•51

696 155 52
                                    


...

"Hinata.."

Gadis itu sedikit tersentak kala mendengar seseorang memanggil namanya. Ia akhirnya berbalik guna melihat siapa pelaku pemanggilan namanya tersebut.

"K-Kageyama?!" serunya ragu-ragu. Bukan karena apa, ia hanya takut kalau orang yang dilihatnya saat ini bukanlah Kageyama asli melainkan jelmaan hantu atau hal semacamnya.

"Haahh.." terdengar helaan nafas Kageyama, tampaknya ia menjadi kesal karena Hinata menatapnya seperti tengah menatap hantu. Ia kemudian berjongkok dan menyentil dahi Hinata, "Ini benar aku Kageyama dasar boge!! Apa yang kau lakukan malam-malam begini disini??"

"Syukurlah, kukira aku berhalusinasi tadi" sahut Hinata.

"Lupakan itu, ayo bangun. Kau bisa sakit nanti jika terus-terusan disini" ucap Kageyama seraya bangkit dan menarik tangan Hinata.

"Tidak mau.." Hinata menolak dan melepaskan tangannya dari genggaman Kageyama, "Aku ingin tetap disini. Aku ingin bersama dengan ayah dan Natsu"

"Kau bisa sakit Hinata dan kau akan semakin menambah beban pikiran Kuroo-san serta Atsumu-san"

"Pergilah Kageyama, jangan pedulikan aku.."




Hei, tidak sadarkah kalian bahwa kalian berdua masih di bawah guyuran hujan?



"Mana bisa begitu bodoh?!! Iwaizumi-san sudah menunggumu di dalam mobil"

"Sudahlah Kageyama, tinggalkan saja aku. Aku sudah tidak pantas hidup lagi setelah kejadian yang menimpa Kenma. Harusnya aku yang terbaring di rumah sakit sekarang dan bukan Kenma"

"Apa kau sudah tidak peduli lagi dengan ibumu?!"

Satu pertanyaan yang sangat menusuk hati Hinata.

"T-tentu saja aku masih peduli dan aku juga sangat menyayangi ibuku.."

"Kalau begitu bersihkan pikiran kotor itu dan ikutlah denganku" Kageyama kembali menarik tangan Hinata dan kali ini gadis itu menurut. Mereka berjalan menuju mobil Oikawa.

"Hi-Hinata?! K-kau tidak apa-apa kan?! C-cepat ambil handuk ini dan keringkan badanmu. Kau juga Kageyama" ucap Iwaizumi menyambut kedatangan kedua manusia itu seraya memberikan dua buah handuk yang entah kenapa bisa ada di dalam mobil Oikawa.

"Eh?! H-handuk darimana itu Iwa-chan?!" tanya Oikawa keheranan.

"Tentu saja dari rumah, memangnya mau darimana lagi?" sahut Iwaizumi.

"Lalu kenapa kau bisa membawanya?"

"Entahlah, aku hanya reflek mengambilnya sebelum berangkat ke rumah sakit"

"Insting seorang wanita memang kuat ya" batin Oikawa dengan manik yang intens menatap sang kekasih.

"Kenapa kau malah menatapku? Ayo cepat jalankan mobilnya Tooru" seru Iwaizumi membuyarkan lamunan Oikawa.

"H-ha?! Ja-jalankan?? Mau dijalankan kemana Iwa-chan?"

"Tentu saja ke rumah, mau kemana lagi?"

"Tidak ke rumah sakit saja Iwa-chan?"

"Kau mau orang tua sialan itu kembali mengatai Hinata ne Tooru?"

"Tidak. Baik-baik, kita pulang sekarang"

"Oikawa-san dan Iwaizumi-san seperti sepasang suami istri" batin Kageyama dan Hinata bersamaan.





.
.

"Minumlah dan hangatkan tubuh kalian" seru Iwaizumi seraya meletakkan dua buah cangkir coklat panas di hadapan Kageyama serta Hinata.

Arus ||✅||Where stories live. Discover now