•35

913 166 311
                                    







...

Kriettt..

"Tooru, sudah saatnya makan malam.." seru Iwaizumi ketika pintu kamar Oikawa sudah terbuka lebar. Gadis itu memilih untuk berdiri di ambang pintu saja.

"Sebentar Iwa-chan, sebentar lagi aku akan turun" sahut Oikawa yang tengah sibuk dengan laptopnya.

"Sebentarmu itu meresahkan Tooru, ayo turun sekarang!" Iwaizumi berangsur masuk dan menarik tangan pemuda itu.

"Serius Iwa-chan, sebentar lagi aku akan turun. Masih ada hal yang harus aku selesaikan" tolak Oikawa.

"Hahh,, baiklah. Kalau dalam 10 menit kau tidak segera turun, aku akan menyeretmu paksa"

"Iya Hajimeku sayang.. iyaaa"

Iwaizumi akhirnya pergi dan menutup kembali pintu kamar Oikawa.

"Tooru-nii tidak turun?" tanya Shu yang baru saja keluar dari kamarnya.

Iwaizumi menggeleng, "Sepertinya nii-chanmu itu semakin sibuk sekarang"

"Hahaha tentu saja, seorang Tooru-nii yang malas berurusan dengan urusan kantor sekarang menerima tanggungjawab besar hanya demi dirimu Iwa-nee" ucap Shu.

"Seharusnya dia menolak saja keputusan dari Papa"

"Jika aku tidak menerimanya lalu siapa lagi Iwa-chan? Dirimu? Tentu saja aku tidak akan membiarkannya. Sudah cukup ayah sialanmu itu saja yang membuatmu menderita" sahut Oikawa tiba-tiba.

"Eh?! Kau sudah selesai?" tanya Iwaizumi.

"Belum, aku lapar dan aku ingin makan. Nanti bisa dilanjutkan lagi kok. Ikko Shu, Iwa-chan.." Oikawa merangkul bahu adik dan kekasihnya itu untuk turun.

Keluarga Oikawa memulai acara makan malam mereka dan tentu saja si sulung menjadi yang tercepat selesai makan karena deadline laporan yang mengejarnya.

"Terimakasih atas makanannya, Tooru naik duluan ya.." pamit Oikawa yang kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Coba lihat.. jika bukan demi Hajime sudah kupastikan anak itu tidak akan serajin sekarang" seru Kousuke.

"Papa benar, Hajime memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk Tooru" sahut sang istri, Nazuka.

"Iwa-nee memang hebat" puji Shu.

"Aku?? Ti-tidak, dia melakukan itu memang karena niatnya sendiri" ucap Iwaizumi.

"Ara-ara, kau tidak perlu berkata seperti itu Hajime sayang. Sudah sana naiklah, temani Tooru. Dia akan semakin terlena jika tidak ada yang menjaganya" seru Nazuka.

"Eh?! Si-siapa yang akan membantu Mama cuci piring jika Hajime naik ke atas?" tanya Iwaizumi.

"Daijoubu, masih ada Shu dan suamiku. Ayo naiklah Hajime"

"B-baiklah, terimakasih atas makanannya. Hajime naik dulu ya Ma, Pa, Shu.. Oyasumi.." pamit Iwaizumi.

"Oyasumi..." sahut Kousuke, Nazuka dan Shu bersamaan.

Gadis itu kemudian naik dan menuju ke kamar Oikawa. Begitu sampai di depan kamar sang kekasih,

"Tooru, bolehkah aku masuk?" tanya Iwaizumi.

"Eh?! M-masuklah Iwa-chan" sahut Oikawa dari dalam.

Iwaizumi membuka pintu kamar Oikawa dan segera disambut dengan pemandangan sang pemilik kamar yang tengah menyandarkan dirinya pada headboard seraya berkencan dengan laptop kesayangannya.

Arus ||✅||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang