꧁☬𒆜*༆BAB 6༆*𒆜☬꧂

22 1 0
                                    

Afifah menoleh dan terdiam sejenak. Pria itu menatapnya sembari tersenyum. Afifah kembali menoleh dan akhirnya menganggukkan kepalanya.

Akhirnya mereka pergi menuju tempat yang di maksud. Mereka duduk berdua sembari berbincang. Tampak keindahan alam desa di sore hari. Sampai akhirnya mereka terdiam sejenak.

"Hm, Afifah!" ucap pria itu.

Afifah menoleh dan tersenyum dari balik kain yang menutup sebagian wajahnya.

"Hm, terimakasih! Kau sudah mau memberikan aku ijin untuk membantunya berjualan! Aku senang bisa bertemu denganmu!" ucap pria itu.

"Aku yang harus berterima kasih padamu!" Afifah menjawab dengan santainya.

"Hm, ya! Oh ya, apakah kita bisa pulang sekarang? Aku sepertinya kelupaan sesuatu di rumah!" ucap pria itu.

Afifah mengangguk pelan. Mereka bangkit dan hendak berjalan menjauhi tempat itu. Pria itu berjalan di belakang Afifah. Tiba-tiba sesuatu terjadi.

Sebuah tangan menarik tangan Afifah. Ia menoleh secara spontan. Dan sebuah kecupan di kening terjadi begitu saja. Afifah kaget bukan main. Wajahnya memerah.

Ia tampak malu. Benar saja, pria itu memberikan sebuah kecupan kilat itu. Kedua matanya berkedip dan perlahan menatap pria itu. Pria itu tersenyum senang.

"Terima kasih Afifah! Aku senang bisa bertemu denganmu! Aku merindukanmu!" bisik pria itu.

Seketika bulu kuduk Afifah merinding dan ia terbujur kaku. Wajahnya masih memerah. Detak jantungnya berdegup kencang. Ia tak dapat melakukan apapun. Lidahnya kelu.

Tak dapat terucap sepatah katapun. Akhirnya pria itu berpamitan dengan Afifah. Kedua mata Afifah terpaku pada sosok pria yang sudah membuat jantungnya berdebar.

Akhirnya, ia kembali menuju rumahnya. Mengenai kejadian itu, Afifah tak mau memberitahu siapapun terutama pada sang kakak, Ega.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang