuan bisnis diluar perusahaan kami."

Taeyong mengangguk mengiyakan, "taeil hyung memang terlalu baik..."

"lalu.. Kenapa kau meminta untuk mencari petunjuk tentang pengembang game ini? Seharusnya kau sudah tahu tentangnya kan?" tanya doyoung setelah menghabiskan makanannya.

Jeno menghela napas gusar, tangannya mengurut pelan pangkal hidungnya. "seandainya aku tahu, mungkin aku sudah memiliki rencana sejak awal kita mendapatkan misi ini..."

Tiga orang lainnya mengernyit, iya haechan juga sama bingungnya. Setahu dirinya semua yang menjadi rekan bisnis perusahaan mereka pasti sudah diketahui identitasnya sejak awal oleh saudaranya.

"apa maksudmu?" tanya haechan mewakili yang lain.

"pengembang game ini sangat misterius, kemampuannya dalam peretasan juga sebanding denganku. Aku hanya tahu bahwa dirinya dipanggil Nicholas, dan selain dari itu semuanya buram." jelas jeno, ia menghela nafas panjang dan menopang kepalanya dengan tangan. "aku juga merasa bersalah karena telah membuat kacamata terkutuk ini..."

Baik taeyong maupun doyoung sama terkejutnya, terlebih mengenai fakta bahwa pemuda jenius itu yang menciptakan teknologi yang kini menjadi boomerang baginya. Sementara haechan hanya menghela nafas panjang, sekarang dia tahu kenapa saudaranya itu tampak gusar selama beberapa minggu belakangan.

To be continued

_________

I-land joined the group:v

Semakin dekat dengan konflik avv

Btw, buat kalian yang mau nyumbang pulsa bisa ke nomor ini : 089618726827 untuk triple update :3

Aku pengen buat yang kayak gini lagi ahh nanti... 

See you

Neo City : The Game Is Called DionysusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang