IL ~ 38 ✅

6.4K 455 15
                                    

3rd | POV


"Karena aku tidak yakin kau mampu membunuh seorang anak dari orang yang kau cintai, Ryo William."

Ryo melotot sedangkan John mengangkat kedua alisnya. Namun tak lama kemudian, Ryo tersenyum pada Elmo. Tangan kirinya mengelus wajah datar Elmo.

"Kau benar, Pangeran Elmo. Tapi kau lupa bahwa aku tidak punya hubungan denganmu. Jadi aku tidak merasa ragu untuk membunuhmu walau kau anak Daniel." desis Ryo. Tatapannya tajam sekaligus dingin. Tangannya yang tadinya mengelus berubah jadi mencengkeram wajah Elmo.

"Ow....give me a break!" seru seseorang dibelakang Ryo. Ryo mendengus kasar namun tidak merubah posisinya.

"Kau bilang tidak ragu untuk membunuh Nathael karena kalian tidak saling berhubungan darah? Jangan membuatku muntah, Ryo William!!" sambungnya. Ryo menyipitkan mata dan melepaskan cengkramannya. Namun tetap menghadap Elmo.

Seseorang yang 'menginterupsi' percakapan Elmo dan Ryo melanjutkan perkataannya, "Pernyataanmu itu justru membuatku bertanya. Kenapa tidak kau lakukan selagi ada kesempatan, William? Seperti saat Elmo masih kecil?"

Ryo masih bertahan membelakangi orang yang mengajaknya bicara. "Aku menunggu saat yang tepat, Matthew!" balasnya.

Orang itu -Matt- tertawa keras. Membuat semua orang yang berada disana kebingungan. Bahkan para pengikut Ryo dan John hanya bisa membisu dengan acungan senjata yang mengarah pada kedua 'sandera' mereka.

Ryo mengernyitkan dahi dan langsung menoleh pada Matt yang masih tertawa. "Ada yang lucu, Pangeran Matthew?" tanyanya.

Matt mengikis tawanya sebelum menjawab pertanyaan Ryo. "Sangat lucu, Will. Kau memang berbakat jadi seorang pelawak." jawabnya retorik.

Matt yang masih terikat dan duduk dilantai balkon, menatap tajam Ryo yang juga sedang menatapnya. "Kau bukan menunggu saat yang tepat, Ryo William. Kau memang tidak bisa melenyapkan Nathael."

"Kau meragukanku, Matt?" tanya Ryo. Tangan kanannya masih mengarahkan moncong pistolnya pada dahi Elmo. Matanya masih menancap pada sosok Matthew dibawahnya. Suasana menegang seketika saat pelatuk pistol Ryo mulai bergerak.

"Nathael bukan targetmu, Will. Daniel-lah targetmu."

Gerakan jari Ryo terhenti. Elmo yang akan menjadi target pelurunya tetap memasang wajah datar namun seseorang dibalik tubuhnya memasang wajah takut.

"Kau bukan seorang assassin seperti John atau LC. Kau masih punya rasa kasihan dan ketidaktegaan. Dan kedua sifat itu tidak boleh dimiliki oleh seorang assassin profesional. Benar kan, John?"

Tepuk tangan terdengar dari keheningan malam yang kian menusuk. "Analisamu sangat relevan, Pangeran Matthew. Tapi kau juga harus tahu bahwa seorang assassin bisa juga membunuh sasarannya tanpa harus ia sendiri yang melakukannya."

Matt menaikkan sebelah bibirnya yang tampak biru dengan darah yang telah mengering disudutnya. "Memang benar. Dan Will termasuk kategori yang kedua."

Ryo memiringkan kepala dan menyunggingkan senyum miring. "Tapi dia takkan bisa membunuh Nathael. Terutama Daniel." sambung Matt.

"Why?" tanya John.

"Because he love them." Matt tidak melepaskan kontak mata dengan Ryo. Ryo terhenyak sejenak namun bisa menguasai diri lagi.

"I don't--"

"You do!" potong Matt.

"Ada bukti dari perkataanmu, Pangeran Matthew?" Kali ini John yang bertanya.

INCREDIBLE LOVE [BxB] #1 ✔Where stories live. Discover now