IL ~ 11 ✅

17.8K 992 22
                                    

IL ~ 11
.
.
.
WARNING : RATE 21+
.
.
.
.
.
Seorang pria berwajah sangar sedang menatap tajam orang yang ada di hadapannya. Informasi yang baru ia diterima membuatnya marah.

"Mereka pergi honeymoon katamu??" Aura kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

"Kau sudah dengar dengan jelas, LC. Mereka pergi honeymoon ke Verda." ungkap lawan bicaranya dengan nada datar. Tak ada ketakutan di wajahnya. Bahkan dia menghisap cerutu mahalnya.

"Bisa-bisanya mereka pergi dengan situasi seperti ini? Apa mereka tidak sadar kalau mereka bisa jadi sasaran kita?"

"Ya, kau benar. Aku juga sedikit terkejut saat King George menyuruhku menyiapkan pesawat untuk mereka kemarin malam." Pria itu mengernyitkan dahi sambil menghisap cerutu.

"Ah, iya. Kudengar si George memberikan sebuah pesawat baru sebagai hadiah pernikahan untuk calon ratu itu ya? Hebat juga dia. Bisa menaklukkan George yang terkenal berhati batu." ejek pria yang dipanggil LC tadi pada pria didepannya.

Pria yang disindirnya masih dengan santai menghisap cerutunya, tidak mengindahkan ejekan LC. Walau terlihat tidak perduli tapi raut wajahnya menunjukkan sebaliknya. LC menyeringai puas telah membangkitkan kemarahan pria itu.

"Well, kurasa dia memang pantas terpilih untuk jadi ratu. Hanya dia yang mampu memecahkan hati batu si George, yah selain Elmo tentunya." lanjut LC dengan nada yang dibuat seperti memahami sesuatu.

Kata-kata LC kali ini menohok tajam dirinya. Wajahnya tidak lagi terlihat tenang. Kemarahan yang sejak tadi ditahannya mulai terlihat. Dengusan keras dan mata yang merah sudah memperlihatkan emosinya yang memuncak.

"Jangan memaksaku membungkammu, Laurel Connor!! Jika mulut berbisamu tidak bisa dikontrol, maka aku sendiri yang akan mencabut lidahmu!!" semburnya marah dan menodongkan sebuah pistol kecil ke dahi LC.

Laurel kembali menyeringai. Ia tidak takut dengan pistol yang berada di keningnya karena ia pernah mengalami hal yang lebih mengerikan dari ini. Codet panjang di pelipis matanya adalah buktinya.

"Jangan juga mengancamku, Carl. Kita berdua mempunyai tujuan yang sama. Jika kau berani mencabut lidahku, maka aku akan menarik lehermu bersama lidahku. Bukankah itu sangat setia kawan?" balasnya sarkastis. Dengan tenang, Laurel menangkis pistol itu dari dahinya.

"Lagipula jika aku mati, apa kau bisa membalas sakit hatimu pada si George itu sendirian? Butuh berapa tahun lagi kau akan mendapatkan kesempatan langka seperti ini?" tanya Laurel arogan.

Pria yang bernama Carl itu hanya terdiam. Ia sangat tahu situasi yang dialaminya sekarang. Dengan berat ia menurunkan pistol itu dan duduk kembali. Wajahnya kembali terlihat tenang.

Seringai Laurel menjadi sebuah senyuman sinis. Diamnya Carl membuktikan apa yang dikatakannya benar. Carl membutuhkannya begitu pula dirinya.

"Aku sudah menerima informasi dimana mereka tinggal. Dan aku sudah menyuruh anak buahku untuk menjalankan rencana kita." jelasnya mengalihkan pembicaraan.

Laurel mencondongkan badannya ke meja besar di hadapannya untuk bicara lebih dekat pada Carl. "Pertanyaannya, apa kau masih mau bekerjasama menjalankan rencana yang sudah kita susun sejak lama, Perdana Menteri Carlos Aprilio?"

Carlos Aprilio menatap Laurel. Ia tak punya pilihan selain melanjutkan rencana yang sudah mereka sepakati. Yaitu menyingkirkan pengantin baru itu dan menjadikan seseorang sebagai raja.

"Kupastikan keputusan mereka meninggalkan Halfa adalah keputusan yang sangat tepat! Karena mereka takkan bisa kembali lagi kesini. Dan kita tinggal menunggu kematian George dan Daniel." desis Laurel dengan pancaran kemenangan.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن