IL ~ 36 ✅

9K 564 16
                                    

Note :
Part ini khusus tentang Alfiant. Lanjutan dari part 31. Happy reading guys!



Aku menatap Ben yang terlihat tegang dengan pertanyaanku.

"Se...seorang yang terikat padamu?" tanyanya ragu. Aku mengangguk.

"Apa yang sudah kau ingat?" Aku mendengus kesal. Bukannya menjawab pertanyaanku malah balik bertanya!

"Gak banyak sih. Hanya sekelebat memori yang muncul seperti film. Seperti saat aku dan Marcus berlarian di kebun teh disana." jawabku sambil menunjuk ke arah salah satu sudut kebun teh yang luas tersebut.

Ben menoleh kearah kedua orangtua dan adiknya. Aku melirik ke semuanya untuk melihat reaksinya. Apakah mataku yang salah karena kulihat semuanya tegang dan gugup?

"Ada apa sih?" kepoku. 'Ada apa dengan sikap aneh mereka ini?'

Semuanya menatapku. "Maksudmu?" tanya Chad.

"Sikap kalian itu! Membuatku semakin penasaran tentang DIA!" seruku sebal. Aku menekankan kata Dia untuk menegaskan arah pembicaraan kami.

"Bagaimana bisa kau ingat dia?" tanya Ben -lagi!-. Sikapnya terlihat tenang walau masih terlihat gusar.

Aku memutar mataku. "Kan sudah kukatakan. Aku ingat beberapa memori yang seliweran dikepalaku. Tapi hanya sepotong-sepotong saja. Dan diantara memori itu, aku inget dia. Cuma blur."

"Apa yang kau ingat tentangnya?" tanya uncle Rob.

Walau kesal karena mereka bertanya tentang hal yang sama tapi akhirnya aku mencoba mengingat sosok yang sering mengganggu tidurku. Siang maupun malam. "Em...kurasa dia lebih tinggi dariku. Kulitnya...er...agak coklat dan rambutnya juga berwarna coklat."

"Kau sempat melihat wajahnya?" tanya Chad. Aku mencelos.

"Aku gak tau, Chadler! Semuanya blur. Makanya aku tanya kalian!" pekikku frustasi.

Ben tersenyum kecil. Begitu pula uncle Rob dan Chad. Sedangkan aunt Sarah dan baby C sudah pergi sejak aku membuka percakapan ini.

"Aku rasa aku bisa bantu kamu untuk ingat dia." ujar Ben.

Aku tersenyum lebar. "Benarkah?" Dan frustasiku mendadak lenyap.

Ben mengangguk. "Kau yakin, Ben?" tanya uncle Rob khawatir.

"Sudah saatnya dia tahu, ayah." tegas Ben.

Uncle Rob memejamkan mata sambil menghela nafas panjang. Sedangkan aku? Entah kenapa terasa ada percikan cahaya tak kasat mata yang mengelilingi kepalaku. Tanpa sadar aku mengangkat kedua ujung bibirku.

"Datanglah ke ruanganku sekarang, Al." perintah Ben.

"Apa aku akan menemukan yang aku cari disana?" tanyaku.

Ben tidak menjawab bahkan membalikkan badan dan berjalan meninggalkan teras ini. Aku menatap bingung punggung Ben yang mulai menghilang dibalik pintu kaca.

"Ikuti dia, Al." ujar Chad sambil menepuk bahuku. Aku mengangguk dan mulai berjalan mengikuti langkah Ben tadi. Tiba-tiba saja jantungku bergedub kencang dan kepalaku mendadak pening sehingga aku menghentikan langkahku.

Chad yang berjalan dibelakang langsung mendekatiku cepat. Begitu pula dengan uncle Rob. Pandangan khawatir terlihat di wajah keduanya.

"Kau baik-baik saja, Al?" cemas Chad. Aku memejamkan mata sejenak dan mencoba bernafas dengan teratur.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang