•39

815 164 52
                                    









...

Hanamaki pov's on


Setelah cukup lama berbincang dengan salah satu ibu kantin (baca:ghibah), aku pamit undur diri dan kembali ke kelas.

"Yaattaaa.. akhirnya aku mendapatkan roti melon ini.."

Senang?! tentu saja aku merasa sangat senang saat ini. Kenapa? Itu karena aku berhasil mendapatkan roti melon kesukaanku dan Matsu di kantin.

Dan asal kalian tau, setiap kali ibu kantin ini menyediakan roti melon aku selalu datang terlambat dan berakhir dengan tidak kebagian. Untung saja hari ini aku mendapatkannya.

"Matsu pasti senang.."

Begitu memasuki kelas, aku melihat Matsu yang tampak kesal seraya menatap ponselnya sendiri.

"Doushitano Matsu? Kenapa kau tampak kesal?" tanyaku penasaran seraya memiringkan kepalaku sedikit guna mengintip ke arah ponsel Matsu.

"Ti-tidak, bukan apa-apa Maki" sahut Matsu cepat dan kembali meletakkan ponselnya ke tempat semula.

"Ah, Matsu berbohong, padahal jelas-jelas tadi dia sedang berbalas-balasan pesan dan baru saja ia menghapus seluruh histori pesan itu" gumamku.

Sejenak kemudian terlintas suatu ide gila dipikiranku, "Apa sebaiknya aku ikuti saja ya Matsu weekend nanti?"


Hanamaki pov's off




.
.

"Matsu, kau sudah selesai menempelkan semuanya?" tanya Hanamaki pada Matsukawa yang baru saja kembali dari misi penempelan informasi baru pada papan pengumuman.

Matsukawa mengangguk, "Tentu saja. Aku sudah menempelkannya di seluruh penjuru sekolah"

"Baguslah kalau begitu" seru Hanamaki lega, "Etto Matsu.. bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanyanya kemudian.

"Tentu, apa yang ingin kau tanyakan padaku sayang?"

"Apa ada seseorang yang tengah mengganggumu Matsu?"

"Eh?!"

"Um, bagaimana menjelaskannya ya?! Dari yang kulihat, belakangan ini kau tampak murung seperti tengah memikirkan banyak beban. Jika ada sesuatu kau bisa bercerita padaku Matsu. Aku tidak ingin kau jatuh sakit nantinya"

"Aku sebenarnya juga ingin menceritakannya padamu Maki. Tapi kali ini taruhannya adalah nyawamu, aku tidak bisa kehilanganmu hanya karena masalah ini. Dia adalah mantan kekasihku yang sangat gila. Gomen.. gomennasai Takahiro" batin Matsukawa.

"Matsu.. hei, kenapa kau jadi melamun?" tanya Hanamaki seraya mengguncang tubuh Matsukawa yang malah diam itu.

"Ap-apa eh.. aku tidak melamun Maki" sahut Matsukawa yang segera tersadar dari lamunannya.

Pemuda itu kemudian mengusak surai merah muda milik Hanamaki dengan gemas, "Aku tidak menutupi apapun darimu Maki. Jika ada sesuatu pasti akan kuceritakan padamu"

"Hm, baiklah kalau begitu. Ayo kembali ke kelas Matsu" ajak Hanamaki.

"Ikko Maki.." Matsukawa menggandeng bahu Hanamaki dan mulai berjalan beriringan menuju kelas mereka, 2-3.







"Kenapa kau berbohong padaku, Issei?"


.
.

"Wooa.. lihatlah Iwa-chan, kita menjadi yang pertama datang lho.." seru Oikawa senang kala memasuki ruang klub teater yang masih sepi itu.

Arus ||✅||Where stories live. Discover now