IL ~ 17 ✅

10.9K 766 19
                                    

ELMO NATHAEL | POV

Sakit...

Tubuhku terasa sakit. Begitupun kepalaku. Rasanya ada yang menggodamnya dengan keras. Kucoba menggerakkan tubuhku tapi ada yang menahannya. 'Ada ada denganku?'

Kepalaku berdenyut hebat saat kucoba membuka mata. Bau tak enak menembus hidungku membuatku mual. Dengan sedikit paksaan, kubuka mataku.

Gelap...

Aku merasakan ada cahaya diatas kepalaku. Pandanganku masih blur namun aku merasakan aura gelap disekitarku. Sepertinya hanya ada sebuah lampu ditempatku sekarang, sedangkan disekelilingnya tak kulihat cahaya.

Pandanganku mulai jelas. Aku mengedarkan mata mengelilingi ruangan tempatku berada. Agaknya tempat ini sebuah kamar kecil yang pengap. Dan saat itulah kurasakan kedua tangan dan kakiku menempel disebuah kursi dengan keadaan terikat.

Hah? Terikat?

Kuperjelas pandanganku melihat tubuhku sendiri. Ya, aku benar-benar dalam keadaan terikat erat disebuah kursi. Kucoba untuk melepaskan ikatannya namun gagal. Agaknya ikatannya benar-benar kuat dan erat.

Sayup-sayup kudengar suara memecah pendengaranku. Terdengar suara sepatu mendekat ketempatku terikat. Aku langsung menunduk dan memejamkan mata, berpura-pura masih belum sadar.

"Dia belum sadar juga?" tanya seseorang didekatku. Aku mencoba untuk mengintip melalui bulu mata dan rambutku. Kulihat ada dua orang dengan bentuk tubuh yang berbeda. Walaupun pencahayaannya sangat minim, aku mencoba untuk mengamati kedua orang tersebut.

"Pengaruh obat itu terlalu kuat untuk mereka. Anak itu juga belum sadarkan diri." jawab yang lain. Kutajamkan telingaku untuk mengenal suaranya. Sepertinya suara yang terakhir itu tak asing ditelingaku.

"LC terlihat sangat menyukai queen cantik itu. Dia memang pantasnya jadi seorang wanita bukan seorang pria yang cantik." Terdengar kekehan dari mulut pria pertama.

'Yang mereka maksud Alfiant?' tanyaku dalam hati.

"Dia belum menjadi seorang queen, John! Dan kupastikan ia takkan pernah menjadi queen selamanya!" sembur pria kedua. Suara pria kedua itu begitu familiar. Aku mengintip mereka lagi. Sekarang mereka saling berhadapan didepanku. Aku cermati postur tubuh mereka. Agaknya pria pertama lebih tinggi dari pria kedua.

Kekehan pria pertama semakin membahana. "Kau masih ingin menjadikan anakmu sebagai seorang queen walau tanpa seorang king?" tanyanya disela tawanya.

"Matt yang akan menjadi king-nya." jawabnya cepat. Tawa pria pertama itu semakin keras. 

"Kau yakin Matt akan menuruti permintaanmu?" tanyanya lagi. Aku semakin menajamkan telinga dan mataku.

"Anak kecil itu yang akan membantuku." balasnya. Aku dapat melihat pria kedua itu tersenyum gembira.

Pria pertama yang dipanggil John itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "But he's not your grandchild." Aku tersentak mendengarnya.

"Sshhh....!" Pria kedua melirik kearahku, memastikan jika aku belum sadarkan diri. "Jangan bicara didepannya! Semua rencana kami bisa hancur jika ia tahu kebenarannya!" Suara pria kedua itu begitu ketakutan.

"Sorry..." bisik John. Lalu mereka berjalan menjauh dariku, keluar dari pancaran cahaya lampu. Tak lama kemudian terdengar suara handphone menggema.

"Ya!" jawab pria kedua.

"...."

"Apa??" teriaknya. Aku jadi penasaran dengan pembicaraannya.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang