•41

849 167 121
                                    








...

Suna tengah asyik berjalan santai menuju cafenya. Entah karena angin apa, pemuda pecinta gosip itu memilih untuk mengambil jalan memutar yang melewati taman kota. Tampaknya ia ingin cuci mata sekaligus mencari bahan gosip baru. Akhir-akhir ini gosip yang didapatkannya terbilang cukup ampas dan monoton.

Kebanyakan adalah tentang aib Oikawa yang lagi-lagi menjadi bahan nistaan kekasihnya sendiri atau tingkah nyeleneh Daichi baru-baru ini yang menghebohkan satu sekolah.

Mau tau apa itu?

Seorang Sawamura Daichi yang terkenal berwibawa dan cukup disegani oleh satu angkatan tertangkap basah kamera Suna Rintarou tengah terjebak di atap sekolah dan tidak bisa turun. Disinyalir hal itu terjadi karena ulah iseng Sugawara Koushi yang melempar ponsel milik Daichi ke atap sekolah. Ponsel itu tertahan disana dan membuat sang empunya kalang kabut.

Dengan cepat Daichi mengambil tangga dan naik ke atas. Ketika belum sempat turun, bel masuk berbunyi dan penjaga sekolah dengan tanpa bersalah mengambil tangga itu tanpa tahu keberadaan Daichi.

Berakhirlah Daichi seharian penuh di atas sana dan menjadi bahan gosip satu sekolah.

"Shinsuke sedang apa ya? Haa.. aku merindukannya.." gumam Suna.

Kala melintasi taman kota, penglihatan Suna tak sengaja menangkap keberadaan Osamu serta Yachi yang tengah duduk berdua di salah satu bangku di sana.

"Are?! Bukankah itu Osamu dan Yachi??" tanyanya.

Suna memutuskan untuk menepi dan mencari tempat persembunyian guna menguping pembicaraan mereka. Tak lupa diambilnya juga beberapa foto keduanya, "Oh.. begitu rupanya. Aku paham sekarang, sepertinya mereka berdua tidak ditakdirkan untuk bersama. Kira-kira apa yang akan terjadi jika aku menunjukkan foto ini pada Kageyama?"









.
.

Atsumu menatap kagum hasil pekerjaannya kali ini. Ia ternyata cukup handal dalam urusan cuci piring dan membereskan meja makan.

"Ketika pulang nanti, aku akan pamer pada Samu si tukang makan kalau aku sebenarnya cukup berbakat dalam urusan rumah tangga. Kesampingkan masalah piring yang selalu pecah karena ulahku, yang terpenting sekarang adalah aku bisa mencuci piring" ujar Atsumu bangga.

Setelah memastikan semuanya benar-benar beres, Atsumu melangkahkan dirinya kembali ke kamar Sakusa guna memeriksa kondisi gadis itu.

Krieet...

"Omi-chan.." panggil Atsumu ketika pintu itu sudah terbuka dengan lebar. Maniknya menangkap kondisi Sakusa yang sudah terlelap dalam tidurnya, "Ah.. sepertinya obat yang dibawa Samu mulai bekerja" gumamnya.

Atsumu melanjutkan langkahnya memasuki kamar bernuansa hitam-putih itu dan berjalan menghampiri Sakusa. Dibenarkannya posisi tidur dari gadis pemilik surai bergelombang itu, menarik selimutnya sampai batas pundak Sakusa.

Sejenak kemudian, Atsumu mendudukkan dirinya pada pinggir tempat tidur queen size tersebut. Tangannya terulur guna menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Sakusa.

"Nee Omi-chann..." seru Atsumu dengan suara sepelan mungkin agar Sakusa tidak terganggu ataupun terbangun karena ulahnya. Disusunnya kembali niat dan tekad yang sudah dibulatkannya tadi, menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Gomenne, maafkan aku Omi-chan"

Tangan Atsumu kini berada pada pipi Sakusa, mengusap dan membelai lembut pipi gadis itu. "Maafkan aku.. maafkan aku Omi-chan karena aku seakan terlihat seperti memberikan harapan palsu padamu dan terkesan menjadikan dirimu sebagai pelampiasan. Tapi jujurnya, aku sama sekali tidak bermaksud demikian"

Arus ||✅||Where stories live. Discover now