ADH 28 ✓

23.6K 1.6K 269
                                    

Terimakasih untuk 220 vote dan 160 komen di bab sebelumnya! 🙏

Maaf telat update dikarenakan banyak pekerjaan + feel nya hilang 😭😭🙏🙏

Aku juga seneng banget, bacain DM dan komen kalian tentang cerita Antara Dua Hati, itu kayak vitamin penyemangat buat update🙏🤗

😁 I'm really happy for that❤️😍

So, Happy Reading Guys!❤️

🌼🌼

Sementara

Musim bergulir, suka duka silih berganti, teman-teman datang dan pergi. Tak ada yang selalu memahami hidup. Bahkan mati, kecuali Allah Sang Ilahi.

(Ustazah Halimah Alaydrus)


***

Hadid hanya tersenyum tipis melihat ke arah istrinya yang serius melihat jalanan, tetapi masih saja bersenandung mengikuti irama lagu Air Mata Cinta sembari menyindirnya.

"Kenapa senyum-senyum?" Pandangan Meidina begitu tajam.

"Galak amat, Ning. Jangan galak-galak, atuh. Nanti nggak ada yang suka," goda Hadid pada Meidina.

"Terus kalau nggak ada yang suka kenapa? Padahal Anda menikah dengan saya!" sanggah Meidina sembari memutar bola matanya malas.

"Lagi khilaf aja," lanjut Hadid meledek Meidina. Hadid pun meringis saat pinggangnya dicubit oleh Meidina yang merengut kesal.

"Mas Hadid utang penjelasan padaku," ujar Meidina sembari melepaskan cubitannya.

Hadid menatap Meidina dalam, timbul keraguan di hatinya. Apakah dia benar-benar yakin melepas Mahdia dengan konsekuensi kehilangan Khalisya dan anak kembarnya nanti? Kalaupun kehilangan Meidina, itu sama saja Hadid kehilangan separuh jiwa dan cintanya.

"Mas," panggil Meidina membuyarkan lamunan Hadid.

"Ingat, loh, jelasin sekarang atau aku menepi," ancam Meidina.

"Jangan, bahaya. Mas akan menjelaskan semuanya."

Hadid mulai menjelaskan semuanya kepada Meidina tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Namun, saat Hadid menceritakan pertemuannya dengan Walid, Meidina langsung bertanya, "Bicara tentang apa sama Walid? Aku berhak tahu, loh. Bagaimanapun, Walid adalah ayahku."

"Kami bicara tentang kamu."

"Halah, aku udah nggak percaya lagi sama kamu sejak tahu kamu memiliki selingkuhan. Terus kamu nikah di belakang aku. Apa itu bukan bohongin aku?" tanya Meidina sarkastik. Hadid terdiam tak berdaya mendengar perkataan Meidina yang begitu ngena di hatinya.

Meidina menatap Hadid yang diam saja, hingg dia sendiri merasa tidak enak pada suaminya. Apakah pernyataan terlalu kasar? Namun, memang seperti itu kenyatannya.

"Mas, kok diam saja? Jelasin lagi, dong," bujuk Meidina kesal.

"Meidina." Hadid menatap istrinya begitu intens.

"Gimana, Mas?" tanyanya lagi.

"Yang dibicarakan Mas dengan Walid adalah tentang kamu. Walid meminta agar Mas memilih kamu atau Mahdia," papar Hadid mengambil napas panjang sebelum melanjutkan kembali perkataannya.

Antara Dua HatiWhere stories live. Discover now