ADH 34 ✓

24.7K 1.9K 1K
                                    

Terimakasih untuk 391 vote dan 353 komen di bab sebelumnya!
🙏🙏🙏😘

GUYS AKU MAU KASIH INFO KALAU SEKITAR 5-15 PART LAGI ANTARA DUA HATI BAKAL ENDING.

Jadi, biar aku nulis sampai ending di Wattpad enggak pindah di aplikasi lainnya. Tolong vote dan komennya ya🙏🤗

Aku juga seneng banget, bacain DM dan komen kalian tentang cerita Antara Dua Hati, itu kayak vitamin penyemangat buat update🙏🤗

😁 I'm really happy for that❤️😍

So, Happy Reading Guys!❤️

🌼🌼🌼

Confused

Betapa mulianya manusia yang menyembunyikan semua kesakitannya dengan senyuman sehingga membuat orang di sekelilingnya selalu bahagia.

(Ustazah Syarifah Aminah Al Attas)

***

Hadid memarkirkan mobilnya di halaman rumah orang tua Mahdia. Sebenarnya dia tak enak bertamu dini hari seperti ini. Namun, mau bagaimana lagi, kunci rumah mereka ada pada Mahdia.

“Sebentar, Sayang. Kamu di sini dulu, ya,” kata Hadid langsung disambut anggukan dari Meidina.

Hadid mengetuk pintu. Tak berapa lama kemudian muncullah Nadim dengan wajah yang kurang bersahabat.

“As-salāmu‘alaikum, Bang. Aku mau ketemu Mahdia.” Sebisa mungkin Hadid menjelaskan maksud tujuannya datang.

“Wa’alaikumus-salām, nggak ada. Mahdia enggak ada di sini,” ucap Nadim dingin.

Hadid menggeleng, lalu kembali berkata, “Ada, Bang. Aku dikasih tahu Naima. Aku mau ketemu sama Mahdia, mau lihat keadaannya.”

Ssst, Iyek. Udah, biarin Gus Hadid masuk. Mahdia butuh dia.” Nazifa menengahi suami dan adik iparnya itu.

“Enggak bisa. Dia sudah menyakiti Mahdia dan sudah keterlaluan. Padahal dia tahu kalau Mahdia sedang hamil!” ungkap Nadim kesal.

Iyek, udah dong. Nggak usah ikut campur masalah mereka. Adik kita Mahdia, dia sangat butuh Gus Hadid. Kamu ingat ekspresinya saat merindukan Gus Hadid? Sudahlah, ayo ke kamar!” Nazifa lalu menarik suaminya menuju ke kamar walau dengan langkah patah-patah.

Entah sudah keberapa kalinya Hadid mencoba membuka pintu kamar Mahdia, tetapi tak bisa juga. Sepertinya Mahdia mengunci kamar dari dalam. Berulang kali juga Hadid mengetuk pintu di hadapannya itu, sampai akhirnya dibuka oleh sang empunya.

“Mas Hadid?” ucap Mahdia serak sambil mengerjapkan matanya.

Tanpa aba-aba, Hadid langsung memeluk Mahdia, mengelus punggung istrinya ini. Dia paham betul jika wanita hamil hormonnya sering berubah-ubah dan moody-an.

“Mas, maafin aku.” Mahdia terisak dan terus memeluk suaminya seakan takut untuk kehilangannya, lagi.

Ssst, iya, enggak apa-apa, kok. Kamu enggak usah nangis lagi.” Hadid mengurai pelukan, lantas mengusap air mata Mahdia yang mengalir di pipinya.

“Kunci rumah mana?” tanya Hadid ketika Mahdia sudah lebih tenang.

“Ada. Ini, Mas.” Mahdia menyerahkan kunci yang memiliki gantungan boneka.

Antara Dua HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang