IL ~ 20 ✅

9.4K 692 17
                                    

3rd PERSON | POV

Elmo membuka matanya saat cahaya mentari mengganggu penglihatannya. Semalam ia tak dapat memejamkan mata. Percakapannya dengan sang kakek benar-benar telah membuatnya tak bisa tidur. Walau tubuhnya lelah namun matanya tak mau kompromi.

Elmo duduk dipuncak tempat tidur. Ia mengadahkan kepala, menatap plafon kamar yang ditinggalinya selama di rumah sakit ini. Pikirannya kembali mengingat perkataan kakeknya semalam.

"Kita cari pengganti Alfiant."

Elmo memejamkan mata, mencoba menghilangkan kata-kata yang telah membuyarkan malamnya yang tenang setelah mengetahui Alfiant masih bisa diselamatkan walau saat ini dalam keadaan koma. Dihembuskannya nafas dengan berat. Pening di kepalanya tiba-tiba menyeruak menghantamnya membuat Elmo memijit keningnya.

'Dimana aku dapatkan pengganti Alfiant'

'Adakah orang yang mau berpura-pura menjadi pendampingku sementara?'

Pertanyaan demi pertanyaan membuatnya bertambah pusing. Seakan semua kejadian menumpuk diotaknya sehingga membuatnya tak mampu berpikir.

Tok...tok...tok...

Ketukan dipintu kamarnya membuyarkan lamunannya. Dengan malas ditariknya kepalanya menatap pintu kamar. Keningnya berkerut.

"Ya?" jawabnya.

"Maaf mengganggu Pangeran. Tapi ada yang ingin bertemu anda."

"Siapa?"

"Saya Pangeran, Kolonel Benjamin Suarez." jawab Ben dibalik pintu.

"Tunggulah sebentar." Dengan kepala yang masih dilanda pusing, Elmo bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Saat melewati monitor kecil disamping kanannya, ia mendesah pelan. Lalu dengan gontai melanjutkan langkahnya kekamar mandi. Saat Elmo telah berada di dalam kamar mandi, saat itulah seseorang berjalan mendekati pembaringan Alfiant. Seseorang yang tak diketahui wajahnya karena ia membelakangi CCTV. Seseorang yang menatap dan menggenggam tangan Alfiant diatas selimut yang menutupi tubuh Alfiant.



*****



"Ada apa, kolonel?" tanya Elmo setelah membersihkan diri. Ia meneguk air putih didalam gelas dan memasukkan satu kapsul obat yang diberikan Ryo untuk meredakan sakit kepalanya.

"Maaf mengganggu istirahat anda, Pangeran. Tapi saya ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting dan sangat pribadi." Ben menatap tajam anak muda yang dipanggilnya Pangeran itu. Elmo balas menatapnya sekilas.

"Kau bisa pergi, Ryo. Dan tolong siapkan dokumen yang harus aku pelajari." usir Elmo halus. Ryo langsung mengerti dan undur diri meninggalkan Elmo dan Ben diruangan yang tak terlalu besar tersebut.

"Keperluan penting dan pribadi apakah yang membuatku harus mendengarmu sendiri?" tanya Elmo penasaran. Sakit kepalanya mulai menghilang perlahan.

"Ini tentang Pangeran Alfiant." katanya tegas. Elmo menatapnya tajam.

"Ada apa dengan Alfiant? Apa...apa dia--" tanya Elmo cepat. Dirinya dilanda keresahan dan kepanikan luar biasa. Pikirannya melayang, membayangkan hal buruk terjadi pada Alfiant.

"Tidak, Pangeran Elmo. Pangeran Alfiant masih koma diruang ICU." jawab Ben langsung. Ia tak mau membuat anak muda dihadapannya kuatir setelah apa yang telah mereka lalui.

Elmo menghela nafas lega. "Lalu apa maksudmu tadi?"

"Sebelumnya saya minta maaf karena mencampuri kepentingan anda. Namun sepertinya anda sedang mencari pengganti Pangeran Alfiant." Elmo terhenyak kaget namun ia bisa menguasai kekagetannya. Diam-diam Ben mengagumi penguasaan diri Elmo.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ