ADH 35 ✓

24.9K 1.9K 546
                                    

Terimakasih untuk 603 vote dan 534 komen di bab sebelumnya!
🙏🙏🙏😘

Maaf ya guys, lama update nya karena banyak kesibukan banget jujur sebenernya sudah ada draftnya, tapi ngerasa kurang cocok saja. Jadi ini, semoga kalian suka ya😉🤗

Jadi, biar aku nulis sampai ending di Wattpad enggak pindah di aplikasi lainnya. Tolong vote dan komennya ya🙏🤗

Aku juga seneng banget, bacain DM dan komen kalian tentang cerita Antara Dua Hati, itu kayak vitamin penyemangat buat update🙏🤗

😁 I'm really happy for that❤️😍

So, Happy Reading Guys!❤️

🌼🌼🌼

Keputusan

“Hidup kita tentang menemukan cinta, semua ujian yang kita alami dan hadapi adalah jalan menuju cinta-Nya Allah. Kalau Allah cinta sama kita, hilanglah duka lara. Surga tempatnya.”

(Ustazah Zeina Assegaf)

***

Di tengah lamunannya, terdapat pesan masuk dari sahabatnya yaitu Nayla.

Nayla:
Beb, ini berkas-berkasnya sudah masuk semua dan insyaallah besok bakal diajukan.

Meidina:

Makasih, Sayang.

“Kenapa senyum-senyum?” tanya Hadid tiba-tiba sudah di depan Meidina.

“Astagfirullah, kaget,” ujar Meidina sembari buru-buru mematikan ponselnya.

“Kenapa?” Hadid bertanya ulang.

“Enggak apa-apa.” Senyum Meidina tipis sembari membawa Khalisya duduk ke pang

***

“Mbak, ini,” ucap Mahdia ketika mereka selesai sarapan.

“Apa ini?” tanya Meidina bingung sambil mengambil paper bag dari Mahdia.

“Abaya, tadi kata Mas Hadid Mbak lupa bawa baju ganti. Jadi aku ambil ini buat Mbak,” ujar Mahdia membuat Meidina mengangguk.

Setelah itu, Meidina bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian. Sementara yang lain, asik bercengkerama di taman depan rumah setelah menyelesaikan sarapan mereka.

“Mbak,” panggil Mahdia mengangetkan Meidina yang baru saja keluar.

“Astagfirullah,” ujar Meidina refleks mundur terkejut.

“Boleh kita bicara dulu?” pinta Mahdia penuh harap.

“Boleh.”

“Di dalam saja ya, Mbak.” Mahdia masuk ke dalam kamar diikuti Meidina, lalu menutup pintu.
Sedari tadi tak ada suara yang terucap dari mulut keduanya, hanya keheningan yang mengisi.

“Ada apa?” tanya Meidina membuka percakapan mereka.

“Mbak, maafkan aku,” ujar Mahdia. Tiba-tiba dia menjatuhkan dirinya dan duduk di bawah kursi.

Antara Dua HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang