IL ~ 34 ✅

8.1K 583 28
                                    

ELMO NATHAEL | POV

Aku menatap dua siluet orang berjalan dari teras rumahku menuju pagar rumah lalu menghilang dibalik gerbang yang tinggi. Aku menghela nafas saat siluet mereka sudah tak tampak lagi.

Suara ketukan membuatku melirik kearah pintu. Dengan sedikit malas, kubalikkan badan dan berjalan ke kursi kebesaranku. Suara ketukan itu terdengar lagi saat aku sudah menempatkan diri di empuknya kursi tersebut.

"Masuk!" titahku.

Pintu ruanganku terbuka dan memunculkan wajah seseorang yang sangat kukenal. Ryo membungkukkan badan sebelum berjalan mendekati meja kerjaku.

"Ada yang ingin bertemu dengan anda, Yang Mulia." lapor Ryo. Aku mengernyit heran.

"Siapa?" tanyaku penasaran.

Ryo tampak ragu untuk langsung menjawabnya. Bahkan ia terlihat gusar dan tak nyaman. Aku menatapnya tajam.

"Siapa dia, Ryo?" tanyaku keras. Ryo tersentak mendengarnya. Ia bertambah gugup saat matanya bertemu denganku.

"Ma...af...Yang Mulia. Dia itu...dia..."

"Si--"

"Aku, Pangeran Elmo!" potong seseorang dari belakang Ryo. Ryo bertambah gugup hingga tubuhnya sedikit bergetar.

Aku mengalihkan tatapanku pada sosok dibelakang Ryo. Senyum tipis terpasung dibibirku setelah tahu siapa yang nekad masuk keruangan kerja pribadiku ini.

"Akhirnya kau muncul juga." ujarku. Sosok itu berjalan dengan anggun mendekati meja besarku.

"Apa kabarmu, honey?" sapanya. Aku membalasnya dengan senyuman sinis yang terbingkai senyum manis.

"Seperti yang kau lihat."

Dia berjalan semakin dekat lagi dengan mengitari meja besarku dan duduk menyandar pada ujung meja, tepat di samping kursiku. Aku tak merubah posisi dan melihat jelas raut wajah Ryo yang memucat. Matanya menatap nanar seseorang yang bersandar santai di samping kiriku.

"Kau boleh keluar, Ryo." pintaku yang justru membuatnya terkejut sehingga badannya sedikit melompat.

"Tap....tapi...Yang...Mulia...?" tanyanya ragu. Aku menatapnya tajam, seakan mengisyaratkannya untuk menghilangkan kecemasannya dan meninggalkan kami berdua. Dengan perasaan was-was, ia membungkuk kaku dan segera meninggalkanku dengan seseorang yang tak memperdulikan keberadaan Ryo.

"Kau sudah banyak berubah, honey." pujinya. Aku tersenyum miring dan berdiri menghadapnya. Kedua tangan kumasukkan ke saku celanaku. Dia-pun ikut berdiri sehingga kami saling berhadapan.

"Kau datang untuk menjemputnya kan?" tanyaku tenang. Dia mendekati dan menyentuh dadaku. Aku diam tak bereaksi.

"Sebenarnya, aku kangen padamu." bisiknya tepat ditelingaku. Aku masih tak beraksi.

"Aku sudah lama ingin bertemu denganmu tapi selalu gagal. Banyak orang yang tak ingin aku menemuimu lagi, honey. Mereka berusaha keras menghalangi langkahku untuk sekedar mengucapkan salam padamu." ungkapnya tepat di depan wajahku. Bibirnya hanya berjarak 3 jari dari bibirku hingga aku bisa mendengar jelas desahan nafasnya.

Lagi-lagi aku hanya diam. Bukan karena aku mulai terpengaruh olehnya namun aku ingin melihat sejauh apa usahanya untuk membuatku terpedaya. Sama seperti dulu.

Jemari lentiknya mulai mengusap dadaku. Sebelah tangannya terjulur kearah wajahku dan dengan santai mengelus pipiku. Aku memasang wajah datar dan kedua tanganku tetap aman di kedua saku celanaku.

"Dan sekarang aku bahagiaaaa sekali karena bisa menemuimu lagi. Bahkan bisa sedekat ini." desahnya tepat didepan bibirku. Aku menatapnya diam dan tetap pada posisiku.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang