IL ~ 46 ✅

5.7K 430 34
                                    

"Kalian...bersaudara."

Mata kami melebar. "Ma...maksud...ayah...?" tanya uncle Matt gugup.

Hening...

Diam...

Dan...

"Ti..dak...mung...kin...!" ujar seseorang. Aku masih terpaku dengan kalimat absurd yang dikatakan kakek George sehigga tidak bisa mengira siapa yang bersuara tadi.

Kakek George menghela nafas dan menghembuskan dengan keras. Jantungku berdentum dan dadaku terasa sesak. Genggaman tangan Elmo mengencang sesaat setelah kalimat itu terucap.

"Kalian...Ryo, Matthew dan kau, Nathael bersaudara. Berbagi darah yang sama." lanjut kakek.

"Ganddy...serius?" tanya Elmo lemah. Suaranya seakan menghilang. Genggamannya semakin menguat membuatku meringis sakit. Namun aku berusaha menahannya. Uncle Rob dan Ben menatapku khawatir. Aku tersenyum tipis.

"Ayah...." panggil uncle Matt pelan. Matanya tak lepas dari kakek George.

"Maafkan aku, Matthew. Aku bukan ayahmu. Ayahmu adalah...Arthur Daniel, ayah Nathael."

Shock!!!

Elmo dan uncle Matt seayah?

"Sedangkan Ryo dan Matt...seibu."

Kalimat kedua seakan bom yang meledak diruangan ini.

Elmo melepaskan genggamannya dariku. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Uncle Matt (atau Matt?) duduk membisu di kursinya tanpa mengeluarkan suara. Wajahnya pucat dan dadanya naik turun dengan cepat.

Ryo? Dia juga memucat. Kedua tangannya yang diborgol menutupi wajahnya. Tubuhnya bergetar dan semakin bergetar saat kudengar suara tangis darinya.

"Kenapa...buuu?" tanyanya disela tangis Ryo. Ia mengangkat kedua kakinya dan duduk bergelung disofa. Kedua tangannya memeluk kedua kakinya dan wajahnya diletakkan diantara kedua pahanya. Tangisnya tidak berhenti walau tidak keras.

"Yukina Shiro adalah ibu dari Ryo dan Matthew. Daniel bertemu dengannya saat ada festival musim panas disini. Saat ini Daniel baru berusia 16 tahun dan Yukina berusia 26 tahun. Daniel langsung menyukai Yukina tanpa mengetahui jati diri Yukina yang janda dan beranak 1." Kakek George memulai ceritanya.

Isakan itu tidak berhenti. Kakek George menatap iba pada Ryo yang terlihat sangat terpukul. Aku hanya diam tanpa bisa mengatakan apapun. Bingung dan kaget berbaur menjadi satu membuatku hampir tidak bisa bernafas.

Ben mendekati kursiku dan menyentuh bahu kiriku. "Kau baik-baik saja, Al?" tanyanya pelan.

Aku mengangguk perlahan. Rasanya seluruh tulang ditubuhku lemas. Aku hampir tidak bisa duduk dengan nyaman karena perasaan tadi.

"Apa kau ingin beristirahat dikamar, Al?" tanya Ben lagi. Aku menggeleng.

"Aku ingin menemani Elmo, Ben." ujarku.

"Tapi...?" Wajah Ben terlihat khawatir. Aku tersenyum untuk menenangkannya.

"I'm fine, Ben. He needs me now." Ben membalas senyumku. Dia menempatkan bantal di punggungku dan meletakkan kursi agar kakiku bisa selonjor.

"He's not okay, Al." bisik Ben. Aku menoleh pada Elmo yang terlihat tidak sadar dengan apa yang dilakukan Ben padaku. Tubuhnya masih disebelahku namun matanya terpaku pada meja bundar kecil dihadapan kami. Kurasa pikirannya masih mencerna dengan penjelasan kakek George.

Kualihkan tatapanku pada uncle Matt. Wajahnya tidak jauh berbeda dengan Elmo namun tak separah Ryo yang masih belum reda tangisnya.

Dan kakek George melihat wajah ketiganya. Beliau melirikku dan memberikan senyum tipis.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Where stories live. Discover now