IL ~ 03 ✅

22.9K 1.7K 25
                                    

IL ~ 03
.
.
.
ALFIANT SUKI | POV
.
.
.
Aku masih terpaku di tempatku berdiri. Diam tak bergerak, seolah bergerak adalah suatu kejahatan. Tangan itu masih melingkar di pinggangku. Punggungku tanpa sengaja menempel di dadanya. Aku dapat mencium aroma maskulin yang kuat dari tubuhnya. Terasa memabukkan dan membuatku nyaman. Tanpa sadar aku memejamkan mata, menghirup aroma itu kuat-kuat.

"Maaf, aku menabrakmu tadi."

Suaranya membuatku membuka mata. Suara yang begitu dalam dan berwibawa.

Aku menggeleng pelan. "It's okay. Toh aku baik-baik aja kok. Terima kasih udah menolongku."

"Hem...sama-sama." ujarnya sambil melepaskan pelukannya. Ada perasaan kehilangan ketika tangan besar itu menjauh dari tubuhku.

Saat aku berbalik, aku melihat sepasang mata yang menatapku tajam. Terasa terintimidasi oleh tatapannya, aku menundukkan kepalaku. Aku dapat merasakan, dia masih menatapku seakan mampu menelanjangiku.

Untunglah Hotma menyadari situasi saat ini. "Kami yang minta maaf karena melewati lorong ini. Kami cuma mau cepat sampai di kelas dan lorong ini adalah by pass ke arah kelas kami. Tolong jangan laporkan kami. Kami janji tidak akan melewati lorong ini lagi."

"Siapa nama kalian?"

"Aku Hotma Alfredo dan dia Alfiant Suki."

"Aku tidak akan melaporkan kalian karena berani melewati lorong ini. Aku juga berterima kasih karena kalian disini."

Aku mendongakkan kepalaku. "Berterima kasih untuk apa?"

"Karena kalian akan membantuku."









Aku memandang sekelilingku. Ada taman yang asri dikelilingi dengan beberapa pohon besar. Terasa berada di sebuah hutan namun tidak menyeramkan layaknya hutan pada umumnya. Disini yang kurasakan ketenangan dan kenyamanan. Aku tahu kalo sekolahku memiliki sebidang tanah yang luas di belakang sekolah namun aku tidak tahu bahwa tanah itu diubah menjadi sebuah taman yang sangat indah. Kurasa taman ini memang dikhususkan untuk murid spesial. Hal ini dibuktikan ketika kami akan masuk kedalam taman, Pangeran Elmo menggunakan semacam kartu khusus untuk membuka pintu taman.

"Terpesona dengan ini?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Aku tak pernah tahu ada taman yang begitu indah dan menenangkan seperti ini. Apa taman ini hanya untuk kalian?"

"Ya. Waktu kami melihat ada tanah kosong disini, kami berinisiatif untuk mengubahnya menjadi taman. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah, kami mulai mengerjakan taman dengan rancangan yang kami buat. Kami sendiri yang turun tangan mengerjakan semua proses pengerjaannya karena kami termasuk tipe perfeksionis."

Aku memandangnya tak percaya. "Ka...kalian mengerjakan semuanya sendiri?"

Dia tertawa. Aku takjub mendengar suara tawanya yang renyah dan anehnya menggetarkan manik-manik kecil di dadaku.

"Kau terkejut ya?" Aku kembali mengangguk.

"Kami memang mengerjakan semua detailnya. Mengeruk tanah, menyebarkan kompos, menanam bibit, membuat taman dan air mancur. Semuanya kami yang mengerjakan tanpa bantuan dari asisten ataupun pengawal kami. Kami memang ingin merasakan kelelahan saat kami bekerja. Ada kepuasan tersendiri saat semuanya jadi. Dan yang pasti kebanggaan karena kamilah yang membuatnya."

Aku bisa merasakan ada nada kebanggaan saat dia menceritakan proses pembuatan taman ini. Kuakui taman ini begitu indah.

Saat masuk ke taman ini tadi, aku melihat puluhan pohon pinus di kiri kanan jalan setapak yang kami lalui seakan mereka adalah pengawal yang menyambut kami. Ketika berjalan lebih jauh memasuki 'hutan' buatan ini, aku melihat ruangan luas yang di paving dengan 5 jenis paving yang tertata apik dan unik. Di ruangan luas itu terdapat beberapa kursi dan meja yang di atur seperti di kafe-kafe yang sering aku lihat. Menariknya, ditengah ruangan ada sebuah gazebo bundar dengan meja bar yang mengitarinya. Ketika aku berada didepan meja gazebo, aku baru melihat ada sebuah pantry kecil lengkap dengan lemari penyimpanan dan kulkas besar berpintu ganda. Semua dekorasi di gazebo ini terlihat kontras dengan warna meja dan kursi yang ada di sekelilingnya. Meja dan kursi di sini terbuat dari kayu mahoni yang di model sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti meja dan bangku yang menyatu. Sementara di dekat pohon-pohon pinus, ada beberapa kursi taman yang juga terbuat dari kayu mahoni. Semua perabot di plitur dengan indah dan mengkilap.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें