ADH 22 ✓

22.2K 1.5K 183
                                    

Terimakasih untuk 105 vote dan 60 komen di bab sebelumnya! 🙏

Aku juga seneng banget, bacain DM dan komen kalian tentang cerita Antara Dua Hati, itu kayak vitamin penyemangat buat Update🙏🤗

😁 I'm really happy for that❤️😍

So, Happy Reading Guys!❤️

🌼🌼🌼

Permohonan Maaf

Ketika kita memaafkan kesalahan orang lain, itu bukan soal kebaikan orang tersebut, tetapi kita sedang berusaha menyembuhkan luka di hati kita dengan lebih cepat.

(Ustazah Syarifah Aminah Al Attas)

***

Nadia menghampiri Meidiana yang memilih duduk di balkon ruang Hadid.

Dek, maafin perkataan Falisha, ya.” Nadia menggenggam tangan Meidina dengan perasaan tidak enak hati.

“Falisha enggak salah apa-apa, Mbak. Apa yang Falisha katakan emang benar adanya.” Meidina memandang lurus ke depan dan tidak menatap Nadia sedikit pun.

Nadia menatap tak enak kepada Meidina. Dia tahu putrinya masih kecil dan berkata apa adanya, tetapi tidak mengerti hal-hal yang orang dewasa lakukan.

“Nak, Mama sama Syifa pulang dulu,” ucap Khadijah menghampiri mereka.

“Iya Ma, hati-hati.” Buru-buru Meidina menyalami ibu mertuanya diikuti oleh Nadia.

Di ruangan Mahdia, Zaveera sedang bertanya banyak hal, terutama penyebab Mahdia dirawat. Mereka juga membahas mengenai perjalanan ke Surakarta yang harus tertunda karena urusan rumah sakit ini. Untuk itu, Mahdia menyarankan agar Zaveera menanyakan langsung kepada dokter dan suster mengenai perkembangan kondisinya.

Tanpa banyak bertanya, Zaveera bergegas menemui dokter sambil berkata, “Dok, bagaimana kondisi kakak saya? Kira-kira kapan bisa pulang, ya?”

“Alhamdulillah sudah baik, Mbak. Bayi dalam kandungannya juga sehat. Perbanyak makan yang mengandung vitamin dan zat besi, ya,” ucap dokter tersebut.

“Terus kalau boleh tahu, kapan pulangnya, ya?” tanya Zaveera penasaran.

“Insyaallah besok pagi jika infusan sudah habis, maka boleh pulang.” Jawaban Dokter membuat Mahdia bernapas lega.

“Terima kasih banyak, Dok.”

***

Hadid terbangun ketika mendengar suara pintu diketuk begitu keras.

“Sayang, bangun, itu ada yang ngetuk pintu.” Hadid membangunkan Meidina yang rupanya tidur juga.

Setelah Khadijah dan Syifa pulang, Nadia beserta suaminya juga pulang. Mereka khawatir dengan anak-anak yang tak baik jika terlalu lama berada di rumah sakit.

“As-salāmu‘alaikum.” Mereka mengucap salam dengan kompak.

“Wa’alaikumus-salām.” Hadid dan Meidina menjawab bersamaan.

Ternyata itu Fadli, Sahila,  dan Lukman yang merupakan suami Sahila. Mereka semua teman dekat Hadid dan Meidina.

“Ya Allah, Mas Bro, Anda kenapa?” Lukman tertawa melihat Hadid yang terbaring sakit. Memang dasar sahabat lukcnuts!

Antara Dua HatiWhere stories live. Discover now