•12

968 181 448
                                    



..

"Oikawa?? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Iwaizumi yang heran dengan kehadiran Oikawa di depan rumahnya.

"Tentu saja untuk menjemput Iwa-chan" sahut Oikawa.

"Ohh, rupanya sudah ingat dengan sahabatnya nih" sindir Iwaizumi.

"Iwa-chann.."

"Hahahaha, memang benar kan? Kau belakangan ini selalu berangkat dan pulang bersama Kunimi"

"Iwa-chan juga selalu bersama chibi-chan tahu!"

"Apa hubungannya hah kussoikawa?"

Oikawa menggeleng, "Tidak tahu, hehehehe"

"Dan lagi hari ini Kunimi-chan berangkat bersama Kindaichi kok" lanjutnya. Raut wajah Oikawa berubah masam sekarang.

"He.. apa kau cemburu?" goda Iwaizumi.

"Ti-tidak, aku tidak cemburu tahu!"

"Ha'i ha'i, etto kemarin apa kau berkencan dengan Kunimi?" tanya Iwaizumi.

"Tidak"

Iwaizumi memicingkan matanya. Bisa-bisanya makhluk alay dihadapannya ini berbohong. "Hontou?? Demo, aku kemarin melihatmu bermesraan dengan Kunimi lho"

"E-eh?! Doko?? Kau melihatku dimana Iwa-chan?" Oikawa meraih kedua bahu Iwaizumi.

"Di toko roti langgananmu"

Oikawa mengguncang kedua bahu gadis itu, "Kau melihatku? Lalu kenapa kau tidak menyapaku Iwa-chan??"

"Heii.. Le-lepaskan aku Oikawa bodoh, kau membuat kepalaku pusing" seru Iwazumi.

"Jawab aku Iwa-chan, kenapa aku tidak menyapaku?"

"Malas, aku malas menyapamu"

"Usooo!!!" Oikawa semakin kencang mengguncang tubuh Iwaizumi.

"Kubilang lepaskan aku Oikawa sialan" Iwaizumi mengepalkan tangannya dan kemudian melakukan pukulan upper cut ke Oikawa.

"IITTAAIII... IITTAAII YO IWA-CHAN.. HIDOII..." seru Oikawa memegangi dagunya yang ngilu.

"Itu balasannya karena kau membuat kepalaku pusing bodoh!!"

"Hikss.. hikss.. hikss.. Iwa-chan hidoi. Kemarin kau tega membuangku ke tempat sampah dan membuatku menjadi bahan gosip Makki dan Matsun, lalu sekarang kau memukulku.. huaaaa... Hidoiii" Oikawa kini berjongkok dan menyembunyikan wajahnya.

"Hentikan drama bodohmu ini Oikawa, aku muak"

"Hikss..hikss.. hikss... Hidoi yoo.." pemuda itu masih menangis.

Iwaizumi menghela nafas lelah, rasa iba mulai menghampirinya. Gadis itu lalu ikut berjongkok dan mengangkat wajah Oikawa. Terlihatlah air mata membasahi kedua pipi Oikawa.

"Dasar cengeng, aku sekarang jadi ragu. Sebenarnya kau ini laki-laki atau perempuan hah?"

"Iwa-chann..."

"Hahahahaha.. ha'i ha'i gomenne, maaf karena sudah memukulmu. Tapi kau memang pantas mendapatkannya sih"

"Iwa-chann.. hikss..."

"Hentikan bodoh! Kau itu laki-laki. Jangan menangis hanya karena hal sepele. Kemana hilangnya keberanianmu saat berhasil menghabisi 30 berandalan 2 tahun lalu hm??"

"Itukan karena aku tidak sendirian Iwa-chan"

"Lalu apa bedanya? Kau tahu bahkan sampai sekarang pun masih banyak orang yang takut padamu dan 2 sahabatmu itu"

Arus ||✅||Where stories live. Discover now