IL ~ 47 ✅

9.9K 467 67
                                    

Tiga bulan....

Tak terasa waktu berjalan cepat. Tiga bulan yang lalu aku masih diliputi penasaran tingkat tinggi saat asisten King Daniel menyampaikanpesan kakek George untuk berkumpul di ruangan itu. Tiga bulan yang lalu aku terkejut dengan kondisi King Daniel yang ternyata menderita penyakit mematikan. Dan tiga bulan yang lalu, semua kebenaran terungkap.

Jika aku berkata bahwa aku tidak terkejut maka itu bohong besar. Aku benar-benar dibuat shock mendengar pengakuan demi pengakuan dari mulut yang hadir diruangan tersebut. Bahkan hingga kami meninggalkan ruangan pribadi King Daniel, tubuhku masih terasa lemas. Ben dan Elmo-lah yang membopongku kembali ke kamar kami.

Menilik semua kebenaran yang terungkap tiga bulan yang lalu, aku masih tidak mempercayai pendengaranku sendiri. Benarkah semua ini terjadi hanya Salah Faham dan Sakit Hati? Lalu kenapa harus kedua orang tua dari dua generasi diatasku yang 'harus' menanggung KESALAHAN orang lain? Apakah karena status yang mereka punyai yang membuat mereka jadi sasaran empuk? Ataukah ada konspirasi lain yang belum terungkap?

"Queeni..."

Aku mengerjapkan mata ditengah berkecamuknya pikiranku. Elmo..eh..Nath sudah bersimpuh dihadapanku. Sejak saat itu pula, aku mulai memanggilnya Nathael atau Nath. Sama dengan anggota kerajaan lainnya.

"Kau pasti melamun lagi." keluhnya. Aku tersenyum tipis.

"Maafkan aku. Aku butuh waktu untuk mencernanya." kataku sambil menangkup wajahnya. Nath membalas senyumanku dan mengecup keningku. Kemudian dia duduk merapat disampingku.

"Kau tahu? Aku juga harus mengartikan semua kejadian ini sebagai takdir. Walau aku sama bingung dan marahnya sepertimu tapi tidak ada yang bisa kita lakukan selain menerimanya. And that is fate." ujar Nath.

Aku mengangguk dalam dekapannya. "Aku tahu. Tapi tetap saja aku...er...kami merasa tidak adil. Kenapa keluarga kami yang harus menganggungnya? Dosa apa yang mereka lakukan hingga harus memberikan nyawa?" semburku. Dan itu benar-benar menyiksa pikiranku!

"Maafkan mereka, Gabe. Itulah solusi untuk menenangkan hati dan pikiranmu." pinta Nath. Oia, Nath juga merubah panggilanku menjadi Gabe dari Gabriel dan Marcus menjadi Rafe.

"Rafe pasti merasa tidak puas, Nath. Dia bukan tipe orang yang mudah adem." keluhku. Dan Nath malah terkekeh?

"Kenapa tertawa? Aku serius, Nathael!" sungutku. Kulepaskan pelukannya dan menatapnya tajam. Anehnya, tawa Nath tidak berhenti malah semakin keras.

"Kau pasti tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Rafe sekarang." kata Nath setelah tawanya mereda.

Aku mengerutkan dahi bingung. Nath menghilangkan kerut di dahiku dengan dua jarinya. "Jelaskan!" perintahku sambil bersidekap.

"Well...darimana kumulai ya?" gumam Nath sambil menggaruk leher belakangnya.

Aku mendelik. This boy turn my nerve on! "ELMO NATHAEL GREGORY!" pekikku kesal.

"Oke...oke....!! Tapi janji kau tidak langsung melabrak mereka ya?" Aku kembali mengernyit bingung. Dan sebelum sempat bertanya, Nath kembali berbicara.

"Rafe...em...Fey sudah...em...itu...em...dengan..em...Matt..." gumam Nath pelan.

"APA??" Kali ini aku berteriak. Apa yang ingin Nath sampaikan sebenarnya?

Nath menghela nafas. "Matt dan Rafe sudah melakukannya, queeni. I mean making love."

Aku ternganga. "Apa?" tanyaku lirih.

"Dan saat ini Rafe sudah bisa adem karena..." Nath menghela nafas lagi sambil memejamkan mata. Lalu membuka matanya, "...he is pregnant."

Adakah yang bisa memberiku aspirin sekarang?

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora