IL ~ 29

7.8K 597 15
                                    

3rd PERSON | POV


Sepasang kaki berjalan cepat menuju ke sebuah ruangan. Dengan terburu, ia langsung membuka pintunya. Disana ada beberapa orang yang berdiri mengelilingi sisi pembaringan. Dan seorang remaja pria sedang duduk diatasnya. Kepala dan lengannya dibebat perban. Semuanya serentak melihatnya begitu pintu tertutup kembali.

"Selamat pagi semua." sapanya ramah. Semua mengangguk sopan. Pria itu berjalan mendekati mereka.

"Bagaimana keadaanmu, Al?" tanya pria itu pada remaja pria yang duduk diatas pembaringan.

"Bingung." jawabnya. Pria yang bertanya padanya hanya terkekeh geli.

"Kau masih ingat padaku?" tanyanya lagi. Remaja pria yang dipanggil Al menatapnya serius.

"Kau...Kolonel Benjamin Suarez kan?" jawabnya ragu. Ben tersenyum lebar.

"Bagus. Daya ingatmu lumayan juga." puji Ben. Alfiant tersipu mendengarnya.

"Anda memperkenalkan diri kemarin." balas Alfiant pelan. Ben tersenyum. Lalu ia mengalihkan pandangannya pada orang-orang berjas putih.

"Bisakah kalian meninggalkan kami?" pinta Ben pada beberapa orang berjas putih.

"Kecuali dr. Chadler Lewis." sambungnya. Orang yang dimaksud tetap diam tak bergerak ditempatnya berdiri.

Setelah beberapa orang yang tidak berkepentingan meninggalkan ruangan dan menutup pintu, barulah Chad berjalan mendekati Ben yang berdiri di sebelah kiri remaja itu.

"Apa yang dapat kau laporkan?" tanya Ben. Chad menyerahkan beberapa kertas yang dijepit disebuah binder berwarna coklat.

"Meanings?" tanya Ben. Chad memutar bola matanya dan segera merebut binder coklat tersebut.

"Positif retrograde amnesia." ungkap Chad. Ben diam menunggu kelanjutan penjelasan Chad.

"Meanings, he is fully forget everything or everyone that he knows before the accident." papar Chad.

Ben menatap lembut Alfiant yang terlihat bingung dan ketakutan. Perlahan ia mendekati brangkas Alfiant yang tertunduk sambil memainkan jarinya. Ciri khas Alfiant jika gugup. Lalu ia duduk diatas brangkas, disamping kiri Alfiant. Ditangkupnya jari-jari Alfiant dan meremasnya.

"You will remember, Al." katanya pelan. Alfiant mendongak dan menemukan sepasang mata hijau menatapnya dengan pancaran kasih sayang.

"Tapi bagaimana kalo aku tak bisa mengingatnya? Bahkan namaku sendiri aku lupa!" desahnya frustasi. Ben mengetatkan remasannya.

"Kita akan membantumu. Benar kan dr. Chadler?" tanya Ben. Chad yang berada dibelakangnya membenarkan ucapan Ben.

"Kau akan diterapi untuk mengembalikan ingatanmu. Tidak seperti jenis amnesia lainnya, retrograde amnesia ini bisa disembuhkan dengan terapi." jelas Chad.

"Tapi berapa lama aku bisa mengingat semuanya?" tanya Alfiant lagi. Ia menatap cemas pada Chad.

Chad menghela nafas. "Tergantung keinginanmu untuk sembuh." jawabnya retorik.

"I will help you." tandas Ben. Alfiant mengalihkan pandangan pada Ben. "I promise, Al. That's my word." janjinya.

Alfiant tersenyum tulus. Entah mengapa, ia merasa pernah mendengar kata-kata yang sama. Dan jauh dilubuk hatinya, ia sangat mempercayai janji Ben.

"Thank you, Kolonel." ucapnya tulus. Ben tersenyum puas. Satu langkah awal yaitu membuat Alfiant percaya padanya. Dan hal itu memudahkan proses terapi nantinya.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Where stories live. Discover now