IL ~ 16 ✅

11.1K 750 20
                                    

Note :

This part untuk yang udah pilih cerita. Meibi part ini gak sesuai dengan ekpetasi readers but aku hanya ingin semua readers enjoy this part. Bingung? Just check it out.

WARNING : RATE 21+ and Soft BDSM

ALFIANT SUKI | POV

Aku merasa aneh. Rasanya ada yang mengekang gerak kedua tangan dan kakiku. Belum lagi rasa dingin yang menerpa tubuhku. Aku berusaha membuka mata namun tak mampu kulakukan. Pusing menerjang kepalaku tanpa bisa kucegah. Kucoba untuk menggerakkan kepalaku sekedar menghilangkan pening yang menggigit namun yang ada justru memperparah keadaanku. Tubuhku tak kuasa kugerakkan walau hanya menggesernya sedikit.

"Kau sudah sadar, pretty boy?" tanya seseorang.

Aku tak menjawab. Bukan karena tak mau namun tak bisa. Setiap kugerakkan kepalaku, pening itu menyerang dahsyat. Akhirnya aku hanya diam saat suara itu kembali menggema.

"Kurasa mereka telah memberikan obat dengan dosis yang cukup tinggi padamu, pretty boy." Orang itu terkekeh. Kucoba untuk mengenali suaranya namun gagal.

"Si...si...a...pa...k...kau?" tanyaku susah payah. Aku mencoba membuka mataku walau pusing ini tak bisa berkompromi. Aku harus tahu siapa yang telah melakukan hal ini padaku.

Dia tak menjawabku namun kekehannya semakin keras. Tak lama kemudian kurasakan tempatku berbaring bergerak. Kurasa orang itu ada disampingku saat ini.

"Jangan memaksakan diri untuk membuka matamu, pretty boy. Aku tahu kau masih pusing akibat obat bius itu." Orang itu menyentuh mataku yang kupaksa untuk terbuka. Tangannya kasar dan membuatku merinding ngeri.

"Ap...pa...ma...mak...sud...mu?" Aku tetap tak mau menyerah. Kutolehkan paksa wajahku untuk menghindari tangannya menyentuhku. Kucoba dan terus mencoba untuk membuat mataku terbuka.

"Kau menghirup asap obat bius yang kusebar dalam mobilmu, pretty boy. Akibatnya kau kehilangan kesadaran selama hampir 5 jam." jelasnya. Suara beratnya menambah merindingnya kudukku.

"Kau...menculikku?" pekikku lemah. Mataku mulai bisa terbuka namun pandanganku masih blur.

"Aku tak menculikmu, pretty boy. Aku hanya ingin memilikimu tanpa harus berkelahi dengan pangeran kecil itu."

Otakku seakan bereaksi cepat mendengar jawabannya. Kutolehkan wajahku menghadap orang itu. "Elmo! Dimana Elmo?" tanyaku keras. Walau pandanganku masih belum jelas namun pikiranku berkelana ke beberapa jam yang lalu. Saat aku bersama Elmo.

Terdengar dengusan keras disampingku. Tiba-tiba kurasakan kedua pipiku dicengkeram dengan kasar. Memaksaku untuk menatapnya. Aku mengerjap kedua mataku untuk memperjelas pandanganku.

"Aku tak suka kau menyebut nama pria lain saat kau bersamaku!" desisnya marah. Sejenak aku merasakan ketakutan mendengar ucapannya. Namun aku bukan orang yang menciut nyalinya saat diancam seperti ini. Kutatap matanya tajam.

"Tapi dia adalah suamiku! Suami yang sah! Dia juga satu-satunya orang yang boleh memilikiku! Baik tubuh atau hatiku!" tantangku. Kini aku sudah bisa melihat wajahnya dengan jelas. Sebuah wajah yang mampu membekukan kobaran api. Wajah yang sangat dingin.

"Oia?" tanyanya sinis. "Aku penasaran, apa yang akan dilakukannya jika dia tahu kau bersenang-senang bersamaku disini?" Ia tersenyum namun bagiku itu adalah seringai mengerikan.

Aku masih menatap tajam padanya. "Bersenang-senang dengan mengikatku ditempat tidur penuh kutu seperti ini?" tanyaku sarkartis. Aku sudah menyadari bahwa kedua tangan dan kakiku terikat ditempat tidur dengan tubuh setengah telanjang dan hanya menyisakan boxer. Kulihat kedua matanya berkilat marah namun hebatnya ia masih dapat mengendalikan emosi.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Där berättelser lever. Upptäck nu