•46

749 161 113
                                    





...

"BERHENTI KAU OIKAWA TOORU!!" teriak Iwaizumi memecah keheningan malam kala itu. Sepi, tidak ada siapapun disana kecuali mereka berdua dikarenakan waktu yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.

Oikawa tak mengindahkan teriakan dari sang kekasih dan malah terus melanjutkan langkahnya.

"HEII.. KAU ITU TULI ATAU BAGAIMANA SIH?! BUKANKAH TADI DI CAFE KAU SUDAH MEMAAFKANKU?"

"...." Tetap tidak ada sahutan apapun dari pemuda itu.

"Hah.. kusso!!" umpat Iwaizumi seraya menghembuskan nafas kesal. Mau tidak mau ia harus berlari guna mengejar ketertinggalan jaraknya dengan Oikawa.

"TO- Akhh.." malang yang tidak dapat dihindari, Iwaizumi tersandung dan kemudian terjatuh akibat ada tali sepatunya yang lepas, "Itaiii..."

Hebatnya, Oikawa seakan tidak peduli dan terus melangkah bahkan semakin menjauh.

"Matt- akkhh itaii...." ringisnya lagi. Lututnya terasa sangat perih sekarang. Terlihat darah segar yang mulai mengalir dari sana.

"Arghh sialan!! OIKAWAAAA.. TOLONG AKU!!" seru Iwaizumi.

"Hah.." Oikawa menghela nafas seraya berbalik untuk memandang Iwaizumi, "Doushitano Iw- HEEE??? K-KAU KENAPA IWA-CHAN?" tanyanya panik. Buru-buru ia berlari untuk menghampiri gadis itu.

"Doushitano Iwa-chan?? Kenapa.. ada apa sayang?"

"Apa kau tidak bisa melihatnya sendiri hah?! Lututku terluka dan berdarah Tooru. Aku terjatuh karena tali sepatu sialan ini ketika berniat untuk mengejarmu" sahut Iwaizumi.

Oikawa beralih memandang lutut kanan Iwaizumi. Ternyata benar, terdapat luka yang baru saja tercipta disana. "Gomen Iwa-chan, maafkan aku.."

Iwaizumi menatap lekat-lekat wajah Oikawa yang tengah menunjukkan ekspresi sedih, kesal dan bersalah bersamaan saat ini. Ditangkupnya kedua pipi pemuda itu dengan kuat sehingga membuat bibirnya maju ke depan.

"Kenwapa Iw-"


Chuu~


Gadis itu mendaratkan ciuman singkat pada bibir Oikawa dan segera membuang muka setelah melakukan hal itu. Terlihat pipinya yang dihiasi dengan semburat merah khas orang tersipu.

"Maafkan aku Tooru, maafkan aku atas kejadian di cafe tadi.." lirihnya.

"Eh?!" sahut Oikawa yang diam-diam juga ikut tersipu karena ulah Iwaizumi.

"Jangan meninggalkanku lagi seperti itu. Aku tidak suka.."

"Eh?!"

"Langkahmu terlalu lebar untuk diriku yang memiliki tinggi tidak seberapa ini dasar baka"

"Astaga Iwa-chan, kalau bicara itu tatap orangnya dong" ucap Oikawa seraya meraih kedua pipi Iwaizumi dan membuat wajah mereka berdua saling bertatapan saat ini, "Eh.. pipinya Iwa-chan merah.. aaa jadi makin gemesin deh" ujarnya.

"Lepaskan pipiku Tooru.." seru Iwaizumi.

"Hehehe.. iya-iya. Etto, gomenne Iwa-chan. Maafkan aku karena tadi membuat keributan disana dan membuat Iwa-chan marah" ucap Oikawa.

"Yayaya.. kita sudah saling meminta maaf satu sama lain. Sekarang ayo gendong aku sampai rumah"

"Hah?!"

"Kenapa kau malah menjawab hah?? Cepat gendong aku Tooru.."

"Baik-baik, kau mau di depan atau dibelakang Iwa-chan?"

Arus ||✅||Where stories live. Discover now