ADH 23 ✓

22.8K 1.6K 350
                                    

Aku juga seneng banget, bacain DM dan komen kalian tentang cerita Antara Dua Hati, itu kayak vitamin penyemangat buat update🙏🤗

😁 I'm really happy for that❤️😍

So, Happy Reading Guys!❤️

🌼🌼🌼

Hati yang Rapuh

Hati yang berdetak hanya untuk Allah akan selalu menjadi orang asing di antara hati yang berdetak untuk dunia.

(Syarifah Rugayyah Alaydrus)

***

Hadid melenguh saat terbangun, sedangkan Meidina tersenyum menampilkan giginya. Dia berhasil membangunkan Hadid tanpa perlu mengeluarkan banyak energi. Cukup membuka gorden kamar, maka sinar matahari langsung menyorot ke arah Hadid.

"As-salāmu'alaikum," kata Syifa masuk ke kamar dengan membawa makanan. Di belakangnya terdapat Khadijah.

"Wa'alaikumus-salām." Hadid dan Meidina menjawab kompak.

"Ayo kita sarapan!" ajak Syifa yang langsung menata makanan.

***

Zaveera menyuapi Khalisya bubur yang dibelinya di kantin rumah sakit. Hari ini mereka akan pulang ke rumah.

"Lama banget ya," ucap Mahdia menatap tak sabar infusan yang berjalan lambat.

"Sabar, Kak, dikit lagi." Zaveera ikut melihat ke arah infusan.

"As-salāmu'alaikum." Suster masuk ke kamar seraya diikuti seorang dokter.

"Wa'alaikumus-salām." Mahdia dan Zaveera menjawab kompak.

"Dok, hari ini saya boleh pulang, 'kan?" tanya Mahdia memastikan.

"Iya, Bu. Setelah infusan habis, ya." Dokter tersebut memeriksa infusan Mahdia begitu teliti.

"Alhamdulillah." Zaveera ikut senang mendengar jawaban dokter barusan.

"Jangan stres atau banyak pikiran. Dibawa happy agar cepat pulih dan bayinya juga seneng."

"Iya, Dok." Mahdia menjawab pelan.


***


"Mau ke Khalisya." Hadid tiba-tiba membuat mereka semua terdiam.

"Nanti aku yang bawa Dedek Khalisya ke sini," kata Syifa sembari melirik tak enak ke arah Meidina.

"Oke, habis ini, ya." Hadid memastikan dengan menatap serius ke arah adiknya.

Syifa memutar bola matanya malas, lalu berkata, "Iya, abangku sayang."

Sementara itu, Meidina memilih mengakhiri sarapan dengan cepat dan beranjak keluar.

"Mau ke mana, Mbak?" Pandangan Syifa tertuju pada kakak iparnya saat melihat Meidiana terburu-buru.

"Mau pulang dulu, Dek. Ambil baju." Meidina tersenyum tipis meninggalkan ruangan.

Antara Dua HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang