"A R U S"
Setidaknya seperti itulah keadaan hubungan kami saat ini, mengalir teratur selayaknya arus air,
"Aku tidak tahu jika jatuh cinta akan semenyakitkan ini"
"Cinta?! Aku sudah muak dengan kata-kata itu"
"Kami sudah bersama dan bersahabat baik...
"Okaeri Yuu, bagaimana harimu di sekolah? Apa menyenangkan?"
Seperti biasa, ibu selalu memberikan pertanyaan yang sama padaku di setiap harinya.
"Tentu saja menyenangkan bu, Yuu langsung ke kamar saja ya"
Dan seperti biasa pula aku selalu menjawabnya seperti itu.
"Iya, tapi jangan lupa untuk turun dan makan malam oke?!"
"Pasti bu" sahutku dengan menampilkan cengiran khas yang hanya dimiliki oleh seorang Nishinoya Yuu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(Pict? Pinterest. Itu buat contoh senyumnya Nishinoya. Manis kan?)
Entah kenapa ibu malah menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.
"Eh?! Doushitano bu?"
Ibu menggeleng, "Entah kenapa senyummu terlihat sangat manis hari ini Yuu. Ibu harap senyum itu akan selalu terukir di wajahmu"
"Hahaha.. ini adalah senyumku yang biasanya ibu. Sudah ya, Yuu naik dulu.."
Tap.. tap.. tap..
Sejenak aku menatap pintu kamarku seraya mengambil nafas panjang. Tanganku terulur untuk membuka pintu itu.
Cklek..
Aku menguncinya dan tak butuh waktu lama, tubuhku langsung merosot begitu saja. Air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya runtuh. Wajahku menengadah menatap langit-langit kamarku yang masih gelap gulita.
Aku menangis, menangisi keadaan yang selalu tak berpihak kepadaku.
"Nande??"
Ah, bahkan Kami-sama pun sepertinya bosan karena berulang kali ditanyai seperti itu olehku.
"Hiks.. hiks.. aku menyerah, aku ingin mengakhiri semua ini Kami-sama..."
Kuarahkan pandanganku untuk melihat tas sekolah yang terletak tepat di sampingku. Perlahan aku meraih tas itu dan membukanya, mengambil secarik kertas yang baru saja kudapatkan tadi siang.
